“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” 1 Petrus 5:8

Anda dan saya memiliki musuh bernama setan atau iblis yang berkeliaran di bumi dengan misi melahap siapa pun yang dapat ditelannya. Alkitab juga mengatakan hal itu dalam Wahyu 2:10.
“Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.” Wahyu 2:10
Dalam Alkitab, kita melihat iblis dan anak buahnya mendatangkan malapetaka dan penderitaan di bumi dan dalam kehidupan manusia. Kita tahu bahwa Adam dan Hawa digoda dan ditipu iblis (Kejadian 3:1-5), yang mengakibatkan kejatuhan manusia ke dalam jurang dosa. Ini merupakan masalah besar seluruh umat manusia sampai sekarang karena kita mewarisi dosa mereka.
Di kitab Tawarikh dikatakan bahwa yang mendorong Daud untuk sombong adalah iblis, “Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.” (1Tawarich 21:1). Tetapi, dalam kitab Samuel, dikatakan bahwa yang mendorong Daud melakukan sensus adalah Allah: “Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya: “Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda.” (2 Samuel 24:1). Dari kedua ayat ini dapat disimpulkan bahwa Iblis-lah yang membujuk Daud untuk melakukan sensus, namun Allah mengizinkan hal tersebut. Atau, Allah membuka pintu/ mengizinkan Iblis mencobai Daud, sebagaimana Allah mengizinkan Iblis mencobai Ayub.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus menghadapi kekuatan kegelapan di setiap sudut dalam diri orang-orang yang sakit, lumpuh, dan dirasuki oleh kekuatan iblis. Petrus dalam ayat di atas memperingatkan kita bahwa Setan terus bergerak. Ia mencari yang lemah, terisolasi, dan rentan untuk dilahap. Ia tidak pernah menghargai keadilan. Ia tidak pernah libur, atau merasa kasihan kepada siapa pun. Lalu, apakah peringatan Petrus itu menyangkut kemungkinan bahwa orang Kristen, domba Yesus, bisa dirasuki setan?
Meskipun Alkitab tidak secara eksplisit menyatakan apakah seorang Kristen dapat dirasuki setan, kebenaran Alkitab yang terkait menjelaskan dengan sangat jelas bahwa orang Kristen tidak dapat dirasuki setan. Ada perbedaan yang jelas antara dirasuki setan dan ditindas atau dipengaruhi oleh setan. Kerasukan setan melibatkan setan yang memiliki kendali langsung/penuh atas pikiran dan/atau tindakan seseorang (Matius 17:14-18; Lukas 4:33-35; 8:27-33). Tetapi, untuk orang Kristen penindasan atau pengaruh setan menyangkut serangan rohani dan/atau mendorongnya ke dalam perilaku berdosa.
Dalam semua bagian Perjanjian Baru yang membahas peperangan rohani, tidak ada instruksi untuk mengusir setan dari orang percaya (Efesus 6:10-18). Orang percaya diperintahkan untuk melawan iblis (Yakobus 4:7; 1 Petrus 5:8-9), bukan menengking iblis dari saudara seiman. Orang Kristen didiami oleh Roh Kudus (Roma 8:9-11; 1 Korintus 3:16; 6:19). Tentunya Roh Kudus tidak akan membiarkan setan merasuki orang yang sama yang didiami-Nya. Tentunya tidak mungkinl bahwa Allah akan membiarkan salah satu anak-Nya, yang telah Ia beli dengan darah Kristus (1 Petrus 1:18-19) dan dijadikan ciptaan baru (2 Korintus 5:17), untuk dirasuki dan dikendalikan oleh setan. Allah sudah tentu jauh lebih berkuasa dari pada setan!
Sebagai orang percaya, kita memang berperang melawan setan dan roh-roh jahatnya, tetapi bukan setan yang berdiam dalam diri kita sendiri. Rasul Yohanes menyatakan, “Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu, sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia” (1 Yohanes 4:4). Siapakah Roh yang ada di dalam kita? Roh Kudus. Siapakah Roh yang ada di dalam dunia? Setan dan roh-roh jahatnya. Siapakah yang mengalahkan kuasa setan di kayu salib? Yesus dengan ketaatan-Nya kepada Allah Bapa. Oleh karena itu, dengan adanya kuasa Yesus yang telah mengalahkan dunia roh jahat, kasus kerasukan setan pada orang percaya tidak dapat dijelaskan secara alkitabiah. Jadi, jika ada orang yang kerasukan setan, orang itu pasti bukan atau belum menjadi domba Yesus.
