Menantikan datangnya masa depan yang abadi

“Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. an bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.” Roma 8:22-23

Sebagian orang Kristen berharap dan mungkin percaya bahwa anjing atau kucing kesayangan mereka akan masuk ke surga bersama dengan semua orang percaya. Pandangan ini tentunya menimbulkan tanda tanya karena hewan tidak mempunyai jiwa/roh yang bisa diselamatkan, atau dapat mempunyai iman yang menyelamatkan. Keselamatan yang dijanjikan dalam Yohanes 3:16 hanya dijanjikan kepada manusia, yang sudah diciptakan sebagai gambar Tuhan. Sebaliknya, hewan dan tumbuh-tumbuhan diberikan kepada manusia sebagai bahan makanan (Kejadian 9:2-3).

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3:16

“Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan. 3Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau.” Kejadian 9:2-3

Walaupun demikian, ayat dari Roma 8:22 sering dipakai untuk menunjang harapan bahwa semua makhluk di dunia sama-sama menunggu saat ke surga. Tetapi, ayat ini sebenarnya tidak secara eksplisit membahas keselamatan hewan dengan cara yang sama seperti keselamatan manusia.

Meskipun berbicara tentang ciptaan yang mengerang di bawah perbudakan kebinasaan dan menunggu penebusan ciptaan Tuhan, ayat ini tampaknya merujuk pada pemulihan dunia alami, termasuk hewan, dan bukan proses iman dan kepercayaan sebagaimana yang berlaku bagi manusia. Bagian ini menyiratkan pemulihan semua ciptaan, mungkin termasuk kerajaan hewan di surga, tetapi tidak harus dengan konsep keselamatan yang sama seperti manusia. Karena itu, sekalipun mungkin ada kucing dan anjing di surga, mereka bukanlah hewan peliharaan yang kita sayangi, tetapi semua hewan ciptaan Tuhan yang akan membuat kita yang sudah diselamatkan dengan sepenuhnya bisa memuliakan kebesaran Sang Pencipta di surga.

“Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.” Roma 8:20-21

Roma 8 dimulai dan diakhiri dengan pernyataan tentang keamanan mutlak orang Kristen di hadapan Tuhan. Tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus, dan tidak ada yang akan pernah dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Setelah percaya kepada Injil, kita sekarang hidup dalam Roh Tuhan. Itu memungkinkan kita untuk memanggil Tuhan sebagai Abba atau Bapa. Kita menderita bersama Kristus, dan kita menderita bersama seluruh ciptaan sambil menunggu Allah menyatakan kita sebagai anak-anak-Nya. Dengan bantuan Roh Kudus, kita yakin bahwa Allah bersama kita dan mengasihi kita di dalam Kristus.

“Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ”ya Abba, ya Bapa!” Roma 8:15

Secara spesifik, Roma 8:22 berkaitan dengan ayat sebelumnya menggambarkan saat di masa depan ketika anak-anak Allah akan dinyatakan dalam kemuliaan, dan semua ciptaan akan dibebaskan dari perbudakan kebusukan dan kerusakan. Dengan kata lain, semua akan diperbaiki. Semua ciptaan Tuhan akan dikembalikan ke keadaan yang dimiliki mereka saat pertama kali diciptakan, sebelum dosa masuk ke dunia.

Sekarang Paulus menjelaskan bahwa kita belum sampai di sana. Pada saat ini, semua ciptaan terus mengerang bersama dalam kesakitan melahirkan. Jelas, erangan yang datang dari ciptaan saat menderita dalam perbudakan kematian dan kebusukan telah berlangsung sejak dosa masuk ke dunia. Itu masih terjadi. Paulus juga menambahkan gambaran kata yang penuh harapan. Erangan ini seperti kesakitan melahirkan. Dengan kata lain, rasa sakit itu nyata, jelas, dan intens, tetapi itu mengarah ke saat “kelahiran” ketika semua akan diperbaiki dan rasa sakit itu akan dilupakan.

“Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.” Yohanes 16:21–22

Kita melihat bahwa dari bagian dari tulisan Paulus kepada jemaat di Roma, ia tidak melewatkan atau mengabaikan penderitaan manusia dan makhluk lainnya. Mirip dengan apa yang ditulis oleh Yohanes, rasa sakit itu nyata, dan seluruh makhluk mengalami penderitaan dalam hidup ini. Intinya di sini bukanlah bahwa rasa sakit itu harus kita terima dengan rasa senang—sebaliknya, itu adalah hal yang menyedihkan. Yang dapat membantu kita melewati rasa sakit yang sekarang ada, adalah mengetahui apa yang menanti kita di sisi lain.

