“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” Matius 16:26

Siapa orang terkaya di dunia? Sebagian orang mungkin mengira itu adalah Bill Gates, pendiri perusahaan perangkat lunak Microsoft. Tetapi itu kurang tepat. Bill Gates memang pernah menduduki posisi pertama selama 18 tahun dari 24 tahun sebelum tahun 2018. Pada tahun 2018, pendiri Amazon (perusahaan teknologi multinasional Amerika Serikat yang bergerak di berbagai bidang), yang bernama Jeff Bezos menduduki peringkat nomer satu sedunia. Pada tahun 2022, setelah menduduki puncak daftar selama empat tahun, Bezos dikalahkan oleh Elon Musk. Ketiga orang di atas adalah orang Amerika, yang bersama 6 orang Amerika lain sekarang termasuk dalam 10 besar di dunia (9 dari 10 orang terkaya di dunia adalah orang Amerika).
Elon Reeve Musk (lahir 28 Juni 1971) adalah orang terkaya di dunia sejak Maret 2025; majalah Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya mencapai US$345 miliar. Kekayaan Elon Musk ludes US$52 miliar atau sekitar Rp852 triliun sejak awal 2025, antara kain karena anjloknya penjualan mobil listrik Tesla. Namun, dia tetap menyandang status orang terkaya di dunia saat ini. Pada tahun 2025, Elon Musk dipilih presiden Donald Trump untuk memimpin usaha meningkatan efisiensi badan-badan pemerintahan Amerika.
Sekalipun Musk adalah seorang businessman yang sangat sukses, ia kurang sukses dalam kehidupan berumah tangga. Musk pernah menikah dengan dua wanita dan dilaporkan memiliki 14 anak dengan empat wanita berbeda. Elon bukan orang Kristen, sekalipun ia menhargai budaya Kristen. Pertanyaan saya: Apakan Anda ingin sukses seperti Elon Musk dan tetap menjadi orang Kristen? Anda harus berhati-hati karena definisi kesuksesan menurut Alkitab adalah berbeda jauh dengan definisi dunia.
Dalam hal ini, saya ingin memberi Anda pilihan lain. Mungkin Anda pernah mendengar nama Norman Vincent Peale yang pernah menulis buku penuntun hidup sukses yang berjudul “Bible Power for Successful Living: Helping You Solve Your Everyday Problems” yang berarti “Kekuatan Alkitab untuk Hidup Sukses: Membantu Anda Memecahkan Masalah Sehari-hari“.
Norman Vincent Peale (lahir 31 May 1898) adalah putra seorang dokter yang beralih menjadi pendeta Metodis. Ia tumbuh menjadi penulis 46 buku, termasuk buku terlaris yang menginspirasi sepanjang masa yang berjudul “The Power of Positive Thinking” (Kekuatan dari Pikiran Positif). Setelah ditahbiskan, Dr. Peale memperoleh reputasi sebagai pendeta yang dinamis yang gerejanya bertumbuh. Di University Methodist Church di Syracuse, N.Y., ia bertemu dan menikah dengan Ruth Stafford, pasangan hidupnya selama 63 tahun.
Pada usia 34 tahun, Dr. Peale menerima panggilan ke Marble Collegiate Church. Kesan umum selama bertahun-tahun di gereja itu adalah banyaknya turis yang mengantre di sekitar blok untuk mendengarkannya. Pada tahun 1933, ia memulai siaran radio mingguan yang berlanjut selama 54 tahun yang memecahkan rekor. Pada tahun 1984, Dr. Peale dianugerahi Presidential Medal of Freedom oleh presiden Ronald Reagan.
Pertanyaan saya: Apakah Anda ingin sukses seperti Vincent Peale? Anda harus berhati-hati karena definisi kesuksesan dan kekristenan menurut Alkitab adalah berbeda jauh dengan definisi dunia.
Menurut Alkitab, ukuran kesuksesan adalah apakah Anda pada akhirnya akan masuk ke surga. Sebagian orang Kristen berpandangan bahwa hal masuk ke surga adalah urusan Tuhan semata-mata. Tuhan memilih orang baik atau orang jahat sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi, ayat di atas menyatakan hal yang berbeda. Tuhan memberi kesempatan, tetapi Anda yang harus memilih. Sebagai pilihan, Anda mau mempertahankan kepentingan duniawi Anda, atau Anda mau menyelamatkan jiwa Anda. Itulah pernyataan inti Yesus dalam bagian Matius 16:24–26.
Dalam bentuk dua pertanyaan, Yesus meninggalkan mereka yang mau mendengar-Nya dengan hanya dua alternatif saja. Apa manfaat utama bagi seseorang yang memperoleh segala sesuatu yang mungkin ditawarkan dunia, hanya untuk menghabiskan kekekalan dengan menderita terpisah dari Tuhan? Berapa nilai jiwa? Apa yang harus diberikan seseorang sebagai imbalan atas keselamatan jiwanya? Ini adalah pertanyaan utama jika Anda mau menjadi orang Kristen yang sukses.
