Apakah Anda orang Kristen sejati?

“Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Matius 7:16-20

Matius 7 adalah bab terakhir dari tiga bab yang mencatat apa yang sekarang dikenal sebagai Khotbah di Bukit. Yesus memerintahkan para pendengar-Nya untuk tidak memberi penilaian atas orang lain dengan cara yang dangkal atau munafik. Ia menggambarkan Tuhan sebagai Bapa yang murah hati yang ingin memberikan hal-hal baik kepada anak-anak-Nya ketika mereka meminta. Ia memerintahkan para pengikut-Nya untuk memasuki pintu gerbang yang sempit dan berjalan di jalan yang sulit menuju kehidupan. Nabi-nabi palsu dapat dikenali dari buahnya, yang berarti tindakan dan pilihan mereka. Pada saat yang sama, perbuatan baik bukanlah bukti mutlak bahwa seseorang memiliki iman sejati. Hidup menurut ajaran Yesus seperti membangun rumah kehidupan Anda di atas fondasi yang kokoh alih-alih memindahkan pasir.

Matius 7:15–23 berisi peringatan dua sisi tentang orang percaya palsu. Seorang pemimpin agama mungkin tampak terhormat dan bijaksana, tetapi Anda harus melihat buah hidupnya untuk mengetahui apakah ia benar-benar mewakili Tuhan. Dengan cara yang sama, mungkin saja seseorang mengaku mengikuti Yesus, menyebut-Nya sebagai “Tuhan”, padahal mereka bukanlah orang percaya sejati. Hanya mereka yang melakukan kehendak Bapa yang akan diizinkan masuk ke dalam kerajaan surga—yang Yesus definisikan sebagai dimulai dengan iman sejati (Yohanes 6:28–29). Perbuatan baik kita mungkin menipu orang lain, dan bahkan mungkin menipu diri kita sendiri, tetapi perbuatan baik tidak dapat menipu Tuhan. Perbuatan baik mungkin memang baik menurut standar manusia, tetapi tidak ada perbuatan baik yang bisa diterima Tuhan sebagai ganti dosa.

Pada saat itu, Yesus telah memperingatkan bahwa nabi-nabi palsu mungkin menyamarkan diri mereka agar tampak seperti domba padahal sebenarnya mereka adalah serigala yang rakus (Matius 7:15). Ini adalah contoh lain tentang bagaimana Alkitab memanggil orang percaya untuk beriman dengan akal sehat, berpengetahuan, dan dewasa (Kisah Para Rasul 17:11; 1 Yohanes 4:1). Anda tidak dapat menilai seorang Kristen yang menyatakan dirinya sendiri dari penampilan luarnya. Tampil cerdas, berwibawa, bermoral, atau “baik” tidak berarti apa yang mereka katakan itu benar. Hidup yang serba mewah dan keberhasilan anak cucu tidak berarti bahwa mereka diberkati Tuhan karena iman mereka. Daripada menilai hidup mereka dengan dangkal, Yesus memerintahkan orang percaya untuk menggunakan cara yang benar (Yohanes 7:24). Ketika ada orang-orang yang mengaku guru atau nabi, itu berarti bahwa kita bisa melihat apa yang berasal dari ajaran dan kehidupan mereka. Begitu juga, setiap orang yang mengaku Kristen sejati bisa dilihat dari cara hidup mereka.

Anggur dan ara adalah buah yang umum dalam makanan para pendengar Yesus. Orang-orang belajar sejak awal untuk mengenali bahwa buah beri kecil pada semak berduri bukanlah anggur pada tanaman anggur; bunga pada rumput duri berbeda dari kelopak pada pohon ara. Sejalan dengan ini, orang mungkin tampak mengesankan pada pandangan pertama. Mereka mungkin tampak sangat religius dan suci. Akan tetapi, berjalannya waktu akan menyingkapkan karakter orang tersebut. Apakah tindakan mereka sesuai dengan ajaran mereka? Apakah mereka peduli kepada orang lain saat tidak ada yang melihat? Apakah mereka yang mengikuti ajaran mereka adalah orang-orang yang memiliki reputasi baik? Dalam kasus seorang nabi, apakah nubuat mereka menjadi kenyataan? Apakah sesuai dengan apa yang diketahui dari Kitab Suci?

Jika tanaman tidak menghasilkan buah anggur, itu bukanlah pokok anggur. Atau, tanaman yang sakit, menurut Yesus tidak akan menghasilkan buah yang baik. Lalu, apa tanda orang Kristen sejati?

  1. Hati orang percaya sejati berubah selamanya. Dalam Yeremia 32:39 Tuhan berkata, “Aku akan memberi mereka satu hati dan satu tingkah langkah, sehingga mereka takut kepada-Ku sepanjang masa untuk kebaikan mereka dan anak-anak mereka yang datang kemudian.” Orang munafik tidak pernah memiliki sifat yang berubah. Orang munafik menginginkan Kristus demi kebaikan yang dapat Ia lakukan bagi mereka di dunia. Namun, hati orang percaya sejati mengasihi Kristus sebagai harta yang memuaskan dalam kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya.
  2. Perubahan hidup orang percaya sejati berasal dari hati yang mengasihi Kristus. Orang munafik dapat membersihkan perilaku lahiriah mereka agar dapat dilihat oleh manusia, untuk menenangkan hati nurani mereka yang gelisah, atau untuk menjaga diri mereka dari akibat dosa-dosa mereka. Namun, orang percaya sejati mengasihi Kristus dan menaati perintah-perintah-Nya demi Dia, untuk melayani Dia, untuk mengenal Dia, dan untuk membawa kemuliaan bagi nama-Nya (Mazmur 119:6).
  3. Orang percaya sejati mencari Kristus dan kerajaan-Nya di atas segalanya. Inilah satu hal yang diperlukan: persahabatan dan persekutuan dengan Kristus. Tetapi itu bukanlah “satu hal” dan pilihan yang memuaskan hati orang-orang munafik. Sebaliknya, orang-orang percaya sejati menginginkan agar “bagian yang lebih baik ini tidak akan pernah diambil dari mereka” (Lukas10:42).
  4. Orang percaya sejati tunduk kepada kebenaran Allah. Ia meninggalkan semua harapan pada dirinya sendiri dan kebenarannya sendiri, dan bersandar sepenuhnya pada kebenaran Kristus agar ia diterima di hadapan Allah. Orang percaya sejati bersandar pada Kristus dan Dia hanya sebagai Juruselamatnya. Orang-orang munafik tidak melakukan ini (Roma10:3). Mereka bergantung, dalam beberapa hal, pada kebenaran mereka sendiri.
  5. Orang percaya sejati percaya bahwa dirinya tidak berarti di hadapan Tuhan. Pertama, ia hancur hatinya dan dikosongkan dari kebenarannya sendiri sehingga membenci dirinya sendiri (Lukas 19:10). Kedua, ia menerima Kristus Yesus sebagai satu-satunya harta dan permata yang dapat memperkaya dan memuaskan (Matius 13:44). Ketiga, ia dengan tulus berusaha menaati seluruh perintah Kristus tanpa kecuali, menilai semua kehendak-Nya sebagai “kudus, benar dan baik” (Roma 7:12). Seorang munafik tidak mau melakukan hal-hal di atas dan mempunyai banyak alasan yang nampaknya rohani untuk tidak taat kepada-Nya.

Tinggalkan komentar