“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8: 28
Bacaan: Kisah Para Rasul 15: 35 – 41

Alkisah, ketika itu rasul Paulus dan rasul Barnabas sedang berhenti di Antiokhia. Tetapi kemudian Paulus mengajak Barnabas untuk mengunjungi umat Kristen yang tinggal di kota-kota yang pernah dikunjungi guna melihat bagaimana keadaan mereka. Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus, tetapi Paulus dengan tegas menolak keinginan Barnabas. Persoalan yang agaknya sepele, tetapi kemudian menimbulkan perselisihan yang tajam sehingga mereka berpisah. Barnabas kemudian membawa Yohanes Markus berlayar ke Siprus, tetapi Paulus memilih Silas mengelilingi Siria dan Kilikia.
Anda tentunya pernah mendengar kisah diatas. Kisah yang membuat banyak orang Kristen merasa sedih karena ternyata mereka yang tergolong rasul pun bisa bertengkar dan akhirnya berpisah untuk tidak pernah berjumpa lagi. Walaupun demikian, sebagian orang Kristen berpendapat bahwa setiap orang bisa mengalami perbedaan pendapat dengan orang lain, sedemikian rupa sehingga lebih baik bagi mereka untuk berpisah. Pekerjaan Tuhan lebih penting untuk dilanjutkan daripada meneruskan perselisihan pribadi. Selain itu, Tuhan ternyata memakai keadaan yang nampaknya tidak sedap di mata itu menjadi sesuatu yang malah membuat namaNya dimasyhurkan di berbagai tempat.
Sebagai orang Kristen, mungkin kita sering mengalami persoalan yang serupa. Mungkin keadaan keluarga tidak atau kurang mendukung kita untuk lebih bisa melayani Tuhan. Mungkin adanya orang-orang di sekitar kita membuat kita menjadi ragu untuk lebih aktif di gereja. Mungkin juga orang tua, suami, istri atau anggota keluarga yang lain memiliki pendapat yang berbeda dalam hal berbakti kepada Tuhan. Barangkali, dalam suasana pandemi sekarang ini kita sering bertengkar dengan mereka mengenai soal prioritas kehidupan dan rencana masa depan. Keadaan yang sedemikian bisa membuat semangat kita kecil dan menimbulkan kemurungan dalam hubungan kita dengan orang-orang yang kita cintai.
Ada beberapa yang bisa kita pelajari dari pertengkaran Paulus dan Barnabas. Yang pertama adalah pertengkaran itu bukanlah soal pengajaran. Baik Paulus maupun Barnabas adalah orang-orang pernah bersama-sama mengabarkan injil. Mereka sepaham dalam hal iman yang benar. Kedua, sekalipun dua orang mempunyai iman yang sama, mereka tetap adalah dua individu yang berbeda. Roh Kudus tidak mengubah semua orang Kristen sehingga mereka mempunyai kepribadian, cara bekerja dan cara berpikir yang sama. Karena itu, ketidaksesuaian pendapat bisa terjadi dan perpecahan terkadang tidak dapat dihindarkan. Oleh sebab itu juga sampai sekarang kita bisa melihat adanya perbedaan pendapat antara orang percaya, baik di rumah dan bahkan di gereja.
Perbedaan pendapat tidak selalu berakhir dengan hal yang jelek. Apa yang jelek adalah perbedaan pendapat yang menyebabkan kemarahan yang berkelanjutan dan terganggunya pekerjaan Tuhan. Tuhan memberi umatNya kebijaksanaan untuk bisa menemukan cara penyelesaian yang terbaik. Melalui bimbingan Roh Kudus, umatNya bisa menghadapi semua persoalan yang ada tanpa kehilangan kasih kepada saudara seiman kita. Biarlah kita mau berdoa dengan giat agar dalam situasi yang sulit saat ini Tuhan tetap membimbing kita yang mengalami persoalan dalam hubungan kita dengan orang lain. Kita harus percaya bahwa seperti Tuhan sudah membimbing Paulus dan Barnabas, Ia juga akan membimbing kita, dan bahkan bekerja dalam segala keadaan untuk mencapai hasil yang lebih baik di masa depan sesuai dengan rencanaNya.