“Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.” Keluaran 23:8

Masalah korupsi baru-baru ini hangat dibicarakan di media. Ada berbagai berita yang muncul mengenai tertangkapnya si A atau si B karena menggelapkan uang negara, tetapi berita semacam ini sudah bukan berita yang mengejutkan. Walaupun demikian, yang membuat prihatin adalah perkiraan publik bahwa koruptor yang belum ditemukan adalah jauh lebih banyak jumlahnya dari apa yang bisa ditemukan.
Di zaman ini, korupsi bisa berupa penyalahgunaan uang, waktu, posisi, wewenang, dan berbagai sumber daya untuk keuntungan pribadi. Tetapi, secara umum korupsi adalah melakukan apa yang tidak benar. Lebih dari itu, korupsi dalam Alkitab adalah keadaan kontaminasi moral dan pembusukan rohani yang diungkapkan melalui ketidaktaatan kepada Allah.
Dalam kitab Kejadian, Allah berfirman kepada Adam bahwa, jika ia memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, ia “pasti akan mati” (Kejadian 2:17). Sebagai hukuman, Adam tidak mati secara jasmani pada hari itu, melainkan secara rohani yang melibatkan keterpisahan dari Allah (Efesus 2:1-3). Dosa yang membawa pencemaran dan pembusukan bagi Adam dan Hawa, juga mempengaruhi kodrat manusia setiap orang yang lahir setelahnya (Roma 5:12).
Korupsi mungkin sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Dari pungutan kecil di jalan, “uang rokok” untuk memperlancar urusan, “uang pelicin” untuk proyek kecil, hingga proyek besar bernilai triliunan rupiah. Banyak yang menganggapnya wajar dan praktis. Bahkan ada yang merasa tidak bisa hidup tanpa itu. Namun bagi orang Kristen, inilah tantangan iman yang nyata: berani hidup tanpa korupsi di tengah budaya korupsi. Ini termasuk cara orang tua Kristen mendidik anak-anaknya untuk menghindari korupsi dalam segala bentuknya, karena segala bentuk korupsi membutakan mata manusia dan memutarbalikkan kebenaran.
Hidup tanpa korupsi berarti hidup dengan integritas. Itu artinya menolak penggunaan uang pelicin dan hal-hal yang tidak etis atau tidak bermoral baik, meskipun dianggap “aneh” atau bahkan “bodoh” oleh orang lain. Itu artinya bersaksi melalui perbuatan, menunjukkan bahwa berkat sejati tidak datang dari kecurangan, melainkan dari Allah yang mencukupkan. Itu juga menunjukkan kerelaan untuk “kalah” daripada “menang” melalui cara yang tidak juur. Ini tidaklah mudah untuk diterapkan.
Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Itu menyatakan bahwa setiap orang pernah melakukan korupsi dalam hidupnya. Mungkin kita belum pernah menyalahhgunakan atau mencuri dana perusahaan atau melakukan penyuapan; tetapi seperti yang kita pelajari di atas, korupsi adalah segala tindakan yang menyalahgunakan berkat Tuhan dan melawan apa yang dikehendaki-Nya. Seperti apa yang ditulis ayat pembukaan dalam Keluaran 23:8, segala bentuk korupsi akan membuat mata manusia buta akan keadilan Tuhan.
Kita harus berani mengaku salah, dan mau bertobat. Kita harus menjalani hidup baru yang berlandaskan integritas dalam Kristus. Integritas bukanlah kemewahan, melainkan panggilan. Yesus sendiri hidup tanpa kompromi meski harus menanggung salib. Tidak semua rejeki itu berkat. Kalau didapat dari korupsi, itu adalah jerat. Alkitab berkata: “Pencuri tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Kristus” (Efesus 5:5). Kesaksian lebih lantang daripada kata-kata. Hidup tanpa korupsi memang bisa lebih sulit di dunia ini, tapi janji Tuhan jelas: “Carilah dahulu Kerajaan Allah… maka semuanya akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33).
Ketika kita mengenal Yesus Kristus, kita memulai hubungan pribadi dengan-Nya. Semakin bertumbuh hubungan itu, semakin baik kita memahami siapa Yesus dan apa yang telah Dia lakukan bagi kita. Kita mulai memahami apa yang telah dicapai oleh kuasa ilahi-Nya bagi kita. Salah satu janji Yesus kepada kita adalah pelayanan Roh Kudus yang memberdayakan dan menyucikan dalam kehidupan setiap orang percaya (Yohanes 14:15-17). Roh Kudus memberi kita kuasa untuk menaati Allah, membalikkan kutukan kebinasaan, dan menjadikan kita pengambil bagian dalam kodrat ilahi Allah.
Selama hidup di dunia, kita dituntut untuk setia kepada firman-Nya. Memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, tetapi makin hari kita harus makin menyerupai Yesus. Suatu hari yang mulia di masa depan, kutukan kerusakan dan pembusukan akan diangkat untuk selama-lamanya:
“Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah” Roma 8:19-21
Doa Penutup:
Tuhan Yesus, berikanlah kami keberanian untuk hidup dengan integritas. Tolong kami menolak korupsi, meskipun kecil, meskipun dianggap biasa. Jadikan kami garam dan terang di tengah bangsa yang terluka karena korupsi. Dan mampukan kami percaya, bahwa Engkaulah yang mencukupkan kebutuhan kami. Amin.