“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Roma 3: 23 – 24

Alkisah, ada seorang tokoh agama yang berdoa dalam hatinya: “Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak seperti orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti orang yang tidak pernah berpuasa dan yang kurang memberi amal ibadah” Mungkin anda tahu bahwa ini adalah sebuah cuplikan dari perumpamaan Tuhan Yesus tentang orang Farisi dan pemungut cukai dalam Lukas 18: 9 – 14. Tuhan Yesus dalam ayat 14 menyatakan bahwa orang semacam tokoh agama ini justru bukan orang yang dibenarkan Tuhan.
Memang menurut ukuran banyak orang, bukan saja yang tinggal di Indonesia tetapi juga di negara lain, orang yang disenangi Tuhan adalah mereka yang banyak memberi amal ibadah. Dengan demikian, amal ibadah seringkali dianggap dapat memberi manfaat seperti:
- Menghindarkan marabahaya
- Membuka pintu rezeki
- Memperpanjang umur
- Menyembuhkan penyakit
- Melipatgandakan rezeki
- Memberi naungan di hari kiamat
- Menghapus dosa.
Jika ayat pembukaan diatas mengatakan bahwa keselamatan diberikan kepada manusia secara cuma-cuma, sebagian orang berpendapat itu adalah sesuatu yang sulit dipercaya. Kelihatannya begitu mudah untuk menjadi Kristen jika orang hanya harus percaya kepada Yesus. Bagaimana mungkin Tuhan memberi keselamatan secara cuma-cuma jika itu adalah sesuatu yang berharga? Bukankah tidak ada yang gratis di muka bumi?
Bagi banyak orang, seringkali juga ada pertanyaan mengapa orang Kristen tidak diharuskan melakukan berbagai ritual dan amal ibadah seperti pengikut agama lain. Lebih dari itu, orang Kristen sering nampak seperti orang sombong atau orang bodoh karena mereka percaya bahwa mereka sudah terpilih untuk diselamatkan tanpa harus menyumbangkan amal ibadah kepada Tuhan dan sesama. Mengapa orang Kristen tidak perlu membayar harga keselamatan mereka dengan berbuat sesuatu untuk Tuhan?
Dalam kenyataannya, hanya sebagian orang Kristen yang percaya bahwa keselamatan mereka bukan hasil jerih payah mereka sendiri, tetapi semata-mata adalah pemberian Tuhan. Mereka yang mau menerima penebusan darah Kristus dan percaya bahwa Ia adalah Juruselamat, mendapat jaminan bahwa mereka akan ke surga setelah tugas di bumi selesai. Semua hal diatas bisa terjadi karena Tuhan yang mereka percayai adalah Tuhan yang mahaadil, mahasuci dan mahakasih.
Karena Tuhan adalah mahaadil, Ia tidak membedakan manusia yang satu dengan yang lain. Baik mereka yang kaya maupun miskin, baik mereka yang hidup di dunia barat ataupun timur, baik mereka yang kurang berpendidikan atau yang mempunyai berbagai gelar, baik mereka yang tergolong rakyat jelata ataupun yang tergolong ningrat, semua orang pada akhirnya harus menemui kebinasaan karena dosa mereka.
Selain mahaadil, Tuhan adalah mahasuci. Karena itu, manusia tidak dapat berbuat baik bagaimanapun untuk menjadi suci dan memenuhi standar kesucian Tuhan. Bagi Tuhan tidak ada dosa kecil dan dosa besar, semuanya adalah dosa di mata Tuhan. Apapun amal ibadah yang kita lakukan tidak akan menebus hidup kita yang penuh dosa jika kita tidak percaya kepada penebusan melalui kematian Yesus di kayu salib.
Jika Tuhan hanya mahaadil dan mahasuci, manusia tidak dapat memperoleh jalan keluar dari hukuman dosa, yaitu kematian abadi. Tetapi, Tuhan adalah mahakasih dan karena itu tidak mau membiarkan ciptaanNya binasa. Hukuman untuk semua orang harus terjadi, kecuali ada yang bisa membayar harga tebusan yang sempurna. Manusia yang sebaik apapun tidak dapat menebus dosanya. Hanya satu oknum yang suci yang bisa melakukannya, yaitu Tuhan sendiri yang menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Dengan kematian Yesus di kayu salib dan kebangkitanNya, ada jaminan bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya akan memperoleh hidup yang kekal di surga.
Hari ini, kita harus sadar mengapa keselamatan hanya bisa terjadi sebagai karunia cuma-cuma dari Tuhan. Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Karunia kasih itu diberikan cuma-cuma karena kita sendiri tidak mampu menebus dosa kita. Oleh sebab itu, kita tidak dapat menyombongkan kebaikan dan amal ibadah kita karena semua itu tidak ada harganya dalam konteks keselamatan. Hanya Yesus, Anak Allah, yang mampu melakukannya dengan membayarnya dengan harga tertinggi. Karena itu kita harus menunjukkan rasa syukur kita kepadaNya setiap hari melalui perbuatan dan kelakuan kita.
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.” 1 Petrus 1: 3 – 4