Tidak perlu iri kepada mereka yang tidak jujur

“Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau.” Mazmur 37: 1 – 2

Minggu lalu saya bertemu dengan seorang warga senior yang pernah melanglang buana dan bekerja di berbagai negara, termasuk di Uganda, Afrika. Dengan penuh perhatian, saya mendengarkan kisah perjalanan hidupnya termasuk perjumpaannya dengan Idi Amin. Idi Amin? Siapa pula itu?

Idi Amin Dada adalah Presiden Uganda ketiga yang berkuasa pada tahun 1971 – 1979. Saya yang waktu itu gemar mengikuti perkembangan politik dunia, membaca bagaimana Idi Amin bisa menjadi presiden melalui cara-cara yang kejam. Menjalankan roda pemerintahan dengan tangan besi, Idi Amin membuat Uganda mengalami berbagai perang saudara. Belakangan, saya membaca bahwa setelah dipaksa turun dari jabatannya, Idi Amin meninggal pada tahun 2003 di tempat pengasingan, Arab Saudi.

Dalam hidup di dunia ini, selalu ada saja ketidakadilan yang kita jumpai, sekalipun mungkin tidak seperti apa yang terjadi di Uganda pada waktu yang telah silam. Hal-hal semacam itu bisa membuat kita berpikir mengapa Tuhan seolah membiarkan mereka yang tidak jujur untuk menduduki posisi tinggi, dan mereka yang jahat untuk berkuasa dan bertindak dengan sewenang-wenang. Mungkin seperti itu jugalah perasaan penulis Mazmur ketika ia melihat orang-orang jahat yang hidupnya terlihat nyaman:

“Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.” Mazmur 73: 2 – 5.

Kejadian dimana orang yang jahat, curang dan tidak jujur seolah hidup jaya dan membuat Tuhan seolah tidak ada, memang seringkali muncul dalam hidup kita sehari-hari dengan berbagai bentuk dan ukuran. Mungkin jika hal-hal itu tidak terlalu mencolok mata, kita bisa mengabaikannya. Lain halnya jika kita melihat mereka yang jelas-jelas melakukan hal-hal yang jahat, justru bangga atas “keberhasilan” mereka. Tetapi ayat pembukaan kita berkata bahwa bagaimanapun juga, kita tidak boleh sakit hati karena adanya orang yang berbuat jahat, atau iri hati kepada orang yang berbuat curang. Kejayaan mereka, yang kita lihat dari luar, belum tentu seperti apa yang kita bayangkan; dan apa yang mereka nikmati sekarang ini, tidaklah akan abadi.

Pagi ini, jika kita mempunyai rasa iri hati atas keberhasilan orang-orang yang tidak jujur di sekeliling kita, marilah kita menenangkan diri dan mencari kedamaian dalam Tuhan. Tuhan memang sering membiarkan mereka yang jahat dan curang hidup bersama-sama dengan pengikutNya, seperti lalang yang hidup diantara gandum. Tuhan bisa memakai apapun yang ada di dunia untuk memenuhi rancanganNya, dan karena itu kita tidak perlu hidup dalam keresahan dengan adanya orang-orang yang kelihatannya jaya dalam kecurangan mereka. Tetapi sebagai orang beriman, kita tidak perlu meragukan bahwa Tuhan yang maha adil pada akhirnya pasti bertindak tegas. Biarlah kita berdoa agar kehendak Tuhan terjadi pada saat yang dipilihNya.

“Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.” Matius 13: 30.

3 pemikiran pada “Tidak perlu iri kepada mereka yang tidak jujur

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s