“Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” 1 Korintus 6:20

Ada satu kalimat sederhana tetapi sangat dalam: “Hidup kita adalah karunia Tuhan, namun juga pilihan kita.” Kalimat ini merangkum dua aspek penting iman Kristen, khususnya dalam ajaran Reformed. Kita percaya bahwa hidup berasal dari Allah, diberikan sebagai anugerah, dan ditebus dengan darah Kristus. Tetapi pada saat yang sama, kita juga dipanggil untuk membuat pilihan-pilihan nyata setiap hari: bagaimana kita menggunakan hidup ini, bagaimana kita memuliakan Allah, dan bagaimana kita bertanggung jawab dengan tubuh, jiwa, dan roh kita.
Ayat di atas menegaskan dua hal:
- hidup kita sudah ditebus dengan harga yang mahal, yaitu darah Kristus, dan
- karena itu, kita tidak bisa lagi hidup sesuka hati, tetapi harus memuliakan Allah dengan seluruh keberadaan kita.
Pertama-tama, kita perlu menyadari bahwa hidup adalah karunia. Tidak ada seorang pun yang bisa memilih kapan ia lahir, dari orangtua siapa, di bangsa mana, dengan talenta apa. Semuanya adalah pemberian. Dalam teologi Reformed, ini disebut anugerah umum—Allah memberikan kehidupan, udara, hujan, dan berkat duniawi kepada semua manusia tanpa memandang latar belakang mereka.
Lebih daripada itu, keselamatan kita adalah anugerah khusus—bukan hasil usaha atau jasa kita, tetapi semata-mata karena kasih karunia Allah di dalam Kristus. Paulus berkata, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” (Efesus 2:8). Hidup kita, baik secara jasmani maupun rohani, adalah hadiah dari Tuhan.
Kesadaran ini seharusnya membuat kita rendah hati dan bersyukur. Segala sesuatu yang kita miliki—kesehatan, pekerjaan, keluarga, kesempatan belajar, bahkan iman yang menyelamatkan—semua berasal dari tangan Allah. Tidak ada ruang untuk kesombongan atau sikap merasa berhak.
Namun, semua karunia Allah tidak membuat kita pasif. Justru karena hidup adalah karunia, kita dipanggil untuk merespons dengan pilihan-pilihan yang benar. Ajaran Reformed menekankan bahwa manusia memang sudah jatuh dalam dosa dan tidak mampu menyelamatkan diri, tetapi setelah ditebus, kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan.
Setiap hari adalah kesempatan untuk memilih.
- Apakah kita akan menggunakan waktu saya untuk hal yang berguna atau membuangnya untuk hal yang sia-sia?
- Apakah kita akan memakai tubuh dan hidup kita untuk kesenangan pribadi semata, atau untuk memuliakan Allah?
- Apakah kita akan melaksanakan pekerjaan kita dengan integritas, atau dengan kompromi dosa?
- Apakah kita akan merespons kesulitan dengan iman, atau dengan keluhan dan kepahitan?
Pilihan-pilihan ini bukan sekadar masalah moral, tetapi masalah penyembahan. Siapa yang kita sembah akan menentukan bagaimana kita hidup. Jika kita menyembah uang, maka seluruh pilihan kita akan diarahkan untuk mencari keuntungan. Jika kita menyembah diri sendiri, maka segala hal akan dipakai demi kesenangan pribadi. Ini termasuk tren masa kini: giat membaca berbagai posting dunia maya yang ada dalam sosial media. Tetapi jika kita sungguh menyembah Allah, maka setiap aspek hidup kita akan diarahkan dalam dunia nyata untuk memuliakan Dia.
Menarik bahwa Paulus menekankan: “Muliakanlah Allah dengan tubuhmu.” Dalam konteks 1 Korintus 6, Paulus berbicara mengenai bahaya percabulan. Jemaat Korintus hidup dalam budaya yang menganggap tubuh hanya sekadar wadah sementara, sehingga mereka merasa bebas melakukan apa saja. Tetapi Paulus menegaskan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Artinya, tubuh ini bukan milik kita, melainkan milik Allah.
Bagaimana kita memuliakan Allah dengan tubuh kita?
- Menjaga kekudusan hidup. Seksualitas, keintiman, dan relasi harus dijalani sesuai dengan rancangan Allah.
- Menggunakan tubuh untuk melayani. Kaki kita bisa dipakai untuk berjalan menuju orang yang membutuhkan, tangan kita bisa dipakai untuk menolong, mulut kita bisa dipakai untuk menguatkan sesama.
- Memelihara kesehatan. Menyalahgunakan tubuh dengan kebiasaan buruk, makanan berlebihan, atau gaya hidup malas juga berarti tidak menghargai karunia Tuhan.
- Bekerja dengan rajin dan jujur. Tubuh kita dipakai untuk bekerja, bukan hanya demi nafkah, tetapi juga untuk menjadi berkat bagi sesama.
Dengan demikian, tubuh bukanlah milik pribadi yang bisa dipakai sesuka hati, tetapi milik Kristus yang sudah membelinya dengan darah-Nya.
Sering kali kita jatuh ke dalam dua ekstrem. Ada orang yang berpikir bahwa karena hidup adalah karunia Tuhan, maka tidak ada yang perlu dilakukan—biarkan saja Tuhan yang mengatur segalanya. Ini membuat mereka merasa “damai” dalam nuansa pasif dan malas. Sebaliknya, ada orang yang berpikir bahwa hidup sepenuhnya bergantung pada pilihan pribadi, sehingga mereka tenggelam dalam banyak hal besar maupun kecil, dan sering panik karena mengandalkan kekuatan sendiri dan melupakan Allah.
Kebenaran Alkitab mengajarkan keseimbangan: hidup memang karunia, tetapi karunia itu menuntut respons. Hidup memang pilihan, tetapi pilihan itu tidak pernah dilepaskan dari anugerah. Seperti seorang anak yang diberi hadiah oleh orangtuanya: hadiah itu gratis, tetapi anak itu tetap harus memilih apakah ia akan merawat hadiah itu dengan baik atau merusaknya.
Demikian juga dengan hidup kita. Tuhan sudah memberikan karunia hidup, bahkan menebus kita dengan darah Anak-Nya. Pertanyaannya: bagaimana kita memilih untuk menjalani hidup ini? Apakah kita akan menghargai karunia itu, atau justru menyia-nyiakannya?
Hidup kita bukan kebetulan, melainkan karunia yang mahal. Tetapi hidup ini juga bukan otomatis berjalan benar, melainkan menuntut pilihan-pilihan yang sesuai dengan kehendak Allah. Inilah ajaran Kristen yang menekankan kedaulatan Allah sekaligus tanggung jawab manusia.
Marilah kita mengingat terus firman Paulus: “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” Hidup adalah anugerah yang harus disyukuri, dan pilihan yang harus dijalani dengan takut akan Tuhan.
Doa Penutup:
Ya Bapa di surga, terima kasih untuk hidup yang Engkau berikan sebagai karunia. Terima kasih karena Engkau sudah menebus kami dengan darah Kristus yang mahal. Tolonglah kami agar setiap hari kami membuat pilihan yang benar, pilihan yang memuliakan Engkau. Ajar kami untuk memakai tubuh, pikiran, dan hati kami sebagai bait Roh Kudus yang hidup. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.