Hargai dan gunakan karunia Tuhan

“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Filipi 2:12-13

Filipi 2:12–18 menjelaskan bagaimana orang Kristen seharusnya hidup, mengingat semua yang Kristus sudah lakukan bagi mereka. Perintah untuk ”mengerjakan” keselamatan adalah arahan untuk membiarkan kelahiran baru di dalam Kristus terwujud dalam tindakan nyata. Sebagai bagian dari ini, orang percaya harus melayani Tuhan tanpa menggerutu atau mengeluh. Paulus tahu bahwa pelayanannya kepada Tuhan tidaklah mudah, tetapi ini hanyalah bentuk persembahan seperti yang lain. Semua orang Kristen diundang untuk melayani dengan cara yang sama tanpa pamrih.

Ayat 12-13 ini beralih dari fokus Paulus pada kerendahan hati Kristus ke kebutuhan orang Kristen untuk menjalankan iman mereka agar dilihat dunia. Ia mencatat peralihannya dengan menggunakan “karena itu,” merujuk kepada para pembacanya sebagai “saudara-saudaraku yang kekasih” atau “orang-orang yang kukasihi”. Paulus juga menggunakan kata-kata ini kepada orang-orang Kristen di Filipi dalam Filipi 4:1. Dalam kedua konteks tersebut, fokusnya adalah untuk menekankan kasihnya kepada para pembacanya sebelum memberi mereka perintah untuk taat.

Paulus mencatat orang-orang Filipi telah dengan setia mengikuti ajarannya baik ketika ia bersama mereka atau tidak. Mengikuti petunjuk guru ketika ia tidak bersama murid-muridnya adalah ujian kesetiaan yang utama, dan orang-orang Kristen di Filipi telah melakukan hal itu. Selama tahun-tahun mereka berpisah, Paulus tetap berhubungan dengan kelompok orang percaya ini. Bab 4 membahas beberapa kali mereka telah mengirimkan sumbangan keuangan kepadanya untuk membantunya dalam pelayanannya.

Paulus juga memberikan perintah menggunakan frasa yang aneh dan sering disalahpahami: “kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.” Pernyataan unik ini berbicara tentang ketaatan yang berkelanjutan bagi mereka yang telah diselamatkan. Penting untuk dicatat bahwa Paulus tidak menyuruh mereka untuk mengusahakan (work for) keselamatan mereka. Pernyataan ini menyiratkan perlunya untuk menjalankan (work out) —untuk mempraktikkan, menunjukkan, dan menyatakan—keselamatan yang dimiliki orang percaya di dalam Kristus.

Konsep “takut dan gentar” membahas rasa hormat yang penuh penyembahan kepada Tuhan. Ini bergema kembali ke konteks setiap lutut yang bertekuk di hadapan Tuhan yang disebutkan dalam ayat 10.

Paulus menggambarkan Yesus Kristus sebagai orang yang bersedia untuk rendah hati, dalam ketaatan kepada Allah Bapa. Untuk itu, Allah akan meninggikan nama Yesus di atas semua nama lainnya. Suatu hari nanti, dengan satu atau lain cara, semua orang akan mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, dan tunduk kepada-Nya. Paulus ingin jemaat Filipi hidup dengan rasa cukup dan bersatu, tanpa mengeluh.

Dalam ayat 12, Paulus memerintahkan orang-orang Kristen di Filipi untuk “mengerjakan keselamatan mereka sendiri,” yang berarti mereka harus mempraktikkan kebenaran kepercayaan mereka. Siapa mereka di dalam Kristus perlu “meyatakan keselamatan” melalui tindakan dan sikap mereka. Alasan untuk perintah ini diberikan di sini dalam ayat 13: Allah sudah melengkapi orang-orang percaya dengan kekuatan dan kesempatan yang tidak boleh diabaikan. Pemahaman ini seharusnya menuntun orang-orang percaya kepada rasa kagum dan penghargaan yang mendalam atas kebesaran Tuhan.

Paulus kemudian menambahkan dua hal di mana Allah bekerja dalam kehidupan orang percaya. Pertama, Allah bekerja di dalam kita untuk “menghendaki” kesenangan-Nya. Ini termasuk gagasan tentang menaruh keinginan atau memimpin orang percaya untuk melayani Tuhan.

Kedua, Allah bekerja di dalam kita “untuk bekerja” demi kesenangan-Nya. Roh Allah di dalam orang percaya memberikan keinginan dan kekuatan untuk hidup bagi Tuhan. “Pekerjaan” muncul sebagai tema umum dalam surat ini (Filipi 1:6; 2:12, 25, 30; 4:3). Gagasan tentang “kerelaan-Nya” melibatkan ketaatan (Filipi 2:12) menurut Roh Allah. Ini bukanlah ketaatan legalistik terhadap hukum yang Paulus bicarakan dalam ajaran-ajaran sesat kelompok sunat, melainkan ketaatan yang didasarkan pada kasih kepada Allah berdasarkan Roh yang hidup di dalam orang percaya yang mau mendengar bimbingan Roh Kudus dan tidak mendukakan–Nya.

Pagi ini Paulus melanjutkan nasihatnya kepada kita:

“Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia” Filipi 2: 14-15

Tinggalkan komentar