Dengan bukti Alkitab yang kuat bahwa seorang Kristen tidak dapat dirasuki setan, beberapa tokoh gereja menggunakan istilah “demonisasi” untuk merujuk pada setan yang menguasai seorang Kristen. Kisah demonisasi malah sering muncul dalam film di layar putih maupun TV. Beberapa berpendapat bahwa meskipun seorang Kristen tidak dapat dirasuki setan, seorang Kristen dapat dimasuki setan. Biasanya, deskripsi tentang dimasuki setan hampir identik dengan deskripsi tentang kerasukan setan. Jadi, hasilnya adalah masalah yang sama. Mengubah terminologi tidak mengubah fakta bahwa setan tidak dapat menghuni atau menguasai sepenuhnya seorang Kristen. Pengaruh dan penindasan setan adalah kenyataan bagi orang Kristen yang tidak dapat diragukan, tetapi tidaklah alkitabiah untuk mengatakan bahwa seorang Kristen dapat dimasuki setan atau dirasuki setan.
Melihat seseorang yang kita kira orang Kristen menunjukkan perilaku kerasukan setan seharusnya membuat kita mempertanyakan keaslian imannya. Hal itu seharusnya tidak membuat kita mengubah sudut pandang kita tentang pengaruh setan. Mungkin orang itu benar-benar orang Kristen tetapi sangat ditindas setan dan/atau menderita masalah psikologis yang parah. Namun sekali lagi, pengalaman kita harus menaati kata Alkitab, bukan kata hati atau pikiran kita. Tidak ada orang Kristen sejati yang bisa dikuasai setan.
Namun, apa yang telah kita katakan sejauh ini seharusnya menimbulkan pertanyaan: Bagaimana kita bisa hidup di dunia yang diperintah oleh Tuhan, diatur oleh Tuhan, dan sepenuhnya bergerak menuju tujuan yang telah ditetapkan-Nya, tetapi Tuhan membiarkan setan menimbulkan berbagai malapetaka di bumi? Bagaimana Tuhan membiarkan kita diserang setan tanpa kita menyadarinya? Di manaka perlindungan Tuhan untuk umat-Nya?
Jawaban singkat yang sesuai dengan teologi Kristen adalah: Tuhan mengizinkan peran setan di bumi dan penderitaan manusia karena semua itu adalah bagian dari rencana kekal-Nya. Salah satu cuplikan terbesar mengenai misteri Tuhan yang mengizinkan aktivitas dan penderitaan setan yang dibawanya, diungkapkan dalam kitab Ayub. Di dalamnya, kita melihat setan masuk ke hadirat Tuhan. Tuhan bertanya kepadanya di mana dia berada, dan setan berkata bahwa dia telah berkeliaran ke sana kemari. Terjadilah perdebatan antara Tuhan dan setan tentang Ayub, seorang pria yang makmur dan takut akan Tuhan di bumi.
Tuhan memberi tahu setan bahwa dia dapat menyiksa hidup Ayub. Dan setan dengan senang hati melakukannya. Ayub kehilangan harta benda dan anak-anaknya, tetapi Ayub tidak kehilangan imannya. Setan kecewa dan berkata kepada Tuhan bahwa jika Ayub secara pribadi disiksa, dia akan mengutuk Tuhan. Tuhan lagi-lagi mengizinkan setan menyiksa Ayub, tetapi Dia menetapkan syarat tentang apa yang dapat atau tidak dapat dia lakukan. Kali ini Setan tidak diizinkan untuk mengambil nyawanya, tetapi semua hal lainnya masih bisa terjadi. Ayub kemudian menderita penyakit fisik dan kesengsaraan sebagai akibatnya. Banyak orang percaya bahwa Ayub telah tidak menaati Tuhan dan sedang dihukum. Yang lain percaya bahwa ia harus mengutuk Tuhan dan berpaling dari-Nya. Ayub tidak melakukannya. Ayub tetap percaya kepada kasih Tuhan.
