“Dan apabila kamu mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, janganlah kamu gelisah. Semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.” Markus 13:7

Mulai kemarin saya menjadi was-was membaca berita di media mengenai keadaan di Timur Tengah. Jika pertempuran di Gaza belum selesai, sekarang tentara Israel malah menyerbu Lebanon. Keadaan sekarang cukup prihatin karena ada kemungkinan bahwa perang ini akan menjadi makin besar dan melibatkan negara-negara lain termasuk negara-negara nuklir seperti Amerika, Rusia dan China. Sebagai orang Kristen saya percaya bahwa semua ini bukanlah kebetulan, tetapi apa yang bisa dipakai Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya. Walaupun demikian, sebagai manusia yang lemah saya tentu saya khawatir kalau-kalau ini merupakan awal perang dunia ke tiga. Untunglah, Alkitab memberi nasihat kepada saya untuk tetap percaya bahwa tangan Tuhan tetap memegang kontrol.
Markus 13:3–13 terjadi kurang dari seminggu setelah orang banyak berseru “Hosana!” dan mengelu-elukan Yesus sebagai Anak Daud, yang datang untuk memulihkan Israel dari para penindas Romawi (Markus 11:10). Sampai saat itu, para murid mengira Yesus menghabiskan tiga tahun terakhir mempersiapkan mereka untuk memerintah di istana kerajaan-Nya (Markus 10:35–45). Memang beberapa saat yang sebelumnya, Yesus menubuatkan bahwa bait suci dan Yerusalemlah yang akan dihancurkan, bukan orang Romawi (Markus 13:1–2). Para murid tentu saja bingung, bahkan saat Ia melanjutkan pesan-Nya dengan ramalan-ramalan lain yang mengerikan. Peringatan-peringatan Yesus juga dicatat dalam Matius 24:4–14 dan Lukas 21:8–19.
Hanya beberapa hari sebelum penyaliban, para murid memuji kemuliaan bait suci. Ketika Yesus memberi tahu mereka bahwa bait suci akan dihancurkan, mereka meminta tanda-tanda kehancuran yang akan datang itu dan kedatangan-Nya kembali (Matius 24:3). Yesus menjawab pertanyaan mereka dengan informasi yang penting bagi orang percaya di akhir zaman, dan kapan pun. Kesusahan Umat Kristen akan menghadapi kesulitan dan kekerasan yang mengerikan, seperti halnya umat beriman di era mana pun, tetapi mereka harus ingat bahwa kesulitan itu tidak akan berlangsung lama. Yesus akan kembali begitu cepat, dan dengan itu setiap upaya untuk hidup sesuai aturan dunia akan sia-sia.
Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Andreas telah bertanya kepada Yesus tentang tanda-tanda apa yang akan mendahului kehancuran Bait Suci (Markus 13:4) serta kedatangan-Nya kembali dan akhir zaman (Matius 24:3). Yesus memulai dengan peristiwa-peristiwa yang bukan merupakan tanda-tanda tersebut: Ia menjelaskan peristiwa-peristiwa buruk di dunia yang tidak menyiratkan bahwa akhir zaman sudah dekat. Kristus menjelaskan bahwa hanya karena dunia menjadi berbahaya, atau “lebih buruk,” tidak secara otomatis berarti akhir zaman sudah dekat. Sekalipun kita merasa harinya sudah dekat, tetapi kita tahu bahwa kita tetap harus berjuang untuk menjadi umat Tuhan yang baik dan setia dalam hidup kita.
“Perang” berarti pertempuran aktif di tempat tinggal Anda sementara “desas-desus tentang perang” mengacu pada pertempuran yang Anda dengar tetapi tidak secara langsung memengaruhi Anda. Perang yang tak terhitung jumlahnya telah terjadi dalam dua ribu tahun terakhir. Diperkirakan 123 juta orang telah tewas dalam sekitar tiga puluh perang di abad ke-20. Tetapi bahkan jika perang nuklir di seluruh dunia terjadi besok, itu belum tentu berarti bahwa Yesus akan segera kembali.
Perang dan desas-desus ini perlu. Sebagian besar dari kita tidak tahu mengapa Tuhan menggunakan tragedi perang untuk menyiapkan rencana-Nya. Kita tahu bahwa Perang Dunia II mengakibatkan terbentuknya kembali bangsa Israel. Tentu saja, kita sulit memahami bagaimana Tuhan dapat mengizinkan kekejaman seperti Holocaust atau perang parit di Perang Dunia I untuk rencana-Nya. Namun, kecenderungan kita sebagai manusia berdosa adalah bersikap kasar dan kejam terhadap satu sama lain. Sudah menjadi sifat Tuhan untuk memberikan kesempatan bagi penebusan manusia. Dia melakukan ini meskipun dan melalui dosa-dosa manusia sendiri. Sama seperti kekejaman manusia yang menyalibkan Yesus, kekejaman manusia di zaman sekarang pun akan mempersiapkan dunia bagi kedatangan Yesus kembali. Semua kejadian di dunia tidak akan terjadi tanpa sepengetahuan dan seizin-Nya, sekalipun belum tentu Tuhan yang menyebabkannya. Karena itu janganlah kita gelisah, tetapi makin giatlah kita berdoa: “…datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”