“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” Matius 11:6

Matius 11:1–19 membahas tentang Yohanes Pembaptis, yang saat itu berada di penjara (Matius 4:12). Yohanes mengutus murid-muridnya sendiri untuk bertanya kepada Yesus. Itu karena kemasyghulan yang ada dalam pikiran Yohanes.
Yohanes tampaknya bertanya-tanya apakah Yesus benar-benar Mesias (Matius 11:1–3). Yesus menanggapi dengan menghubungkan mukjizat penyembuhan dan khotbah-Nya dengan nubuat-nubuat dari Yesaya (Matius 11:4–5).
Keraguan tentang identitas Yesus adalah masalah umum para pengikut Yesus sebelum penyaliban dan kebangkitan-Nya (Matius 16:21–23; Yohanes 2:22). Memang Yesus telah menyatakan bahwa Mesias akan datang dengan kesembuhan dan harapan, serta janji penghakiman Allah. Tetapi, banyak orang yang seperti Yohanes berharap bahwa Mesias akan segera mendatangkan penghakiman Allah atas orang-orang di Israel yang belum bertobat dari dosa mereka, serta para penindas Israel.
Pertanyaan Yohanes mungkin merupakan ungkapan keraguan. Atau, mungkin merupakan cara untuk mengungkapkan kebingungan, seolah-olah berkata: “Yesus, apakah Engkau akan melakukan hal-hal ini, atau tidak?”
Yesus yang sudah memberi mereka jawaban kemudian mendukung Yohanes di hadapan orang banyak. Ia mengingatkan mereka tentang ketabahan Yohanes dan menegaskan bahwa Yohanes adalah nabi yang menggenapi nubuat tentang orang yang akan mempersiapkan jalan bagi Mesias. Namun, orang-orang menolak pesan pertobatan Yohanes, dengan mengatakan bahwa Yohanes kerasukan setan dan bahwa Yesus adalah seorang pelahap dan pemabuk. Yesus menegaskan bahwa Ia dan Yohanes akan terbukti benar pada akhirnya. Yesus kemudian mengutuk kota-kota yang menolak untuk bertobat. Ia berterima kasih kepada Bapa karena telah mengungkapkan kebenaran kepada anak-anak kecil. Ia juga menawarkan kelegaan bagi mereka yang lelah dan terbebani.
Seperti orang-orang pada masa itu, kita pun bisa saja meragukan apakan Yesus masih bekerja pada zaman ini. Tepatnya, apakah Ia akan memenuhi kehendak kita. Akankah Ia menolong kita yang sedang mengalami penderitaan dan berbagai persoalan? Akankah Ia membuat keajaiban untuk kita? Kapankah Ia menjawab permohonan kita? Setelah menunggu cukup lama, kita pun bisa menjadi kecewa.
Yesus mengakhiri jawaban-Nya kepada murid-murid Yohanes dengan menyatakan berbahagialah “orang yang tidak menjadi kecewa.” Frasa ini dalam bahasa Yunani adalah hos ean mē skandalisthē en emoi. Frasa ini dapat diterjemahkan sebagai “orang yang tidak tersinggung karena Aku”. Yesus secara halus memperingatkan untuk tidak kecewa, marah atau gundah karena Dia tidak langsung memenuhi harapan seseorang. Lebih dari itu, kehendak dan rencana-Nya yang harus terjadi, bukan kehendak manusia. Jawaban Yesus atas permohonan kita bisa “ya”, “tidak”, atau “tunggu”.
Banyak orang yang menolak Yesus karena beranggapan bahwa Yesus hanya ada dalam dongeng Alkitab. Yesus bukan Allah karena mereka merasa tidak mendapat manfaat apa-apa sebagai orang Kristen. Asumsi sedemikian adalah bagian dari sifat kita yang kurang mau mendengar suara Roh Kudus, yang sering hanya memikirkan kebutuhan duniawi pada saat ini.
“Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” 1 Korintus 2:14
Pagi ini kita harus sadar bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan menuju Allah Bapa (Yohanes 14:6), tetapi Dia juga merupakan batu sandungan yang akan membuat orang tersandung dalam upaya mereka untuk mencapai Allah karena mereka tidak percaya bahwa Dia adalah Kristus (Yesaya 8:14; Roma 9:33).
Banyak orang, baik di era Yesus maupun saat ini, menolak Allah secara khusus karena Dia tidak sesuai dengan pilihan atau tuntutan mereka. Dengan demikian, mereka juga menolak uluran tangan keselamatan dari Yesus. Mereka hanya ingin hidup nikmat sementara di zaman sekarang, dan tidak peduli akan hidup abadi di masa depan. Semoga Anda tidak demikian!