Uang bukan akar segala kejahatan

“Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” 1 Timotius 6:10

Kitab 1 Timotius 6 melengkapi instruksi Paulus yang sangat praktis kepada sahabat dan muridnya, Timotius. Fokus utama dari bagian ini adalah hal perilaku Kristen yang benar, dan hal menghindari kejahatan. Paulus menyebutkan beberapa kelemahan karakter yang umum pada mereka yang mengajarkan doktrin palsu. Ia juga memberikan peringatan keras tentang bahaya keserakahan dan materialisme. Mereka yang terobsesi dengan kekayaan membuka diri terhadap hampir semua dosa lain yang dapat dibayangkan. Dalam hal ini, Timotius diberi mandat yang jelas untuk menjunjung tinggi iman dan kesaksiannya, disertai berkat dan dorongan dari Paulus.

Frasa pembuka ayat 1 Timotius 6:10 adalah sangat terkenal sekaligus samar. Frasa ini terkenal karena menjadi inspirasi bagi pepatah umum yang dikenal orang di seluruh dunia: “uang adalah akar segala kejahatan.” Pada kenyataannya, ayat tersebut tidak mengatakan hal seperti itu. Kekayaan dan kesuksesan sama baik atau buruknya dengan apa yang seseorang bisa lakukan dengannya. Sebaliknya, yang dicela adalah cinta akan uang. Jadi, uang bukanlah akar segala dosa. Keserakahan, dan obsesi terhadap uang adalah yang membentuk dasar dari berbagai-bagai jenis dosa atau kejahatan.

Kata Yunani untuk “berbagai-bagai” yang digunakan di sini adalah pantōn. Ini secara harfiah dapat berarti “semua” dalam arti “setiap orang,” tetapi juga digunakan dalam arti yang lebih non-harfiah. Misalnya, kata dasar yang sama digunakan dalam Matius 3:5 untuk mengatakan bahwa “seluruh Yudea” datang untuk dibaptis. Kata ini juga digunakan dalam Kolose 1:6 ketika mengatakan bahwa “seluruh dunia” melihat Injil menghasilkan buah. Di sini, seperti dalam Matius dan Kolose, makna “berbagai-bagai” tampaknya lebih cocok sebagai “setiap jenis,” bukan secara harfiah “mutlak setiap dosa.”

Dengan kata lain, intinya bukanlah bahwa semua dosa selalu merupakan akibat dari keserakahan materi. Melainkan, intinya adalah bahwa cinta akan uang dapat menuntun seseorang kepada hampir semua dosa lainnya. Keserakahan dapat meningkatkan, mengilhami, dan memperbesar godaan untuk melakukan dosa lainnya, dan menuntun kita kepada bencana. Inilah sebabnya Paulus melanjutkan dengan mengatakan bahwa orang percaya yang tergoda oleh cinta akan uang dapat meninggalkan hubungan yang dekat dengan Allah. Mereka cenderung menukar hidp dalam kekudusan dengan fokus membangun kekayaan demi keuntungan dan kepuasan pribadi. Paulus mencatat bahwa mereka yang telah melakukannya telah “menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” atau “menusuk diri mereka sendiri dengan banyak kepedihan.” Gambaran kata yang digunakan di sini adalah luka yang ditimbulkan sendiri.

Seiring dengan ketamakan yang merupakan pilihan manusia, ada ungkapan “apa yang Anda pilih adalah apa yang Anda dapatkan”, yang berarti bahwa kualitas hidup Anda adalah hasil langsung dari pilihan yang Anda buat. Hidup Anda bukan hanya sesuatu yang terjadi pada Anda, tetapi jalan yang secara aktif diciptakan oleh keputusan Anda, dari yang mengubah hidup yang besar hingga tindakan dan reaksi kecil sehari-hari. Dengan pimpinan Roh Kudus, Anda bia memilih dengan bijak; ini berarti menyelaraskan pilihan Anda dengan apa yang disukai Tuhan.

Dalam banyak hal, Anda bertanggung jawab atas hasil hidup Anda karena setiap manusia diberi kemampuan untuk memilih jalan hidupnya. Ini memberi Anda kendali atas bagaimana Anda menanggapi keadaan Anda. Ini bukan berarti bahwa Tuhan tidak berdaulat, tetapi dosa adalah pilihan manusia yang terjadi dengan sepengetahuan Tuhan. Manusia tidak dapat menyalahkan Tuhan atas dosanya, Tuhan tidak membuat jebakan agar manusia mencintai uang di atas segalanya.

“Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ”Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” Yakobus 1: 13-15

Pagi ini kita harus menyadari bahwa hidup kita bukan sebuah takdir. Setiap orang harus mengambil keputusan secara sadar. Faktor kesengajaan dengan pilihan Anda—bahkan yang paling kecil pun—bisa menjadi hal yang penting. Kebiasaan sehari-hari Anda, tanggapan terhadap tantangan, dan prioritas semuanya membentuk masa depan Anda. Memang benar bahwa tidak ada yang bisa terjadi tanpa seizin Tuhan, tetapi ini bukannya meniadakan tanggung jawab manusia.

Karena itu, mulai sekarang, berfokuslah pada apa yang dapat Anda kendalikan. Meskipun Anda tidak dapat mengendalikan semuanya, Anda dapat mengontrol bagaimana Anda berpikir, bereaksi, dan apa yang Anda pilih untuk difokuskan. Setiap keputusan, besar atau kecil, meninggalkan jejak dan berkontribusi pada diri Anda, orang lain dan kehidupan yang Anda bangun. Mengenali hal ini dapat memotivasi Anda untuk membuat pilihan yang mengarah pada masa depan yang Anda inginkan.

”Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Matius 6:19-21

Tinggalkan komentar