“Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus.”Mazmur 68:6

“Yesus Sobat yang Setia”adalah himne Kristen terkenal yang diterjemahkan dari himne “What a Friend We Have in Jesus” yang aslinya ditulis oleh pendeta Joseph M. Scriven sebagai puisi pada tahun 1855 untuk menghibur ibunya, yang tinggal di Irlandia saat dia berada di Kanada. Scriven awalnya menerbitkan puisi tersebut secara anonim, dan baru menerima penghargaan penuh atas puisi tersebut pada tahun 1880-an. Nada himne tersebut dikomposisi oleh Charles Crozat Converse pada tahun 1868.
Bunyi syair lagu itu adalah sebagai berikut:
Yesus sobat yang sejati, tanggung s’gala dosaku,
tiap hal ‘ku boleh bawa, dalam doa pada-Nya.
Bila hatiku gelisah, percumalah berlelah,
bersandarlah pada Yesus, berdoalah pada-Nya.
Bila ada pencobaan, dan bimbang di hatiku,
‘ku tak akan putus asa, pada Tuhan berseru.
Tiada yang seperti Yesus, yang mau tanggung susahku,
Yesus ‘kan menguatkanku, ‘ku berdoa pada-Nya.
Adakah hatimu susah, lelah kar’na beban berat?
Yesuslah penolong kita, berdoalah pada-Nya.
Walau kawan tinggalkanmu, datanglah kepada-Nya.
Dan di dalam pelukan-Nya, hatimu sentosalah.
Himne di atas sudah tentu berkaitan dengan keadaan seseorang yang merasa kesepian, tetapi mendapat pengiburan dari Yesus. Apa itu kesepian? Dan bagaimana kita bisa mendapat penghiburan?
Meskipun definisi umum kesepian menggambarkannya sebagai keadaan menyendiri atau sendirian, kesepian lebih tepat digambarkan sebagai keadaan pikiran yang di dalamnya terdapat persepsi tentang adanya isolasi sosial. Kesepian adalah keadaan pikiran yang ditandai dengan pemisahan antara apa yang diinginkan atau diharapkan seseorang dari hubungan atau interaksi sosialnya dan apa yang dialami individu tersebut dalam hubungan atau interaksi sosialnya.
Karena didasarkan pada ekspektasi keterlibatan sosial, seseorang tidak harus terisolasi atau benar-benar sorangan wae untuk merasa kesepian. Seorang bisa saja dikelilingi oleh orang lain dan hidup dalam lingkungan yang serba cukup, tetapi mengalami kesepian. Seorang bisa kesepian di rumah sekalipun mempunyai teman hidup. Seorang bisa saja sibuk dalam aktivitas gereja, tapi tetap kesepian.
Kesepian dapat disebabkan oleh faktor situasional, baik sementara maupun permanen, oleh perubahan hidup yang secara pelan-pelan atau tiba-tiba, yang kemudian mengganggu hubungan antar manusia. Kesepian bisa juga disebabkan oleh masalah emosional seperti kecemasan atau depresi.
Seberapa umum kesepian itu? Meskipun setiap orang mungkin merasa kesepian pada suatu waktu tertentu, bagi banyak orang kesepian adalah kondisi kehidupan yang kronis, dan bisa makin memburuk dengan berjalannya waktu. Kelompok yang ditemukan berisiko tinggi mengalami kesepian meliputi wanita, baik yang lebih muda (misalnya, berusia di bawah 25 tahun) atau lebih tua (misalnya, berusia di atas 65 tahun), mereka yang tinggal sendirian, mereka yang memiliki status sosial ekonomi rendah, dan orang yang memiliki kesehatan mental dan fisik yang buruk.
Kesepian telah diidentifikasi sebagai masalah kesehatan masyarakat utama yang terkait dengan peningkatan risiko penyakit mental dan fisik, penurunan kognitif, perilaku bunuh diri, dan kematian karena semua penyebab.
Penelitian medis telah menemukan bahwa kesepian pada masa remaja dan masa muda dewasa mempunyai kaitan dengan munculnya banyak faktor risiko kardiovaskular (misalnya, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, tekanan darah, kolesterol) yang meningkat pada masa muda dewasa, dan bahwa pada masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa muda, rasa kesepian bisa menyebabkan peningkatan faktor risiko pada usia selanjutnya.
Kesepian juga dikaitkan dengan perkembangan penyakit Alzheimer, obesitas, kekakuan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, peningkatan aktivitas cortex adrenal hipotalamus-hipofisis, kurang bisa tidur nyenyak, kekebalan tubuh yang menurun, penurunan kemampuan hidup mandiri, alkoholisme, gejala depresi, keinginan dan perilaku bunuh diri, serta kematian orang di usia senja.
