“Sebab malapetaka mengepung aku sampai tidak terbilang banyaknya. Aku telah terkejar oleh kesalahanku, sehingga aku tidak sanggup melihat; lebih besar jumlahnya dari rambut di kepalaku, sehingga hatiku menyerah.” Mazmur 40:12
Salah satu pertanyaan rumit yang sering muncul dalam hidup ini adalah soal malapetaka dan hal-hal jahat yang lain. Mengapa ada malapetaka, kejahatan dan penderitaan jika Tuhan itu ada? Mengapa musuh-musuh kita terus menerus menyerang kelemahan/ kesalahan kita? Mengapa ada orang yang harus masuk penjara atau dipecat dari pekerjaanya karena fitnah? Mengapa Tuhan membiarkan hal-hal seperti itu?
Banyak orang yang beranggapan bahwa adanya hal-hal yang keji itu membuktikan Tuhan itu tidak ada. Sekalipun kita percaya bahwa Tuhan itu ada, pergumulan hidup diatas bisa menimbul kan pertanyaan:
1. Apakah Tuhan itu maha kasih tapi tidak maha kuasa?
2. Apakah Tuhan itu maha kuasa tapi tidak maha kasih?
Kalau Tuhan itu memang maha kasih, sudah barang tentu Dia tidak akan membuat bencana sebagai pemberian untuk anak-anakNya. Tetapi dunia yang diciptakanNya dulu, bukanlah dunia yang kita tinggali sekarang. Dunia kini adalah seperti semak duri yang dihuni anak-anak Tuhan dan anak-anak setan.
Malapetaka bisa terjadi karena dosa dan kebodohan manusia dan pemerintah. Bencana alam sering terjadi sebagai bagian dinamika alam semesta. Tetapi bencana bukan sesuatu yang disenangi Tuhan. Itu adalah konsekwensi kejatuhan manusia dalam dosa. Sesudah kejatuhan, manusia hidup dalam dunia yang penuh masalah. Dalam dunia manusia bisa memilih apapun yang mereka maui. Tambahan lagi, iblis ada dimana-mana dan berusaha menguasai manusia, terutama menyerang anak-anak Tuhan yang kurang waspada.
Walau hal-hal yang jahat bisa terjadi di dunia, Tuhan tetap mencintai anak-anakNya dan tidak membiarkan malapetaka datang atas mereka tanpa alasan. Tuhan jugalah yang mau memberi mereka ketabahan. Tuhan yang menciptakan taman Firdaus dulu, tidak pernah berubah sifatnya. Namun kadangkala Ia mengijinkan kita mendapat pelajaran dari pengalaman kita, barangkali agar kita bisa lebih menurut kepada pimipinanNya dan tidak mengandalkan pikiran dan pilihan kita sendiri. Mungkin juga Tuhan memakai kejadian seperti itu untuk menggerakkan anak-anakNya untuk lebih bisa untuk mengasihi mereka yang lagi menderita.
Kita tahu mengapa ada malapetaka dan kejahatan di bumi, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu dengan pasti apa maksud Tuhan jika hal-hal yang jahat terjadi pada hidup anak-anakNya. Jalan pikiranNya tidak terjangkau manusia dan rencanaNya tidak dibatasi oleh waktu. Hanya satu hal yang kita tahu, rencana Tuhan pasti terjadi pada waktunya dan Tuhan kita adalah Tuhan yang maha kasih dan bijaksana!
“O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!”
Roma 11: 33