Yesus telah berkata bahwa mereka yang mengikuti-Nya harus rela mengorbankan diri mereka dalam segala hal. Mereka harus rela menyangkal keinginan dan pilihan mereka sendiri, memikul salib mereka seperti yang Dia lakukan, dan akan segera melakukannya dalam arti yang sangat harfiah. Dengan kata lain, mereka harus menyerahkan setiap agenda mereka sendiri untuk sepenuhnya tunduk pada kehendak Tuhan dan tujuan-Nya. Itu sepertinya “mengorbankan” segalanya bagi mereka, tetapi apa yang diserahkan adalah sesuatu yang bersifat sementara dan relatif tidak berharga.
Mereka yang menolak pengorbanan diri dapat hidup untuk diri mereka sendiri. Mereka boleh membanggakan kesuksesan duniawi mereka kepada seisi dunia. Mungkin mereka bahkan akan mendapatkan seluruh dunia untuk diri mereka sendiri. Masalahnya adalah bahwa kesuksesan duniawi seperti itu hanya dapat bertahan sampai kematian datang dan menimbulkan pertanyaan tentang jiwa yang tertinggal yang akan memasuki kematian kekal.
Pada akhirnya, setiap orang harus memilih satu dari hanya dua pilihan (Yohanes 14:6). Kehilangan semua yang kita miliki di dunia, untuk mengikuti Yesus dan diselamatkan selamanya, atau mempertahankan semua yang kita miliki di dunia, untuk melayani diri kita sendiri, dan kehilangan jiwa kita sendiri selamanya pada akhirnya. Itulah satu-satunya pilihan yang Yesus tawarkan dalam bagian ini, dan hanya dua pilihan yang disajikan dalam seluruh Alkitab.
Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yohanes 14:6
Konsep “hidup sukses” dalam kerangka teologi Kristen yang benar selalu menekankan hal menjalani hidup yang memuliakan Tuhan dan mencerminkan karakter-Nya, daripada hanya berfokus pada kesuksesan atau pencapaian duniawi. Lebih dari sekadar pengertian teologi yang hebat, konsep ini melibatkan kerendahan hati, mencari kemuliaan Tuhan, dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab, bahkan di tengah tantangan dan pencobaan.
Dalam konteks ini, kesuksesan tidak didefinisikan terutama oleh kekayaan, ketenaran, atau pencapaian duniawi, melainkan oleh kesetiaan kepada Tuhan dan menjalani hidup yang mencerminkan karakter-Nya. Orang Kristen didorong untuk mencari kemuliaan Tuhan di atas kemuliaan mereka sendiri, dan menggunakan bakat dan kemampuan mereka untuk tujuan-Nya. Berikut ini adalah ringkasan dari apa yang bisa kita mengerti:
Prinsip-prinsip Utama Hidup Sukses:
- Kerendahan hati: Mengenali ketergantungan seseorang pada Tuhan dan menghindari kesombongan atau mengandalkan diri sendiri.
- Mencari Kemuliaan Tuhan: Mengutamakan kehormatan dan tujuan Tuhan di atas ambisi pribadi.
- Kesetiaan: Tetap setia pada Firman Tuhan dan mengikuti perintah-perintah-Nya.
- Pelayanan: Menggunakan karunia dan kemampuan seseorang untuk melayani orang lain dan memajukan kerajaan Tuhan.
- Ketahanan: Mengatasi tantangan dan cobaan dengan kasih karunia dan ketekunan, mengetahui bahwa Tuhan menyertai mereka.
Contoh Alkitabiah:
- Kehidupan Yesus: Kehidupan Yesus, yang dicirikan oleh kerendahan hati dan ketaatan, menjadi model untuk kehidupan yang sukses.
- Tokoh Alkitab: Contoh individu yang menjalani kehidupan yang sukses, seperti Abraham, Daud, dan Daniel, menunjukkan prinsip-prinsip iman, ketaatan, dan pelayanan.
- Rasul Paulus: Penekanan Paulus pada kerendahan hati dan pelayanan dalam surat-suratnya kepada gereja-gereja memberikan bimbingan lebih lanjut.
Aplikasi Praktis:
- Pekerjaan dan Panggilan: Orang Kristen didorong untuk mengejar panggilan mereka dengan tekun dan integritas, berusaha untuk memuliakan Tuhan dalam pekerjaan mereka.
- Keluarga dan Hubungan Sosial: Membangun hubungan yang kuat dan penuh kasih dalam keluarga dan masyarakat sangat penting untuk kehidupan yang memuaskan.
- Pelayanan dan Misi: Berpartisipasi dalam tindakan pelayanan dan membagikan Injil kepada orang lain merupakan cara penting untuk menjalankan iman seseorang.
Pagi ini, kita bisa melihat bahwa berbeda dari gagasan umum tentang kesuksesan yang sering kali berfokus pada harta benda, ketenaran, dan kekuasaan, umat Kristen didorong untuk mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, dengan mengetahui bahwa Dia akan memenuhi kebutuhan mereka. Bagaimana dengan Anda?