Paulus telah menggambarkan seluruh ciptaan sebagai ungkapan frustrasi, kesedihan, dan kerinduan ini. Ia menggunakan istilah “keluhan” atau “erangan” yang berasal dari akar kata sustenazo, yang diterapkan pada suara yang dibuat oleh seorang wanita yang sedang bersalin, hendak melahirkan bayi, saat ia menanggung gelombang rasa sakit yang datang dan pergi. Tidak ada wanita yang menginginkan rasa sakit itu sendiri, tetapi dia bersedia menanggungnya karena adanya hasil yang menggembirakan sesudahnya.

Orang percaya yang diselamatkan seperti itu juga mengeluh dalam hati dalam penantian ini. Namun sementara ciptaan sedang menunggu anak-anak Tuhan untuk dinyatakan dalam kemuliaan, kita sedang menunggu sesuatu yang lebih spesifik. Kita menunggu dengan penuh semangat untuk di adopsi, sebagai anak, yaitu penebusan tubuh kita.

Gambaran yang dilukiskan Paulus di sini menghubungkan beberapa hal yang telah ditulisnya dalam Roma 8 sejauh ini. Dia telah mengatakan bahwa Allah telah memberikan kepada kita dalam Roh Kudus apa yang disebutnya “Roh adopsi” (Roma 8:15). Kita telah diadopsi dan telah menjadi anak-anak Allah yang penuh melalui iman kepada Kristus. Jadi, apa yang kita tunggu jika surat adopsi sudah lengkap?

Paulus telah menulis bahwa dengan adanya adopsi, muncullah keterputusan antara roh dan tubuh kita: “Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.” (Roma 8:10). Memang benar bahwa kita sepenuhnya adalah anak-anak Allah saat ini melalui iman kepada Kristus, tetapi kita belum bertemu dengan Bapa kita secara langsung. Kita telah dibebaskan dari hukuman kekal atas dosa, tetapi tubuh kita terus mengalami konsekuensi sementara dari dosa: kematian. Itu tidak dapat kita hindari.

“Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.” Roma 8:10

Walaupun demikian, sebagai anak-anak angkat Tuhan, kita sedang menunggu tubuh kita untuk ditebus setelah kita mati secara fisik dan kemudian dibangkitkan seperti Kristus. Atau seperti yang dikatakan orang: Pengangkatan kita sudah lengkap; kita hanya menunggu Bapa kita datang dan menjemput kita sehingga kita dapat bersama-Nya.

Di surga, pada akhirnya kita akan hidup sebagai tubuh yang dibangkitkan akan diubah dan dimuliakan, mencerminkan tubuh Kristus yang dibangkitkan. Tubuh yang dimuliakan ini akan mampu memiliki kapasitas baru dan akan disesuaikan dengan lingkungan surgawi, tidak dibatasi oleh batasan tubuh fisik kita saat ini.

Pagi ini, kita mungkin sedang menderita melalui perjalanan kita di bumi ini. Tetapi Paulus mengingatkan kita bahwa dunia ini bukanlah rumah kita (1 Petrus 2:11; Ibrani 11:13). Kerajaan masa depan yang mulia menanti kita, di mana kematian dikalahkan, dan air mata kesedihan, rasa sakit, dan duka akan dihapuskan (Wahyu 21:4). Ketika kita berpegang teguh pada janji Allah ini, kita dapat mulai memandang masalah-masalah kita saat ini sebagai sesuatu yang ringan dan sementara dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang jauh lebih besar (2 Korintus 4:17).

Allah menjanjikan masa depan yang luar biasa bagi orang percaya, lengkap dengan tubuh yang baru dan mulia. Kita juga bisa melihat keindahan semua ciptaan Tuhan, seperti apa yang ada pada saat penciptaan, di surga. Saat ini, kita hanya merasakan sedikit masa depan kita yang gemilang, melalui kehadiran Roh Kudus yang ada di dalam diri kita. Dia adalah uang muka, atau deposit, yang menjamin pengangkatan penuh kita sebagai anak-anak Allah dan pembebasan tubuh kita dari dosa dan penderitaan. Pujilah Tuhan atas kasih-Nya!

Tinggalkan komentar