Sahabat yang sejati

“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” Yohanes 15: 14

Wow! Hampir 100 orang menghadiri acara reuni semalam, dan mereka adalah bekas teman SD, SMP dan SMA yang sudah cukup lama tidak bertemu. Acara berlangsung meriah dan semua orang tampak gembira. Bagaikan sahabat kental saja, mereka bergembira dan bercakap-cakap dengan asyik, sekalipun pada masa sekolah mereka jarang berbincang-bincang. Agaknya satu hal yang menyatukan mereka semua adalah faktor masa lalu yang dialami bersama di sekolah dan juga karena dengan bertambahnya usia, mereka lebih menghargai adanya teman lama.

Pepatah mengatakan bahwa teman yang sejati adalah teman di waktu kita dalam kesulitan. A friend in need is a friend indeed. Memang teman dalam kegembiraan belum tentu bisa menjadi teman sejati. Untuk memperoleh teman sejati kita membutuhkan waktu. Waktulah yang akan menentukan apakah teman yang kita temui saat ini bisa menjadi teman sejati kita di masa depan, dan juga sebaliknya agar kita bisa menjadi teman sejati orang lain untuk selamanya.

Kalau tidak mudah bagi seseorang untuk menjadi teman sejati orang lain, bagaimana pula untuk menjadi teman sejati Yesus? Ayat diatas menunjukkan bahwa untuk menjadi teman sejati Yesus, kita harus bisa menjalankan apa yang diperintahkanNya. Bukan hanya percaya kepadaNya, tetapi hidup sesuai dengan apa yang diajarkanNya. Bukan hanya melakukan beberapa perintahNya, tetapi semua yang pernah diajarkanNya. Hanya waktu yang akan membuktikan apakah kita benar-benar teman sejati Yesus sampai akhir.

Pagi ini kita disadarkan bahwa untuk menjadi teman sejati itu tidak mudah. Perlu adanya dedikasi dan pengurbanan. Demikian pula untuk menjadi sahabat Yesus, kita perlu mempunyai kesetiaan dan mau menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Dia.

Dalam hal ini, dalam kitab Yakobus 2: 22-24 ada tertulis bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Karena itu jugalah Abraham disebut sebagai Sahabat Allah. Jadi kita bisa melihat bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatan yang muncul sebagai bukti dari iman kita dan bukan hanya karena iman yang kosong saja!

“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” Yakobus 2: 26

Satu pemikiran pada “Sahabat yang sejati

  1. Yup, spkat skli, A friend in need is a friend indeed.
    Seorang shbat diperlukan stiap saat. Pngorbaban jg pnting.

    Terkait dg berkorban, itulah yg sring jd mslah, gak gampang. Tak seindah mknanya. Mungkin itu penyebabnya tdk bnyak org punya sahabat.

    Mksh atas share-nya. Gbu

    Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s