Apakah kesepian adalah akibat dosa? Belum tentu. Manusia memang diciptakan sebagai makhluk sosial dan Tuhan tahu bahwa tidaklah baik jika seseorang hidup sendirian:
“TUHAN Allah berfirman: ”Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”. Kejadian 2:18
Allah menciptakan manusia dalam bentuk pria dan wanita yang sepadan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan kebutuhan emosional, fisik, dan spiritual. Faktor sepadan ini menunjukkan bahwa Adam dan Hawa adalah sederajat sekalipun mempunyai fungsi dan kemampuan yang berlainan.
JIka Adam mendapat Hawa sebagai pasangan hidupnya, dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia membutuhkan orang-orang yang sepadan untuk mengisi hidupnya agar tidak merasa kesepian. Memang orang bisa merasa kesepian karena memang tidak ada orang lain yang bisa melengkapi kekurangannya dan menyempurnakan kebutuhan emosional, fisik, dan spiritualnya. Pada pihak yang lain, ada orang-orang yang merasa bahwa tidak ada orang yang bisa dianggap sepadan dengan dirinya, yang bisa menolongnya. Hal ini bisa menyebabkan orang itu tidak bisa berinteraksi secara sehat dengan orang lain dan karena itu ada rasa kesepian sekalipun mungkin tidak disadarinya. Ini mungkin disebabkan karena adanya permusuhan dengan orang lain, kesombongan diri sendiri, rasa perfeksionis, atau ketidakmampuan untuk mempercaya orang lain.
Karena kesepian adalah bagian dari kondisi manusia, tidak mengherankan bahwa beberapa orang dalam Alkitab mengalami kesepian, sekalipun itu bukan disebabkan oleh kesalahan diri sendiri. Dalam 1 Raja-raja 19, nabi Elia tampaknya menderita rasa keterasingan sosial yang membuatnya hampir bunuh diri. Paulus mungkin mengalami kesepian, seperti ketika ia memberi tahu Timotius, “Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku–kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka” (2 Timoius 4:16). Yesus juga tampaknya mengalami kesepian di taman Getsemani pada malam sebelum penyaliban-Nya (Matius 26:36-46) dan saat di kayu salib (Matius 27:46).
Daud juga mengungkapkan perasaan kesepiannya dalam Kitab Mazmur. Dalam Mazmur 25:16 ia berkata, “Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab aku sebatang kara dan tertindas.” dan dalam Mazmur 142:4 ia berkata, “Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku. Di jalan yang harus kutempuh, dengan sembunyi mereka memasang jerat terhadap aku.”
Apa yang dapat dilakukan orang Kristen untuk mengatasi kesepian? Ayat pembukaan kita menyatakan bahwa “Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus.” Ingatlah bahwa jika Anda saat ini seperti seorang anak yang tidak mempunyai orang tua, dan tidak mempunyai teman sepadan yang yang bisa menolong Anda, percayalah bahwa Anda memiliki seorang sahabat dalam diri Yesus.
“Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang jauh dan damai sejahtera kepada mereka yang dekat.” Efesus 2:14-17
Jangan pernah lupa bahwa Anda memiliki seorang sahabat dalam diri Yesus (Yohanes 15:15), dan bahwa Roh Kudus tinggal di dalam diri Anda untuk memberi Anda kekuatan dalam menghadapi musim kesepian ini.
Ada orang Kristen yang karena sering dikecewakan oleh orang lain mungkin merasa bahwa persahabatan manusia tidak relevan setelah seseorang berteman dengan Kristus. Tetapi ini tidak Alkitabiah. Tuhan telah menciptakan kita untuk bersekutu, untuk bersatu di dalam hati, dengan orang lain menjadi satu tubuh dalam Kristus. Karena persatuan Anda dengan Kristus, Anda terhubung secara rohani dengan keluarga saudara-saudari yang akan mengasihi Anda dan akan menyertai Anda selamanya. Temukan keluarga Anda dengan menanamkan diri Anda dalam komunitas orang-orang percaya yang dapat mengerti keadaan Anda.
Pada pihak yang lain, jika Anda menduga seseorang yang Anda kenal sedang kesepian, hubungi mereka dan beri tahu mereka bahwa Anda ingin membantu. Jangan menundanya atau membuat alasan tentang mengapa Anda tidak memiliki waktu, kemampuan, atau perhatian. Jangan juga mengabaikan mereka karena Anda kurang cocok dengan kepribadiannya. Ketika ada orang-orang yang membutuhkan teman, orang Kristen harus bergegas untuk membantu karena kita dipanggil oleh Yesus untuk mengasihi sesama kita.
“Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”Galatia 6:10