Rambut kepala kita terhitung semuanya

“bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” Lukas 12:7

Ayat di atas adalah ayat yang cukup terkenal, terutama karena sebagian orang Kristen mengartikannya secara literal dalam konteks Tuhan menentukan segala seuatu, termasuk jatuhnya sehelai rambut dari kepala manusia. Bagi orang-orang ini, ayat di atas mendukung pandangan bahwa manusia tidak bisa berbuat apa-apa karena semua hal terjadi karena sudah ditentukan oleh Tuhan. Tetapi, pengertian literal seperti itu adalah pengertian religius fatalis yang keliru karena ayat itu sebenarnya mengandung simbolisme yang dalam.

Yesus pada waktu itu menggambarkan penganiayaan yang akan dihadapi para pengikut-Nya, khususnya sebelum bait suci dihancurkan pada tahun 70 M. Mereka akan diburu dan ditangkap oleh para pemimpin agama. Sahabat dan keluarga akan mengkhianati mereka, bahkan sampai mati (Lukas 21:16). Sekarang, Yesus memberi para pengikut-Nya harapan. Meskipun orang-orang Yahudi dan Romawi, sebagai suatu kelompok, akan membenci mereka, Allah akan melindungi mereka (Lukas 21:17–19).

Perlu dicatat bahwa ayat di atas dan Lukas 21:18 sulit ditafsirkan, khususnya dalam budaya Barat modern yang sangat harfiah. Frasa “rambut kepalamu” mungkin merupakan teknik sastra synecdoche: sesuatu disebutkan untuk mewakili sesuatu yang lain, khususnya dengan menggunakan sebagian untuk mewakili keseluruhan. Jika Yesus merujuk pada kehidupan duniawi mereka, janji itu bermasalah. Apakah Yesus mengatakan bahwa para pengikut-Nya akan menghadapi penganiayaan, tetapi mereka tidak akan disakiti? Apakah kita akan mengalami berbagai masalah hidup yang sudah ditetapkan Tuhan tetapi akan bisa mengatasinya? Bukan begitu!

Para pengikut Yesus tahu apa yang Yesus bicarakan; atau, setidaknya, mereka akan segera tahu (Yohanes 16:13). Mereka ada di sana ketika Dia menyuruh mereka memikul salib mereka dan bahwa mereka akan menyelamatkan hidup mereka dengan bersedia menyerahkannya. Itu berarti mereka akan mati bagi dunia tetapi memperoleh hidup kekal (Matius 16:24; Lukas 9:24–25). Dia juga mengatakan bahwa mereka tidak perlu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi kepada Dia yang dapat mengirim jiwa ke neraka (Lukas 12:4–5). Yang dilindungi adalah kehidupan rohani dan kekal, bukan kehidupan fisik mereka—dan tentu saja bukan rambut mereka!

Lukas 12:4–7 menyatakan peringatan Yesus kepada para murid untuk menolak jalan orang Farisi (Lukas 12:1–3). Para murid akan menghadapi penganiayaan yang hebat, yang dimulai dengan tindakan para pemimpin agama Yahudi, khususnya seorang Farisi bernama Saulus (Kisah Para Rasul 8:1–3; 9:1–2). Banyak pengikut Yesus akan kehilangan nyawa mereka. Meskipun demikian, mereka yang termasuk dalam kerajaan Allah akan menerima hidup kekal. Yesus melanjutkan dengan mengatakan bahwa ketika dihakimi orang-orang yang dapat menyakiti mereka, mereka tidak perlu khawatir tentang apa yang harus mereka katakan. Roh Kudus akan membimbing mereka (Lukas 12:8–12).

Orang Farisi dan ahli Taurat menggunakan praktik-praktik yang secara rohani menyiksa, yang dikutuk Yesus tanpa rasa takut (Lukas 11:37-52). Orang-orang ini adalah tokoh pujaan orang banyak; orang Farisi ditakuti oleh para imam dan orang Saduki dari Sanhedrin karena praktik keagamaan populis mereka. Orang Farisi bersekongkol untuk menghancurkan Yesus (Lukas 11:53-54) dan setelah kenaikan-Nya akan memburu para pengikut-Nya, memenjarakan dan bahkan membunuh beberapa orang Kristen (Kisah Para Rasul 8:3; 9:1-2; 26:10).

Namun, Yesus telah memberi tahu orang-orang percaya untuk tidak takut kepada orang-orang munafik ini. Dalam keadaan terburuk mereka, mereka hanya dapat membunuh tubuh. Sebaliknya, mereka seharusnya takut kepada Allah yang akan menjatuhkan kematian kekal kepada mereka yang menolak untuk bertobat. Allahlah yang akan mengirim orang berdosa ke neraka, dan Allahlah yang mengenal setiap burung pipit (Lukas 12:1-6).

Ayat di atas memunculkan dua tema yang saling bertentangan. Para pengikut Kristus begitu berharga bagi Tuhan sehingga Dia yahu apa pun keadaan mereka. Kepemilikan-Nya yang mahatahu atas fakta-fakta diterjemahkan menjadi kasih: bekerja atas nama mereka yang menjadi milik-Nya. Kita sepenuhnya aman di dalam Dia. Namun, keamanan itu tidak berarti kita akan terbebas dari kesulitan atau bahkan kematian dalam pelayanan-Nya. Sama seperti Tuhan memperhatikan ketika burung pipit jatuh, Dia memperhatikan ketika kita menderita dan mati secara fisik (Matius 10:29).

Simbolisme dalam ayat di atas adalah kaya dan sangat bermakna. Gambaran Tuhan yang mengetahui setiap helai rambut di kepala kita melambangkan pengetahuan dan kepedulian-Nya yang mendalam terhadap setiap aspek kehidupan kita, tak terkecuali hal-hal yang kecil. Gambaran itu juga melambangkan gagasan tentang kedaulatan dan kendali ilahi, karena tidak ada satu pun dalam kehidupan kita yang luput dari perhatian-Nya.

Sebagai kesimpulan, Lukas 12:7 adalah bagian yang menyampaikan pesan tentang penghiburan, kepastian, dan nilai yang mendalam. Bagian itu berbicara tentang kepedulian dan pengetahuan yang mendalam yang Tuhan miliki bagi anak-anak-Nya dan menekankan nilai dan harga diri yang sangat besar yang Dia berikan kepada setiap individu. Ayat itu juga menyampaikan tema-tema penting tentang kepercayaan terhadap pemeliharaan Tuhan, pemeliharaan ilahi, dan nilai manusia. Simbolismenya berfungsi untuk semakin memperkuat tema-tema ini, menjadikannya ayat yang memiliki makna dan arti penting yang dalam bagi orang percaya. Percayalah kepada Dia yang mahatahu dan mahakasih!

Tinggalkan komentar