“Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.” 2 Korintus 8: 9

Hal mencari kesuksesan dan kebahagiaan seringkali dipakai untuk bahan renungan atau khotbah, tetapi mungkin banyak orang Kristen yang masih kurang bisa memahami artinya. Kebanyakan orang ingin untuk menjadi kaya dan sukses selama hidup di dunia, dan orang Kristen pun tidak terkecuali. Memang ada banyak orang Kristen yang percaya bahwa orang yang diberkati Tuhan dapat terlihat dalam hidupnya yang serba nyaman. Tetapi, adanya pandemi sekarang ini bisa membuat sebagian orang Kristen mengalami goncangan spiritual. Bagaimana tidak?
Adanya pandemi sudah membuat banyak orang menderita, dan orang Kristen pun tidak luput dari itu. Dalam hal ini, kemiskinan jasmani, sakit penyakit dan masalah kehidupan di dunia adalah konsekuensi dosa, tetapi itu tidak harus berarti kemiskinan rohani. Mereka yang sadar akan kekurangannya dan mau bergantung kepada Tuhan adalah orang kaya rohani karena dekat denganNya (yang empunya kerajaan surga). Mereka menjadi orang yang bisa merasa damai dalam setiap keadaan.
Baik kekayaan maupun kemiskinan jasmani bukanlah hal yang bisa memadamkan kasih dan kemuliaan Tuhan, jika orang selalu sadar akan ketergantungannya kepada Tuhan. Yesus tidak mengatakan bahwa mereka yang ingin dekat dengan Allah harus menjadi orang yang tidak berharta. Bagi Tuhan, orang berharta dan orang miskin tidak ada bedanya: mereka adalah orang berdosa yang sama-sama membutuhkan Dia. Semua orang adalah miskin di hadapan Allah, walaupun tidak semua orang menyadarinya.
Yesus menyatakan bahwa mereka yang tidak kaya secara jasmani justru bisa mempunyai hubungan yang erat dengan Tuhan. Ketika Yesus melihat janda miskin yang mempersembahkan seluruh nafkahnya, Ia bisa melihat bahwa hati janda ini dipenuhi dengan rasa syukur kepada Tuhan yang sudah membimbingnya. Sebagai manusia, janda ini adalah orang yang miskin secara jasmani, tetapi juga orang yang selalu bergantung kepada Tuhan. Orang yang kaya secara rohani.
Maka dipanggil-Nya murid-muridNya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.” Markus 12: 43 – 44
Sesudah menerima Kristus sebagai Juruselamat kita harus percaya bahwa sebagai anak-anak Allah kita adalah orang yang kaya secara rohani. Ayat pembukaan di atas mengatakan bahwa Yesus, Tuhan yang kaya sudah menjadi miskin karena kita, supaya kita menjadi kaya di dalam Dia. Yesus sudah datang ke dunia dan mati untuk menebus kita yang berdosa, sehingga melalui penderitaanNya kita ditebus dan menjadi anak-anak Allah dan bisa masuk ke surga.
Selama kita hidup di dunia, Tuhan tidak selalu menghendaki atau menjanjikan umatNya kekayaan jasmani, kenyamanan dan kesuksesan, tetapi Ia akan memberikan kekayaan rohani jika orang selalu merasa membutuhkan Tuhan atau merasa miskin di hadapanNya.
“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” Matius 5: 3