“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” 2 Timotius 4:7-8

Ada orang yang bertanya apakah yang saya kerjakan sehari-hari sesudah pensiun. Saya menjawab bahwa selain adanya kegiatan menulis artikel, membaca buku/berita dan berolahraga, saya selalu mempunyai berbagai aktivitas untuk memelihara rumah saya. Bukan saja membersihkan rumah, tetapi juga memperbaiki apa yang rusak dan mengganti apa yang sudah tidak dapat diperbaiki. Seperti mobil, rumah perlu “maintenance” alias pemeliharaan karena proses penuaan yang berlangsung terus. Seperti tubuh manusia, ada bagian-bagian rumah yang sakit dan perlu “diobati” sebelum menjadi parah. Dengan demikian saya dapat mempertahankan rumah saya sebagai tempat yang layak ditinggali.
Berbeda dengan benda mati seperti sebuah rumah, tubuh manusia yang berupa jasmani dan rohani itu mengalami perubahan yang dinamis. Dengan berlalunya waktu, keadaan manusia tidak selalu berubah menjadi makin buruk, karena walaupun secara jasmani kita makin tua dan makin lemah, tubuh rohani kita seharusnya berubah makin dewasa dan makin baik jika kita adalah orang-orang yang mau memelihara dan mempertahankan iman kita dengan penyertaan Tuhan.
“Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.” 2 Korintus 4:16
Sayang sekali, seperti orang yang merasa bahwa pemeliharaan rutin adalah kurang penting untuk sebuah rumah yang tidak mempunyai bagian-baian yang berputar atau bergerak, banyak orang Kristen yang percaya bahwa “sekali selamat tetap selamat” dan karena itu tidak perlulah mereka berusaha untuk memelihara dan mempertahankan iman mereka supaya tetap kuat dalam segala keadaan. Mereka lupa bahwa tubuh mereka adalah milik Tuhan yang perlu dipelihara.
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, – dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? 1 Korintus 6:19
Dalam suratnya, Paulus “menugaskan” Timotius untuk mempertahankan imannya, terhadap semua kesalahan dan ajaran sesat, setiap saat. Timotius akan menghadapi perlawanan dari dunia dan karena Paulus merasa bahwa hidupnya hampir berakhir, Timotius harus terus berjuang tanpa dia. Ayat-ayat 2 Timotius 4:1–8 berisi instruksi pelayanan terakhir Paulus kepada Timotius. Paulus tahu bahwa ia tidak akan selamat dari pemenjaraannya saat itu. Jadi, ia dengan jelas dan berani memerintahkan Timotius—memerintahkannya—untuk berpegang teguh pada iman yang telah ia lihat dan jalani. Timotius akan dapat melakukan ini dengan mengetahui bahwa Paulus telah melayani Tuhan dengan setia, mengharapkan pahala surgawi yang diberikan kepada semua pengikut Tuhan.
Saat Paulus memandang ke arah kematiannya yang akan datang, ia juga melihat ke belakang dan memberikan tiga pernyataan positif tentang pelayanannya. Pertama, ia menyatakan keyakinannya pada perjuangan hidupnya demi Kristus. Dalam 1 Timotius 6:12, Paulus telah memerintahkan Timotius untuk melakukan hal yang sama, “berjuang dalam pertandingan iman yang benar.”
Kedua, Paulus menyatakan bahwa ia telah menyelesaikan misi yang diberikan kepadanya oleh Allah. Di tempat lain Paulus berbicara tentang iman Kristen sebagai sebuah perlombaan, dengan mengatakan, “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! (1 Korintus 9:24). Dalam Ibrani 12:1, penulis juga mencatat, “marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”
Ketiga, Paulus menulis bahwa ia secara khusus berpegang pada kebenaran. Paulus tidak memelihara iman yang samar-samar kepada Allah, tetapi “iman”, satu kepercayaan khusus kepada Yesus sebagai Mesias yang telah bangkit. Perjanjian Baru sering berbicara tentang kepercayaan kepada Yesus sebagai “iman” (Kisah Para Rasul 6:7; 13:8; 14:22; 16:5). Paulus memerintahkan orang-orang Kristen di Korintus untuk “berdiri teguh dalam iman” (1 Korintus 16:13), sesuatu yang ia praktikkan dalam hidupnya sendiri. “Iman” juga telah disebutkan beberapa kali dalam surat ini (2 Timotius 1:13; 3:8).
Karena kesetiaan Paulus kepada Kristus, ia dapat dengan yakin mengharapkan pahala surgawi. Keselamatan adalah karena kasih karunia melalui iman (Efesus 2:8-9), namun pahala kekal didasarkan pada pelayanan seseorang yang setia kepada Kristus. Ini adalah satu-satunya tempat dalam Perjanjian Baru yang merujuk pada jenis mahkota khusus ini. Mahkota lainnya termasuk mahkota yang tidak dapat binasa (1 Korintus 9:24-25), mahkota sukacita (1 Tesalonika), mahkota kehidupan (Yakobus 1:12; Wahyu 2:10) dan mahkota kemuliaan (1 Petrus 5:4). Mahkota kebenaran ini akan datang dari “hakim yang adil” (Mazmur 7:11).
Paulus berharap untuk memperoleh mahkota ini pada “hari-Nya,” sebuah referensi yang sering diperdebatkan oleh para penafsir Alkitab. Beberapa orang percaya ini akan terjadi ketika Paulus meninggal dan berdiri di hadapan Tuhan, sementara yang lain menafsirkan ini sebagai waktu yang akan datang seperti “Hari Tuhan” pada akhir zaman. Mengingat konteks bagian ini, tampaknya ayat ini lebih mungkin merujuk pada saat Paulus meninggal. Yang sangat menggembirakan bagi orang Kristen adalah kenyataan bahwa Paulus menambahkan bahwa mahkota kebenaran adalah untuknya dan juga “semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” Setiap orang percaya yang setia memelihara kemurnian imannya memiliki potensi untuk menerima mahkota khusus ini. Bagaimana dengan Anda?