“Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” Matius 10:32

Matius 10:26–33 melanjutkan dorongan Yesus, saat Ia mengutus kedua belas rasul dengan otoritas-Nya. Ia memerintahkan para rasul untuk menyebarkan apa yang Ia sudah katakan kepada mereka ke mana-mana. Penganiayaan akan menimpa mereka, tetapi mereka tidak perlu takut. Musuh-musuh mereka hanya dapat membunuh tubuh mereka. Sebaliknya, mereka harus takut kepada Tuhan dan memahami bahwa Bapa mereka peduli kepada mereka. Yesus menyatakan bahwa Ia juga akan mengakui kepada Bapa-Nya setiap orang yang mengakui-Nya kepada orang lain. Akan tetapi, mereka yang menyangkal identitas-Nya sebagai Putra Allah, akan Ia sangkal.
Yesus memberikan otoritas-Nya atas penyakit, setan, dan bahkan kematian kepada kedua belas rasul pilihan-Nya. Ia memberi mereka petunjuk sebagai persiapan untuk perjalanan singkat ke kota-kota Galilea dan pelayanan mereka setelah Ia meninggalkan bumi. Pertama, mereka akan mengabarkan pesan-Nya tentang kerajaan di kota-kota Israel saat mereka menyembuhkan dan mengusir setan untuk menunjukkan kuasa-Nya. Kemudian, mereka akan menderita penganiayaan hebat saat mereka mewakili-Nya di hadapan orang Yahudi dan non-Yahudi. Namun, mereka tidak perlu takut, dan percaya bahwa Bapa mereka akan menyertai mereka dan memberi mereka pahala.
Pernyataan Yesus kepada kedua belas rasul pilihan-Nya ini merupakan gambaran Injil yang jelas dan lugas kepada semua orang. Ia menegaskan maksudnya dengan jelas: Yesus akan mengakui kepada Allah setiap orang yang mengakui Kristus kepada orang lain dalam hidup ini. Setiap orang Kristen sejati akan mengakui Yesus dalam arti bahwa mereka akan meneguhkan Dia sebagai Mesias, Kristus, Anak Allah. Mereka harus menunjukkan iman kepada Yesus sebagai satu-satunya jalan bagi setiap orang untuk datang kepada Bapa (Yohanes 14:6). Ini yang harus mereka nyatakan kepada orang lain dan bukannya mengakui bahwa ada banyak jalan ke Roma.
Jika orang mengakui Yesus sebagai Anak Allah, Dia akan mengakui mereka sebagai umat-Nya kepada Bapa dan menyatakan bahwa mereka adalah milik-Nya dan, dengan cara itu, menjamin tempat mereka dalam kekekalan bersama Allah Bapa. Gambaran tersebut adalah seperti seorang saksi yang benar di pengadilan yang membela terdakwa di hadapan hakim. Hakim akan lebih mempercayai perkataan Putra-Nya daripada tuduhan musuh-musuh-Nya. Dengan cara ini, pengakuan oleh Yesus akan menjadi pembeda antara hidup dan mati, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut (Yohanes 3:16–18; 3:36).
Lalu dalam praktiknya, bagaimana kita bisa mengakui Dia? Dalam Perjanjian Lama, Amsal 3:6 memberikan instruksi dan janji: “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu”. Keinginan untuk mengakui Tuhan dan mengikuti pimpinan-Nya dengan saksama adalah hal yang luar biasa sebagai akibat pekerjaan Roh Kudus. Jika kita melengkapi konteksnya, Amsal 3:5 berkata, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” Jadi, mengakui Tuhan dimulai dengan memercayai-Nya dan tidak memercayai hikmat kita sendiri.
Mengakui Tuhan dalam segala laku kita berarti “mengenal Dia” (yang merupakan terjemahan bahasa Ibrani), yaitu mengakui bahwa Tuhan adalah Pribadi yang bekerja dalam hidup kita dengan kuasa, hikmat, kebaikan, dan keadilan (lihat Efesus 3:20). Oleh karena itu, Dia layak untuk diikuti.
Berikut ini adalah sejumlah bidang praktis yang penting dalam kehidupan seorang Kristen yang berusaha mengakui Tuhan dalam segala laku-Nya:
- Kita akan mulai mengakui Tuhan dalam segala laku kita ketika kita merenungkan betapa sempurnanya Tuhan telah mengampuni kita. Tuhan mengasihi Anda dengan sepenuh hati dan telah mengampuni Anda sepenuhnya. Renungkan Mazmur 103:11–12; Roma 8:1; Kolose 1:22.
- Kita akan belajar mengakui Tuhan dalam segala hal ketika kita membaca Firman Tuhan dengan setia. Itu adalah buku panduan Anda untuk mengenal Tuhan dan bertumbuh dalam hikmat-Nya. Selalu ada sesuatu yang baru untuk ditemukan dalam Kitab Suci. Cintai itu. Pelajarilah. Hafalkanlah. Pikirkan tentang apa yang dikatakannya. Saat Anda membaca, carilah seperti apa Tuhan itu—karakter-Nya. Carilah kebenaran yang perlu Anda percayai, dan carilah sesuatu yang perlu Anda lakukan. Terapkan itu dalam hidup Anda.