Ada banyak sudut pandang untuk membahas kisah Ayub ini, tetapi jelas bahwa kemampuan setan untuk bertindak di bumi adalah dengan seizin Tuhan. Setan tidak berdaulat. Setan tidak memiliki kebebasan untuk melakukan apa pun yang diinginkannya. Hanya Tuhan yang berdaulat, dan hanya Tuhan yang dapat melakukan semua yang Ia inginkan (Mazmur 115:3).
Ada pertanyaan alami yang muncul begitu Anda mulai merenungkan hal-hal ini: Mengapa Tuhan tidak menghancurkan setan saja? Mengapa Tuhan mengizinkan setan berkeliaran di bumi sampai sekarang? Mengapa Tuhan menciptakan setan jika Dia tahu ia akan memberontak? Alasan apa yang mungkin dimiliki Tuhan dalam mengizinkan setan mendatangkan rasa sakit, kesengsaraan, kehancuran, dan penderitaan di dunia?
Ada beberapa jawaban yang bisa kita pelajari:
Pertama, Tuhan dapat menggunakan setan sebagai alat penghakiman atas dunia. Kita tidak boleh lupa bahwa semua manusia adalah anak-anak murka sebagai akibat dari dosa (Efesus 2:3). Allah tidak harus menunda penghakiman sampai kita mati, tetapi bebas untuk memberikan keadilan atas pemberontakan di bumi saat ini.
Kedua, Allah dapat menggunakan setan sebagai alat untuk mewujudkan tujuan-tujuan-Nya yang baik. Kedengarannya aneh untuk menghubungkan apa pun yang dilakukan iblis dengan tujuan-tujuan baik Allah, tetapi kisah penyaliban Yesus adalah secuah contoh yang baik. Setan menuntun Yudas untuk mengkhianati Yesus, yang akhirnya mengakibatkan penyalibannya di kayu salib. Tanpa salib tidak ada keselamatan. Setan bermain tepat sesuai rencana Allah. Itu karena Allah memberi setan kesempatan. Dan kita harus menyadari ada 1001 cara lain yang Allah lakukan yang tidak selalu bisa kita mengerti.
Ketiga, Allah dapat menggunakan setan sebagai alat untuk memperlihatkan kemuliaan Kristus yang tak terukur. Bagaimana caranya? Ketika Yesus kembali dalam kemuliaan di atas awan, dan mata-Nya menyala-nyala dengan api dan pedang ada di tangan-Nya, setan akan menemui kekalahan terakhirnya. Kristus akan menerima kemuliaan yang lebih besar dalam kekalahan setan pada akhirnya daripada yang akan diterimanya jika setan dikalahkan secara langsung. Kedatangan Yesus kembali akan mengakhiri pekerjaan setan yang merusak di dunia, dan pemberontakannya akan dipadamkan saat ia dilemparkan ke dalam lautan api (Wahyu 20:10), tidak pernah untuk bisa bangkit kembali. Pada saat itu, kita akan merayakan kemenangan Raja kita, yang menang atas semua musuh-Nya dan musuh kita. Haleluya!
Pertanyaan yang harus kita jawab di hati kita pada hari ini adalah: akankah kita percaya kepada Tuhan? Apakah kita percaya bahwa hikmat, kuasa, dan kasih Tuhan membuat rencana-rencana-Nya dapat dipercaya bahkan ketika kita tidak dapat memahaminya?
Kehidupan kita sebagai orang Kristen sering terasa berat, yang harus dijalani dengan mengetahui bahwa setan itu nyata, aktif, dan jahat. Kita sendiri tidak berdaya melawan setan. Namun, Tuhan kita berkuasa. Apa pun yang ingin dilakukan setan, harus dengan seizin Tuhan, atau setan tidak dapat melakukannya. Sekalipun dalam hidup ini kita tidak mudah untuk menanggung apa yang setan lemparkan kepada kita, kita harus tetap percaya bahwa jika kita bersandar pada Tuhan yang mengizinkannya dalam hidup kita, pada saat yang tepat kita akan menang bersama Dia.