“Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” Roma 8:30

Roma 8 dimulai dan diakhiri dengan pernyataan tentang keamanan mutlak orang Kristen di hadapan Tuhan. Tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus, dan tidak ada yang akan pernah dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Setelah percaya kepada Injil, kita sekarang hidup dalam Roh Tuhan. Itu memungkinkan kita untuk memanggil Tuhan sebagai Abba atau Bapa. Kita menderita bersama Kristus, dan kita menderita bersama dengan semua ciptaan sementara kita menunggu Tuhan untuk menyatakan kita sebagai anak-anak-Nya. Dengan bantuan Roh, kita bisa yakin bahwa Tuhan bersama kita dan mengasihi kita di dalam Kristus untuk selamanya.
Dalam Roma 8 ayat 29, Paulus menulis bahwa Tuhan telah menentukan mereka yang sekarang ada di dalam Kristus untuk menjadi serupa dengan gambar Kristus.
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” Roma 8:29
Ia membuat pilihan ini dari semula (Roma 8:29) dan sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4). Tujuan Allah bagi hidup kita selalu dan selamanya adalah agar kita menjadi seperti Yesus. Dalam beberapa hal, Allah mengetahui dan memilih mereka yang akan diselamatkan, jauh sebelum kita ada untuk membuat pilihan tersebut. Rincian tentang apa artinya ini, dan bagaimana Allah melakukannya, merupakan bagian dari makalah yang jauh lebih besar. Namun, dalam konteks renungan hari ini, pembahasan secara luas tidaklah penting.
“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.” Efesus 1:4
Sekarang, dalam Roma 8 ayat 30, Paulus menulis bahwa mereka yang telah ditentukan Allah untuk tujuan ini, Ia juga memanggil mereka. Dinyatakan secara terbalik, Allah memanggil setiap orang yang telah Ia tentukan sebelumnya. Seperti yang Paulus gunakan dalam Roma, “dipanggil” oleh Allah berarti Allah menembus kesadaran kita yang terbatas akan Dia, dan kemudian menarik kita kepada-Nya. Jika kita hanya bergantung pada kemampuan kita sendiri, kita tidak akan bisa mengenal Allah.
Kemudian, Allah membenarkan setiap orang yang Ia panggil. Empat bab pertama Kitab Roma membahas masalah pembenaran Allah. “Dibenarkan” oleh Allah berarti dibenarkan di hadapan-Nya. Kita tidak akan pernah dapat membenarkan diri kita sendiri karena dosa kita, bahkan dengan berusaha menaati hukum, karena kita tidak dapat menaati seluruh hukum Taurat (Roma 3:10, 23). Apa pun yang kita usahakan untuk tampil “cukup naik” di hadapan pengadilan Allah, akan gagal karena kita adalah manusia yang tidak sempurna. Kita hanya dapat dibenarkan melalui iman kepada Kristus (Roma 5:1). Oleh sebab itu, semua ajaran yang menyatakan bahwa kita akan diadili berdasarkan apa yang kita lakukan dalam hidup di dunia adalah tidak benar.
Akhirnya, setiap orang yang dibenarkan Allah, melalui iman kepada Kristus, kemudian dimuliakan-Nya. Paulus menulis kalimat ini dalam bentuk lampau, yang menunjukkan bahwa pemuliaan kita sebenarnya sudah selesai di mata Allah. Akan tetapi, Paulus memulai bagian ini dalam ayat 18-19 dengan mengatakan bahwa seluruh ciptaan sedang menantikan anak-anak Allah untuk dimuliakan. Itu berarti bahwa kita saat ini menantikan hal itu untuk dinyatakan, meskipun harapan kita yang pasti dan yakin adalah bahwa hal itu akan datang pada waktu yang tepat menurut Allah.
Roma 8: 29-30 adalah sebagian ayat yang mendukung konsep predestinasi dan pembenaran umat Tuhan. Banyak orang Kristen yang tidak mengenal atau tidak mau mengenal doktrin predestinasi. Namun, predestinasi adalah doktrin alkitabiah yang dikenal oleh semua aliran Kristen. Memang ada perbedaan dalam pengertannya, tetapi, adalah penting bagi kita untuk memahami apa arti predestinasi secara alkitabiah.
Kata-kata yang diterjemahkan sebagai “ditentukan dari semula” dalam Kitab Suci yang dirujuk di atas berasal dari kata Yunani proorizo, yang mengandung arti “menentukan sebelumnya,” “menetapkan,” “memutuskan sebelumnya.” Jadi, predestinasi adalah Allah yang sebelumnya sudah menentukan hal-hal tertentu untuk terjadi. Apa yang Allah tentukan sebelumnya? Menurut Roma 8:29-30, Allah telah menentukan sebelumnya bahwa individu-individu tertentu akan disesuaikan dengan rupa Anak-Nya, dipanggil, dibenarkan, dan dimuliakan. Predestinasi adalah doktrin Alkitab yang menyatakan bahwa Allah dalam kedaulatan-Nya memilih individu-individu tertentu untuk diselamatkan.