- Untuk mengakui Tuhan dalam segala hal, kita harus membiarkan Alkitab mengubah kita. Jadilah rendah hati dan siap untuk taat. Dengan cara ini kita berpartisipasi dalam pengudusan kita (1 Tesalonika 4:3–5; Titus 2:11–14). Jika Firman Tuhan menyinari jiwa Anda dan menyingkapkan suatu area dosa dalam hidup Anda, bersiaplah untuk mengakuinya dan meninggalkannya. JAnganlah Anda merasa bahwa semua yang terjadi dalam hidup Anda adalah sebuah takdir yang tidak bisa dihindari.
- Janganlah Anda merasa bahwa sebagai orang pilihan, Tuhan akan menerima Anda “sebagai mana adanya”. Bertobatlah dengan sungguh-sungguh atas dosa tersebut dan mintalah Tuhan untuk membantu Anda melakukan apa yang benar—apa pun yang diperlukan! Jika Anda merasa telah “mengarahkan jalan Anda sendiri,” mintalah pengampunan Tuhan, sebutkan saat-saat tertentu ketika Anda tahu bahwa Anda telah menempuh jalan Anda sendiri. Bersyukurlah kepada-Nya atas pengampunan-Nya, dan jadikanlah tujuan Anda untuk menyenangkan Tuhan (2 Korintus 5:9).
- Bagian utama dari mengakui Tuhan dalam segala jalan kita adalah “berdoa terus-menerus” (1 Tesalonika 5:17). Tuhan mengasihi Anda. Dia peduli tentang Anda dan menginginkan hubungan dengan Anda—bukan berarti Anda mengikuti daftar aturan yang legalistik dan merugikan diri sendiri yang membuat Anda bertanya-tanya apakah Anda pernah dapat “berbuat cukup.”
- Bagikan dengan Bapa Surgawi apa yang Anda alami: sukacita, ketakutan, tujuan, keinginan, dan kegagalan Anda. Kita tidak dapat menyembunyikan pikiran kita dari Tuhan, dan kita tidak boleh mencoba menutupinya. Bersyukurlah atas berkat-berkat-Nya dan atas pencobaan-pencobaan, karena Anda tahu Dia akan bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28). Berdoalah saat Anda meluangkan waktu bersama-Nya dan teruslah berbicara dengan-Nya sepanjang hari di mana pun Anda berada.
- Untuk membantu kita mengakui Tuhan dalam segala hal, kita harus menjadi bagian dari gereja yang baik dan percaya pada Alkitab (Ibrani 10:24–25). Kita tidak ke gereja untuk belajar berdebat teologi atau memusuhi mereka yang tidak sealiran. Kita tidak pergi ke gereja hanya untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri, tetapi untuk menjadi penyemangat dan pembimbing orang lain. Keluarga gereja kita menjadi keluarga rohani kita yang lebih luas, yang mencakup semua orang yang mengasihi Tuhan.
- Saat Anda bertumbuh dalam kedewasaan, Anda akan menemukan keinginan untuk melayani. Tuhan akan menempatkan di dalam hati Anda suatu bidang pelayanan, dan saat Anda mulai melayani, itu akan mendatangkan sukacita bagi diri Anda dan orang lain. Pendeta Anda dapat membimbing Anda ke tempat di mana Anda dapat menggunakan karunia-karunia Anda untuk melayani Tuhan dan memberitakan Injil secara efektif.
Mungkin Anda masih mempertanyakan hubungan pengakuan akan Tuhan dan pertumbuhan rohani kita. Ayat 2 Petrus 1:3–11 menjelaskan seperti apa pertumbuhan dalam keserupaan dengan Kristus. Ayat 3 mengatakan, “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.” Allah telah memberikan kepada kita sumber daya ilahi-Nya, semua yang kita butuhkan, untuk memampukan kita hidup bagi-Nya.
Semakin Anda mengenal Allah, semakin Anda akan mengasihi-Nya. Itu adalah suatu kepastian. Semakin Anda mengasihi-Nya, semakin Anda akan ingin menaati-Nya, karena Anda tahu itu akan menyenangkan-Nya. Jalannya tidak akan selalu mudah, tetapi jika kita percaya kepada-Nya, kita dapat bersandar pada kehendak-Nya bagi kita dan membiarkan Dia mengarahkan jalan kita.
Mengakui Allah dalam segala jalan dapat dijelaskan dengan cara ini: “Tempatkan Dia di hadapan Anda; ingatlah Dia selalu; anggaplah Dia selalu hadir bersama Anda, perhatikan setiap langkah Anda; dan jangan mengambil satu langkah pun tanpa izin-Nya, dan tanpa nasihat-Nya; mintalah hikmat dari Dia yang memberi dengan murah hati; tanyakan firman-Nya, dan jadikan Kitab Suci sebagai penasihat Anda, jangan hidup menurut daging, melainkan menurut Roh; ketika segala sesuatu berjalan buruk dan bertentangan, dan tidak sesuai dengan pikiran Anda, berserahlah kepada kedaulatan-Nya.
Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” (Mazmur 46:10).