Apakah Tuhan peduli atas hidup Anda?

“Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu” Mazmur‬ ‭139‬:‭7‬‬

Berapa banyak orang yang percaya adanya Tuhan yang tidak peduli akan hidup manusia? Ada banyak tentunya, tetapi belum ada riset yang menyatakan secara pasti tentang jumlahnya.

Sebagian orang yang beragama, tidak mengenal siapa Tuhan mereka, sekalipun mereka takut untuk berbuat jahat karena mereka percaya adanya karma. Dalam hal ini, mereka yang beragama Kristen tahu bahwa Tuhan itu ada dan mahatahu, tetapi banyak juga yang hidup seolah-olah Tuhan tidak mampu atau mau untuk campur tangan dalam hidup mereka. Jadi mereka hidup seperti Tuhan itu tidak ada.

Dalam ayat di atas, Daud menyatakan bahwa Tuhan mahatahu dan peduli atas hidupnya. Jika Daud ingin melarikan diri dari pengetahuan Allah yang menyeluruh, ia tidak akan menemukan tempat untuk bersembunyi dari Allah. Ini bukan karena ia ingin melarikan diri dari Allah seperti apa yang diperbuat nabi Yunus.

Nani Yunus mencoba melarikan diri dari hadirat Allah ketika Allah memerintahkannya untuk pergi ke Niniwe dan berseru melawannya. Alih-alih pergi ke timur ke Niniwe, ia naik kapal yang menuju ke barat ke Tarsis (Yunus 1:1-3). Ia segera menyadari bahwa Allah hadir, sejauh apa pun ia berlari. Tuhan menyiapkan badai besar yang menyebabkan Yunus terdampar di laut, dan Allah tetap ada di sana (Yunus 1:11-12). Tuhan juga telah menetapkan seekor ikan besar untuk menelan Yunus (Yunus 1:17). Di dalam perut ikan, Yunus bertobat dan bersumpah untuk menaati Tuhan (Yunus 2:1).

Lain Yunus, lain Elia. Elia melarikan diri ke padang gurun di selatan Yehuda untuk menghindari murka Izebel, tetapi ia tidak dapat menjauhkan diri dari Tuhan. Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Elia dalam bisikan pelan dan memberinya kesempatan baru untuk melayani-Nya (1 Raja-raja 19:9-18).

Mengapa orang percaya sering lupa bahwa Tuhan melihat apa yang diperbuat mereka? Sebagian karena mereka tidak benar-benar mengenal Tuhan. Sebagian lagi memang sengaja tidak mau mengingat hal itu karena mereka mau hidup bebas semaunya sendiri. Mereka merasa bahwa adanya Tuhan yang mengawasi mereka adalah terlalu membatasi cara hidup mereka.

Mazmur 139:7–12 mengikuti sebuah bagian yang berfokus pada kemahatahuan Allah. Bagian mazmur ini menggambarkan kemahahadiran-Nya: kemampuan-Nya untuk berada di mana-mana sekaligus. Daud menyebutkan beberapa tempat yang mungkin ia kunjungi, hanya untuk menemukan bahwa Allah ada di sana. Pengetahuan akan kehadiran Allah menghibur Daud. Ia tahu Allah akan menyertainya ke mana pun ia pergi.

Dalam mazmur ini, Daud mengagumi karakteristik Allah yang menakjubkan. Tuhan tahu segalanya tentang dirinya: ke mana ia pergi, semua pikiran Daud, dan segala hal tentang perilakunya. Tuhan tahu apa yang akan Daud katakan bahkan sebelum Daud mengatakannya. Tidak ada tempat yang bisa Daud kunjungi tanpa kehadiran Tuhan. Daud mengagumi karya kreatif Tuhan dalam kandungan. Ia bersyukur atas pikiran Tuhan yang tak terhitung banyaknya untuknya dan atas kehadiran Tuhan siang dan malam. Akhirnya, pikiran Daud tertuju pada orang jahat. Ia menganggap mereka musuh Tuhan dan musuhnya, dan berharap agar Tuhan untuk melenyapkan mereka. Daud muak dengan orang jahat karena mereka mencela Tuhan dan menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ia meminta Tuhan untuk menyelidiki hatinya, melihat apakah ada dosa di sana, dan ia meminta Tuhan untuk menuntunnya di jalan yang kekal.

Seperti Daud, bagi orang percaya yang taat, kemahahadiran Allah merupakan suatu penghiburan. Yesus berkata, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20). Ibrani 13:5 menggemakan janji “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Janji ini berarti kita tidak perlu takut terhadap apa pun yang dapat dilakukan siapa pun terhadap kita (Ibrani 13:6). Tidak ada alasan bagi kita untuk menolak kenyataan bahwa Tuhan selalu melihat apa yang kita lakukan dalam hidup demi kebaikan kita. Ia tahu apakah kita benar-benar beriman dan memuliakan Dia, atau sekadar mengaku Kristen tetapi mengabaikan-Nya.

Tinggalkan komentar