Keberatan yang paling umum terhadap doktrin predestinasi adalah bahwa hal itu tidak adil. Mengapa Allah memilih orang-orang tertentu dan tidak memilih yang lain? Kita harus ingat bahwa tidak seorang pun layak diselamatkan. Kita semua telah berdosa (Roma 3:23) dan semua layak menerima hukuman kekal (Roma 6:23). Akibatnya, jika Allah hanya memakai keadilan-Nya, kita semua sudah sepantasnya untuk ke neraka. Namun, Allah dengan kasih-Nya memilih untuk menyelamatkan sebagian dari umat manusia. Ia tidak berlaku tidak adil kepada mereka yang tidak dipilih, karena mereka menerima apa yang pantas mereka terima. Keputusan Allah untuk bersikap murah hati kepada sebagian orang tidaklah membuat Dia tidak adil bagi sebagian yang lain. Tidak seorang pun layak menerima apa pun dari Allah; oleh karena itu, tidak seorang pun dapat mengajukan protes jika ia tidak menerima apa pun dari Allah.
Lalu, jika Allah memilih siapa yang diselamatkan, bukankah itu menghilangkan kehendak bebas kita untuk memilih dan percaya kepada Kristus? Alkitab mengatakan bahwa kita tetap memiliki pilihan, karena semua orang yang mau percaya kepada Yesus Kristus akan diselamatkan (Yohanes 3:16; Roma 10:9-10). Alkitab tidak pernah menggambarkan Allah menolak siapa pun yang percaya kepada-Nya atau menolak siapa pun yang mencari-Nya (Ulangan 4:29).
Kebenaran tentang pilihan Allah yang berdaulat dan tanggung jawab manusia yang bebas memilih tidaklah merupakan dualisme yang terpisah atau berdiri sendiri. Secara misterius, keputusan Allah bekerja sama dengan seseorang yang ditarik oleh Allah (Yohanes 6:44) dan percaya kepada keselamatan (Roma 1:16). Allah menentukan siapa yang akan diselamatkan, dan kita harus menerima Kristus agar diselamatkan. Kedua fakta tersebut sama-sama benar. Roma 11:33 menyatakan, “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!”.
Keberatan lain yang dikemukakan oleh banyak orang terhadap predestinasi adalah apa yang terlihat sebagai kekejaman Allah, yang “menetapkan” sebagian orang untuk ke neraka. Ini adalah kesan yang keliru, karena Allah memang memungkinkan sebagian orang untuk mendengarkan panggilan keselamatan-Nya dan percaya, tetapi Ia tidak dengan semena-mena melemparkan orang lain ke neraka. Allah cukup membiarkan mereka untuk hidup dalam kenikmatan dosa dan memilih dosa apa pun yang disenangi mereka, yang kemudian membawa mereka ke dalam kebinasaan. Dengan demikian, pada saat pengadilan terakhir, semua orang yang selamat akan mengamini bahwa mereka hanya bisa selamat karena karunia Tuhan, dan mereka yang tidak selamat tidak akan bisa memungkiri apa pun dosa mereka. Inilah keadilan dan kasih Tuhan yang dinyatakan sepenuhnya untuk kemuliaan-Nya.
Kitab Suci menyingkapkan bahwa akan ada suatu hari di mana Allah akan menghakimi para malaikat dan seluruh umat manusia melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Ketika Kristus datang kembali dalam kemuliaan, Ia akan membangkitkan orang benar dan orang tidak benar. Penghakiman terakhir akan terjadi segera setelah kebangkitan. Hari penghakiman akan menjadi hari keselamatan dan penghakiman. Hari itu secara umum disebut dalam Perjanjian Lama sebagai “hari Tuhan” (Yesaya 13:9; Yehezkiel. 30:3). Orang percaya akan melewati penghakiman dan dibebaskan dari hukuman berdasarkan kematian Yesus yang menebus dosa mereka, dan kebangkitan Kristus yang membawa hidup kekal. Pada pihak yang lain, Allah akan menghukum orang tidak percaya ke dalam kebinasaan kekal, berdasarkan pikiran, perkataan, dan perbuatan mereka sendiri yang berdosa.
Hari ini, jika Anda masih ragu akan keselamatan Anda, Yesus sudah menyatakan dengan sangat jelas bahwa tidak akan ada penghakiman yang menghukum bagi mereka yang bersatu dengan-Nya dengan cara yang menyelamatkan:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” Yohanes 5:24
Yesus membuat pernyataan ini dalam konteks pekerjaan yang akan Dia selesaikan di kayu salib. Yesus menanggung penghakiman Allah atas umat-Nya ketika Dia tergantung di kayu salib. Pengorbanan Yesus memenuhi keadilan ilahi dan meredakan murka Allah bagi orang-orang pilihan.
Meskipun tidak ada penghakiman yang menghukum bagi orang percaya karena persatuan mereka dengan Kristus, akan ada perhitungan atas perbuatan yang dilakukan oleh orang percaya, yang menghasilkan pembagian pahala sesuai dengan kerja keras mereka yang setia. Pahala-pahala ini harus dipertimbangkan sebagai tambahan atas kehidupan kekal yang telah mereka terima melalui iman kepada Kristus saja. Dengan kata lain, umat percaya menerima keselamatan hanya melalui iman kepada Kristus dan dilayakkan untuk memperoleh hidup kekal, tetapi Allah memberikan pahala tambahan yang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada ketaatan masing-masing individu. Hari dan saat penghakiman ini tidak diketahui oleh umat manusia dengan tujuan yang jelas untuk mendorong kita semua agar selalu berjaga-jaga dan berdoa (Matius 24:36).