“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Galatia 5: 13

Kemerdekaan atau kebebasan (freedom) adalah sesuatu yang didambakan setiap manusia. Kebebasan dari apa dan dalam hal apa? Menurut presiden Amerika yang bernama Franklin D. Roosevelt ada empat macam kebebasan yang seharusnya bisa dinikmati oleh orang di seluruh dunia:
- Kebebasan untuk menyatakan pendapat
- Kebebasan untuk beragama
- Kebebasan dari kebutuhan
- Kebebasan dari ketakutan
Apa yang diusulkan oleh presiden Roosevelt pada tahun 1941 itu adalah baik jika dipandang dari sudut hak azasi manusia, dan karena itu disetujui oleh berbagai negara. Malahan dalam kehidupan bermasyarakat, banyak orang yang sekarang menuntut adanya berbagai kebebasan:
- Freedom of association: kebebasan untuk bermasyarakat
- Freedom of belief: kebebasan mempunyai kepercayaan
- Freedom of speech: kebebasan berbicara di depan umum
- Freedom to express oneself: kebebasan mengemukakan pendapat pribadi
- Freedom of the press: kebebasan menyampaikan berita
- Freedom to choose one’s state in life: kebebasan untuk menentukan hidup sendiri
- Freedom of religion: kebebasan beragama
- Freedom from bondage and slavery: kebebasan dari pengungkungan dan perbudakan.
Kemerdekaan memang adalah sesuatu yang sangat berharga di dunia. Manusia memang diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang merdeka untuk mengatur dunia (Kejadian 1: 28). Dalam kenyataannya, dosa sudah membuat manusia jatuh kedalam perhambaan dan karena itu secara sadar atau tidak, ada orang yang diperbudak orang lain dan bangsa yang dikuasai bangsa lain. Selain itu ada orang atau masyarakat yang diperbudak atau dikungkung oleh suatu ideologi atau kepercayaan sehingga mereka tidak lagi bebas untuk mengenal apa yang baik dan untuk berkomunikasi dengan Tuhan yang mahakuasa. Inilah sebabnya Tuhan sudah membawa bangsa Israel untuk keluar dari tanah Mesir, agar pada akhirnya rencana penyelamatan umat manusia dapat terjadi dan nama Tuhan dipermuliakan.
Sekalipun kemerdekaan manusia adalah baik, itu bukan berarti bahwa mereka boleh berbuat semaunya. Dalam kemerdekaan manusia, manusia bergantung kepada Tuhan sebagai sumber kehidupannya. Dalam kebebasannya, manusia harus taat kepada hukum dan perintah Tuhan yang sudah menciptakannya (Kejadian 2: 16-17). Tanpa ketaatan kepada sang Pencipta, manusia akan kehilangan hubungan dengan Dia, dan kehilangan sumber kehidupannya. Kemerdekaan manusia dengan demikian adalah tanda kehidupan dalam Tuhan, karena tanpa ketaatan kepada Tuhan manusia akan jatuh ke dalam belenggu dosa yang membawa kematian.
Banyak orang yang mendambakan kemerdekaan dalam hidupnya dan bersedia untuk membayar dengan harga tinggi untuk memperolehnya. Tetapi seringkali, apa yang dipandang sebagai kemerdekaan adalah kesempatan untuk melakukan apa saja yang dikehendakinya. Dengan demikian, apa yang dianggap sebagai kemerdekaan bagi seseorang ialah keadaan dimana tidak ada orang, hukum, peraturan atau etika yang menghalangi apa yang akan diperbuatnya. Sebagai akibatnya, kemerdekaan yang ada di satu tempat belum tentu sama dengan kemerdekaan yang ada pada tempat yang lain. Apa yang bisa diterima di satu tempat, belum tentu dianggap baik di tempat lain. Sebaliknya, apa yang dipandang buruk di satu tempat mungkin bisa diterima di tempat lain.
Karena setiap bangsa, suku dan masyarakat mempunyai standar, adat, etika, dan hukum yang berbeda dengan yang lain, orang mungkin berpendapat bahwa mereka boleh melakukan apa saja selama tidak melanggar peraturan yang berlaku. Banyak orang Kristen kemudian merasa “santai” untuk melakukan hal-hal yang dianggap “biasa” dalam masyarakat setempat. Bahkan ada yang berpendapat bahwa kemerdekaan untuk berbuat sesuatu selalu bisa dibeli, baik dengan uang ataupun pengaruh. Jika mereka melakukan hal-hal itu, tidak ada orang yang bakal mengerutkan kening atau melarangnya. Dengan demikian, kemerdekaan bagi mereka ialah memanfaatkan kesempatan yang ada dalam lingkungan hidup mereka.
Tuhan yang Maha Esa sudah tentu memiliki kehendak yang sama untuk seluruh umatNya. Apa yang difirmankanNya tidak mungkin disesuaikan dengan keadaan setempat. Hukum Tuhan seharusnya berlaku untuk setiap manusia tanpa memandang jenis, ras, budaya atau pendidikan. FirmanNya tidak boleh dipengaruhi oleh kehendak manusia yang ingin mempunyai kemerdekaan untuk memilih cara hidup dan kebiasaan yang sesuai dengan keadaan setempat. Hanya ada satu tempat dimana seluruh umat manusia bisa menemukan hukum yang sama, tempat itu adalah Alkitab.
Masyarakat dan negara mungkin memperbolehkan orang untuk melakukan suatu hal, tetapi jika firman Tuhan melarangnya, sebagai orang Kristen kita harus lebih taat kepada Tuhan. Masyarakat mungkin menutup mata atas apa yang tidak baik, tetapi karena kita sadar bahwa Tuhan melihat dosa apapun yang diperbuat manusia, kita tidak boleh ikut-ikutan melakukannya. Pada pihak yang lain, ada tempat-tempat tertentu di dunia dimana masyarakat dan negara melarang orang Kristen untuk melakukan apa yang baik menurut firman Tuhan. Sebagai orang Kristen kita sadar bahwa kita sudah diberi kemerdekaan untuk memilih hidup yang sesuai firmanNya. Dengan demikian, kita harus sanggup untuk berjuang setiap hari untuk menegakkan perintahNya dalam hidup kita. Kemerdekaan yang diciptakan Tuhan adalah kesempatan untuk membina hubungan yang baik dengan Dia!
“Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.” 1 Petrus 2: 16