Prinsip meditasi Kristen

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4: 8

Pernahkah anda memikirkan soal pensiun? Belum? Memang bagi yang belum setengah umur, soal pensiun mungkin belum terpikir. Tetapi mereka yang mendekati usia senja, mungkin mulai memikirkan kapan dan bagaimana mereka akan pensiun.

Bayangan akan keadaan dimana hari demi hari dilewati tanpa tujuan yang pasti bisa membuat orang kurang tertarik untuk pensiun. Tambahan pula, orang yang tidak memiliki persiapan keuangan yang baik untuk pensiun sudah tentu berharap agar hari pensiun bisa ditunda.

Memang mereka yang sudah terbiasa dengan hidup yang sibuk dan produktif, pensiun adalah momok yang ditakuti. Sebagian orang yang terpaksa atau dipaksa pensiun, bisa saja mengalami stres dan cepat menurun kemampuan otaknya.

Pada pihak yang lain, jika orang selalu hidup dalam kesibukan, kelelahan tubuh dan pikiran bisa datang. Karena itu banyak orang yang kemudian berusaha untuk mencari ketenteraman dengan mempraktikkan pengosongan pikiran. Dengan bermeditasi, mereka percaya bahwa kekuatan dan kesegaran akan dapat dipulihkan kembali.

Benarkah cara bermeditasi dengan mengosongkan pikiran itu? Dalam sudut iman Kristen, pengosongan pikiran itu bukanlah hal yang baik, sebab apa yang kosong akan mudah diisi atau dipengaruhi hal yang jahat. Mungkin ini seperti raja Daud yang pada waktu petang berjalan-jalan di atas sotoh istana. Pikiran Daud yang kosong membuat ia terpikat oleh pemandangan yang kemudian membawanya jatuh ke dalam dosa perzinahan dengan perempuan cantik yang bernama Betsyeba, yang berlanjut dengan pembunuhan suaminya yang bernama Uria.

Ayat di atas adalah apa yang harus kita pegang sebagai prinsip meditasi Kristen. Meditasi Kristen bukannya mengosongkan pikiran, tetapi justru memusatkan pikiran kepada apa yang benar, apa yang mulia, apa yang adil, apa yang suci, apa yang manis, apa yang sedap didengar, apa yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Semua itu dapat kita temukan di dalam kasih Tuhan dan firmanNya.

Hari ini, jika kita merasa resah, lelah ataupun susah, haruslah sadar bahwa kita tidak boleh membiarkan pikiran dan hati kita menjadi kosong. Usaha melarikan diri dari masalah kehidupan adalah sesuatu yang sia-sia. Sebaliknya, kita harus mengisi hidup kita dengan apa yang baik yang bersumber dari Tuhan kita. Semoga RohNya membimbing kita untuk mendapatkan apa yang benar, apa yang mulia, apa yang adil, apa yang suci.

Tinggalkan komentar