Apakah Anda punya rasa takut akan Tuhan?

“Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.” Roma 3:12-18

Kejadian yang saya ungkapkan kemarin, yaitu mengenai seorang tokoh gereja yang baru-baru ini mengakui bahwa ia sudah memlakukan hubungan yang tidak pantas dengan seorang wanita yang bukan istrinya selama lima tahun masih terbayang dalam pikiran saya. Bagaimana itu terjadi pada awalnya, tidaklah ada yang tahu. Namun kita tentu percaya bahwa Tuhan tahu segalanya, bahkan sebelum dosa itu terjadi. Dalam hal ini kita harus ingat bahwa Tuhan juga tahu segala apa yang kita perbuat, katakan atau pikirkan sekalipun kita berusaha menyembunyikannya.

Roma 3:9–20 memuat serangkaian kutipan dari Kitab Suci Perjanjian Lama. Paulus menggunakan kutipan-kutipan ini untuk menunjukkan bahwa baik orang Yahudi maupun orang Yunani sama-sama berada di bawah dosa. Apakah itu termasuk diri kita? Tentu! Setelah menetapkan bahwa ”tidak ada seorang pun yang berbuat baik” dari Mazmur 14:1, Paulus menggunakan kutipan dari Mazmur dan Yesaya untuk menunjukkan bagaimana kita dengan sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar, selalu menggunakan tubuh kita—tenggorokan, lidah, bibir, kaki, dan mata—untuk mengekspresikan keberdosaan kita. Ia menyimpulkan bagian itu dengan pernyataannya yang paling kuat, yaitu bahwa tidak seorang pun akan dibenarkan di hadapan Allah dengan mengikuti hukum Taurat. Hukum Taurat hanya dapat menunjukkan dosa kita, bukan menyelamatkan kita darinya.

Dengan demikian,semua orang Kristen seharusnya tahu bahwa tidak ada orang, tidak seorang pun di dunia ini, yang layak disebut orang benar. Paulus menyatakan dengan tegas bahwa tidak seorang pun akan dibenarkan dengan mengikuti hukum Taurat. Namun, akhirnya, ia sampai pada kabar baik: kebenaran di hadapan Allah ada tersedia terlepas dari hukum Taurat melalui iman dalam kematian Kristus untuk dosa kita di kayu salib.

Paulus mengingatkan bagaimana kita menggunakan tubuh kita untuk mengekspresikan sifat hakiki kita. Ketika kita berbicara, dosa keluar. Ke mana pun kita berjalan, kita meninggalkan dosa. Dan sekarang, ia menunjukkan bahwa kita tidak pernah menggunakan mata rohani kita untuk bisa mempunyai rasa takut—atau “rasa hormat”—kepada Tuhan. Karena kita tidak dapat melihat Tuhan yang roh, sering kita mengabaikan-Nya dalam hidup sehati-hari. Tuhan agaknya “jauh di mata, jauh di hati”.

Kutipan terakhir ini (Roma 3:18) berasal dari Mazmur 36:2-3, di mana Daud menggambarkan “orang fasik” sebagai orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Tuhan di depan mata mereka. Mereka juga berusaha menutupi kesalahannya dari orang lain sampai terbongkar rahasianya.

“Dosa bertutur di lubuk hati orang fasik; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu, sebab ia membujuk dirinya, sampai orang mendapati kesalahannya dan membencinya.” Mazmur 36:2-3

Paulus menegaskan bahwa kita semua, setiap manusia, baik orang Yahudi maupun non-Yahudi, memenuhi gambaran ini (Roma 3:10). Kita pada mulanya tergolong orang fasik. Kita masing-masing pantas menerima penghakiman murka Tuhan atas dosa-dosa kita. Dosa kita, dalam hal ini, adalah bahwa kita mengabaikan atau meremehkan Tuhan. Kita merendahkan-Nya sesuai dengan ukuran kita di dalam hati kita. Mungkin kita berpura-pura bahwa Dia tidak ada, terlepas dari kenyataan bahwa Tuhan telah menyatakan diri-Nya dan sifat-Nya melalui apa yang telah Dia ciptakan (Roma 1:20). Atau kita mungkin menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa Allah dan orang lain tidak dapat menemukan dosa kita (Mazmur 36:2), atau bahwa Ia tidak akan menghakimi kita karenanya.

Pernyataan ini selalu berlaku bagi orang berdosa yang secara terbuka menyangkal Kristus, namun, pernyataan ini juga semakin berlaku bagi banyak orang Kristen yang menyadari dan mengakuinya. Hal ini sebagian terjadi karena banyak pendeta di zaman sekarang tidak hanya menghindari pembicaraan tentang takut kepada Allah, tetapi mereka juga menghindari pembicaraan tentang apa pun yang akan memberi orang alasan untuk takut kepada Allah. Mereka menghindari penyebutan tentang dosa, neraka, dan kutukan. Terlebih lagi, mereka menghindari semua pembicaraan tentang kekudusan yang diharapkan Tuhan kepada umat-Nya.

“tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”1 Petrus 1:15-16

Jemaat di zaman ini tidak menginginkan Tuhan yang kudus dan bisa murka, mereka hanya menginginkan Tuhan yang penuh kasih dan damai. Mereka tidak menginginkan Tuhan yang membenci dosa mereka, mereka menginginkan Tuhan yang lembut yang akan menjadi sahabat karib mereka. Mereka juga merasa sangat yakin bahwa Tuhan sudah menetapkan mereka dari awalnya untuk diselamatkan. Kenyataannya adalah bahwa orang tidak ingin takut kepada Tuhan karena mereka tidak menginginkan Tuhan ikut campur dalam hidup mereka. Beberapa orang Kristen mengaku tidak takut kepada-Nya karena mereka tidak benar-benar mengenal Tuhan dalam Kitab Suci, sementara mereka menganggap enteng kasih karunia-Nya melalui pengurbanan Yesus Kristus untuk menyelamatkan diri mereka. Mungkin saja mereka bukan orang yang benar-benar Kristen!

Pagi ini, pertanyaan untuk kita adalah jika kita mengaku kenal Tuhan, kita takut kepada-Nya, karena Dia telah menaruh takut kepada diri-Nya ke dalam hati kita (Yeremia 32:40). Sebagai orang Kristen, kita tidak memiliki rasa takut kepada Tuhan seperti budak kepada majikannya. Sebaliknya, kita memiliki rasa takut kepada Tuhan yang seperti anak, hormat, dan rendah hati. Injil adalah perbedaan antara takut kepada Tuhan dan hormat kepada Tuhan. Hanya ketika kita takut kepada Tuhan, Tuhan memberi tahu kita untuk tidak takut. Sebab ketika kita mengenal kasih Allah di dalam Kristus, Roh Kudus mengusir segala ketakutan dan menanamkan di dalam kita kasih dan penyembahan, sehingga kita makin lama makin bisa taat kepada firman-Nya (mengerjakan keselamatan kita) dengan sunguh-sungguh (dengan takut dan gentar).

“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentarbukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir” Filipi 2:12

Tinggalkan komentar