Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!” Roma 8:15

Roma 8:15 adalah salah satu ayat Kitab Suci yang paling indah tentang hubungan kita dengan Tuhan melalui iman kepada Kristus. Ayat ini menggambarkan bagaimana Tuhan telah mengubah hubungan setiap orang Kristen dengan-Nya melalui kuasa Roh Kudus. Kita tidak lagi perlu kuatir atau takut menghadapi perjuangan dan penderitaan dalam hidup karena itu tidak ada bandingnya dengan kasih Bapa dan kemuliaan yang akan kita terima sebagai anak-anak-Nya.
Roma 8 dimulai dan diakhiri dengan pernyataan tentang keamanan mutlak orang Kristen di hadapan Allah. Ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Yesus dalam perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15: 11-24). Sebagai anak yang hilang kita sudah mengambil keputusan untuk pulang kembali ke rumah setelah mengembara dan hidup dalam dosa. Kita merasa bersyukur karena Bapa yang telah menunggu kita sejak lama, ternyata menyambut kita dengan tangan terbuka.
Tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus, dan tidak ada yang akan pernah dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Setelah percaya kepada Injil, kita sekarang hidup dalam Roh Allah. Itu memungkinkan kita untuk memanggil Allah Abba Bapa. Kita menderita bersama Kristus, dan kita menderita bersama seluruh ciptaan sambil menunggu Allah menyatakan kita sebagai anak-anak-Nya (Roma 8:19). Dengan bantuan Roh Kudus, kita yakin bahwa Allah bersama kita selama kita masih hidup di dunia dan mengasihi kita di dalam Kristus.
Roma 8:12–17 menggambarkan posisi kita di dalam Kristus sebagai anak-anak Allah; mereka yang telah diselamatkan melalui iman kepada Kristus. Namun, pertama-tama, Paulus memperingatkan kita bahwa jika kita ingin menjadi anak-anak Allah, kita tidak boleh terikat pada kehidupan lama kita dalam daging. Itu bukan lagi jati diri kita. Allah tidak memberikan kepada kita roh perbudakan, tetapi roh adopsi ke dalam keluarga-Nya. Oleh Roh Allah, kita berseru kepada-Nya sebagai ”Abba” kita, yang merupakan istilah informal untuk ”Bapa.” Dia juga menegaskan dalam roh kita bahwa kita adalah anak-anak-Nya.
Dalam ayat sebelumnya, Paulus menulis bahwa semua orang yang dipimpin oleh Roh Tuhan adalah anak-anak-Nya. Sekarang dia menjelaskannya lebih spesifik. Sebelumnya dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus menulis bahwa melalui iman kepada Kristus kita dibebaskan dari perbudakan dosa dan kita menjadi “hamba kebenaran” (Roma 6:18) atau “hamba Allah” (Roma 6:22). Paulus tidak mengabaikan hal itu dalam ayat ini. Kata yang digunakan untuk hamba—doulos—menggambarkan apa yang dulu dikenal sebagai kontrak untuk menjadi budak: ketika seseorang bersumpah setia untuk melayani tuan tertentu.
“Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.” Roma 8:22
Paulus meyakinkan kita bahwa Tuhan tidak memandang kita sebagai budak-Nya atau bahkan sekadar hamba yang baik. Dia tidak membebaskan kita dari perbudakan dosa hanya untuk menambahkan kita ke dalam tim-Nya. Dia menyelamatkan kita dari dosa untuk menjadikan kita anak-anak-Nya. Itu melibatkan Roh Kudus.
Jika dulu, sebagai anak yang hilang, kita ingin mengisi perut kita dengan ampas yang menjadi makanan babi (Lukas 15:16), sekarang Bapa kita telah memberi apa yang pantas untuk seorang anak yang terkasih. Allah tidak memberi kita roh perbudakan, dengan memberi kita Roh Kudus. Para budak yang dianiaya sering kali hidup dalam ketakutan terhadap tuan mereka, dan itu bukanlah hubungan yang Allah inginkan dari kita. Tidak, Paulus menegaskan, Allah memberi kita Roh adopsi sebagai anak-anak-Nya. Dengan kata lain, Allah secara hukum mengubah status mereka yang datang kepada-Nya melalui iman di dalam Kristus menjadi anak laki-laki dan perempuan.
Pagi ini, jika kita mengalami berbagai persoalan, perjuangan dan penderitaan, biarlah kita ingat bahwa kita adalah anak-anak Allah. Roh Kudus memungkinkan kita untuk berseru kepada Allah seperti anak-anak kecil memanggil ayah yang penuh kasih. Kata Abba adalah adaptasi bahasa Yunani dan Inggris dari kata bahasa Aram untuk ayah. Itu sering kali merupakan kata yang digunakan oleh anak-anak kecil untuk “papa” atau “ayah.” Itulah hubungan yang Allah inginkan dengan kita, dan Dia telah memungkinkannya melalui Roh. Kita tidak perlu lagi hidup dalam ketakutan karena Dialah yang akan memberi kekuatan dan penghiburan.