“Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.” Mazmur 146: 2

Alkitab mengatakan bahwa Allah menjadikan manusia ‘menurut gambar-Nya’. Itu bukan tentang keserupaan fisik – ini mengacu pada kualitas lain seperti memiliki hati nurani dan mengetahui perbedaan antara benar dan salah; memiliki kapasitas untuk mencintai; memiliki keinginan akan keadilan; dan memiliki kreativitas yang luar biasa. Kemampuan lain yang membedakan kita dari ciptaan alam semesta lainnya adalah bahwa kita mampu menjalin hubungan dengan Tuhan sendiri.
Sebelum jatuh ke dalam dosa, manusia memiliki kebebasan dan kuasa yang membuatnya mampu menghendaki dan melakukan apa yang baik dan berkenan dan kepada Allah. Tetapi karena dosa, manusia sama sekali kehilangan kemampuan menghendaki apa yang baik. Kita bisa melihat bahwa dunia ini sekarang penuh dengan hal-hal yang buruk: korupsi, penistaan, penganiayaan, pembunuhan dan sebagainya. Manusia sendiri tidak berdaya untuk mengubah semua yang jahat menjadi apa yang baik.
Sebagai orang Kristen kita percaya bahwa Allahlah membuat kita bertobat dan memindahkan kita ke kedudukan sebagai seorang yang telah beroleh rahmat, Dia membebaskan kita dari perhambaan dosa dan oleh rahmat-Nya semata-mata menjadikan kita mampu lagi untuk menghendaki dan melakukan apa yang baik secara rohani. Akan tetapi, karena kerusakan yang masih tinggal pada diri kita, kita tidak selalu menghendaki apa yang baik itu secara sempurna, tetapi sering juga menghendaki apa yang jahat. Itu berarti bahwa dalam hidup kita harus selalu berjuang untuk menjalani hidup baru dengan bimbingan Roh Kudus. Itu karena sebagai orang yang sudah diselamatkan, tujuan hidup kita harus berubah dari apa yang kita punyai sebelum bertobat.
Jika demikian, apakah tujuan hidup atau purpose of life Anda? Tujuan utama hidup manusia, menurut Alkitab, adalah memuliakan Allah dan menikmati-Nya selamanya, yang mencakup bertumbuh dalam hubungan dengan-Nya melalui iman kepada Yesus Kristus, mencerminkan kasih-Nya kepada sesama, dan menemukan pemenuhan tujuan-Nya bagi hidup seseorang. Ini mencakup hidup untuk meninggikan dan menyembah Allah, menikmati Dia sebagai harta, dan berpartisipasi dalam rencana-Nya untuk mewujudkan Kerajaan Allah dan mengubah hidup melalui kasih karunia-Nya.
Aspek-Aspek Utama Tujuan Hidup:
- Memuliakan Allah:
Manusia diciptakan untuk kemuliaan Allah, artinya meninggikan, mengagungkan, dan menyembah-Nya dengan segala yang mereka lakukan. - Menikmati Allah:
Menikmati Allah dicapai dengan memandang-Nya sebagai sumber sukacita tertinggi, menyadari pentingnya Dia dalam segala aspek kehidupan. - Hidup dalam Hubungan dengan Allah:
Tujuan utamanya adalah bertumbuh dalam persekutuan yang intim dengan Allah, yang dipulihkan melalui iman kepada Yesus Kristus. - Merefleksikan Karakter Allah:
Dengan mengenal dan menikmati Allah, setiap individu dapat mencerminkan terang dan karakter kasih-Nya kepada sesama di dunia. - Melayani Sesama:
Dengan mengasihi dan melayani sesama, kita menunjukkan kebaikan dan pengampunan sebagaimana yang telah Allah tunjukkan kepada kita. - Mencari Kerajaan Allah:
Alkitab mendorong kita untuk berfokus menaati Firman Tuhan dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsipnya, yang menuntun pada kepuasan rohani dan transformasi hidup.
Apakah Anda sudah mencapai tujuan hidup Anda? Hanya Anda yang bisa menjawab. Anda bisa memeriksa hidup Anda sendiri. Reality check untuk apa yang sudah Anda capai secara jasmani mudah dilakukan, tetapi bukan itu saja yang dituju dalam hidup manusia. Penulis Mazmur di atas menyatakan keinginannya untuk memuliakan Tuhan selama ia hidup, dan bermazmur bagi Dia selagi masih bisa. Memuliakan Tuhan dan memuji Dia adalah suatu sikap yang harus diambil setiap orang Kristen dan seharusnya menjadi tujuan hidup kita juga. Tujuan hidup yang indah ini seringkali lebih mudah dikatakan daripada dilaksanakan dalam kesibukan sehari-hari. Sekalipun sebagai orang percaya kita mungkin ingin hidup seperti pemazmur, bagaimana kita bisa memuliakan Tuhan dan bermazmur untuk Dia sepanjang waktu dalam hidup kita?
Untuk bisa mempunyai hidup yang memuliakan dan memuji Tuhan, tidaklah cukup dengan pergi ke gereja setiap minggu, atau aktif dalam kegiatan gereja. Jika itu adalah tujuan hidup kita, kita harus bisa melakukannya setiap saat. Dalam hal ini banyak orang Kristen yang berpikir bahwa mereka dapat mencapai tujuan ini secara rohani, melalui perenungan, pemikiran, dan perasaan. Itu benar, tetapi tidak sepenuhnya. Jika kita memang ingin untuk memuliakan dan memuji Tuhan di setiap waktu, itu berarti bahwa apa saja yang kita kerjakan sehari-hari harus bisa menyatakan hal itu. Tujuan hidup orang Kristen bukan sekedar konsep rohani, tetapi sesuatu yang nyata.
Pagi ini, ayat di atas menantang kita untuk berpikir dalam-dalam. Jika kita memang mengasihi Tuhan dan sesama kita, apakah yang kita kerjakan hari ini yang bisa membuktikan hal itu? Jika kita ingin memuliakan dan memuji Tuhan, apakah yang bisa kita lakukan pada setiap saat dalam hidup kita? Mungkin kita berpikir bahwa tidak ada hal-hal yang signifikan yang bisa kita lakukan dalam hidup kita saat ini. Mungkin karena umur, kesehatan, pendidikan, pekerjaan atau lingkungan, kita merasa tidak mampu untuk melakukan hal-hal yang “besar”. Tetapi, memuji Tuhan dan memuliakan-Nya tidak harus berarti berbuat sesuatu yang hebat dalam pandangan manusia. Tujuan hidup kita ini bisa dicapai dalam keadaan apa pun kalau saja kita sadar bahwa segala sesuatu yang kita perbuat, kita bisa melakukannya untuk memuji-Nya.
“Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Kolose 3: 17