Hal omong kosong dan kabar berantai

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4: 8

Teringat saya pada kejadian sewaktu saya masih mahasiswa di Surabaya, ketika saya menerima sebuah surat yang ditujukan kepada saya dari seseorang yang tidak mau dikenal. Surat yang tidak mencantumkan alamat pengirimnya itu sudah dapat dipastikan berasal dari seorang yang mengenal saya. Setelah saya buka surat itu, ternyata isinya hanyalah sebuah pesan untuk menyampaikan fotokopi surat itu kepada lima teman saya agar saya tidak mengalami bencana. Surat aneh itu langsung saya robek-robek dan masukkan kedalam tong sampah. Itu hanyalah sebuah surat berantai (chain letter).

Bagi kebanyakan orang yang mempunyai akal sehat, surat berantai bukanlah sesuatu yang menimbulkan masalah, walaupun bisa menimbulkan rasa jengkel kepada si penerima. Surat semacam itu adalah sebuah takhayul, yang hanya dipercayai oleh orang-orang tertentu. Walaupun demikian, setiap orang yang menerima surat semacam itu tentunya tidak merasa senang, sekalipun surat itu menjanjikan keberuntungan bagi mereka yang meneruskannya ke orang lain. Surat semacam itu jelas mengeksploitir kelemahan manusia yang tidak dapat menentukan apa yang akan terjadi di masa depan.

Jika surat berantai sekarang sudah menghilang karena jarangnya orang menulis surat di zaman ini, pesan berantai melalui Whatsapp (WA) masih sering muncul, terutama di antara anggota chat group. Begitu mudahnya bagi seseorang untuk mem- forward – kan pesan dari seseorang kepada banyak orang melalui WA, membuat mereka yang menulis dan meneruskan omong kosong, surat berantai dan hoax merasa bahwa semua itu hanya “soal kecil” saja. Siapa tahu kalau apa yang dikirimkan bisa berguna, begitu dalih mereka. Mungkin mereka tidak sadar bahwa iblis, yang melakukan hal yang serupa kepada Adam dan Hawa di taman Firdaus, tentunya sangat menyukai kecanggihan teknologi zaman now dan kesediaan manusia untuk meniru dia.

Bahwa iblis adalah biang kekacauan dan penipu yang unggul sudah ditulis dalam Alkitab.

“Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat terang.” 2 Korintus 11: 14

Apa yang ditawarkan dan diperlihatkan dalam sosial media pada zaman sekarang ini seringkali adalah usaha iblis untuk memperlemah iman orang percaya, dan untuk mengalihkan perhatian dan ibadah kita kepada Kristus. Dalam hal ini, Paulus pernah menulis kepada jemaat di Korintus:

“Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” 1 Korintus 11: 3

Pagi ini, ayat pembukaan diatas mencoba mengingatkan kita untuk bisa lebih berhati-hati dalam mengirimkan dan meneruskan berita-berita yang kosong, konyol, palsu, menakutkan dan menyesatkan. Kita harus memusatkan pikiran kita pada semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Dengan demikian, hidup kita dan hidup orang di sekitar kita akan diisi dengan damai sejahtera.

“Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” Filipi 4: 9

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s