Dalam kekacauan, Tuhan masih memelihara umat-Nya

Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.” Markus 5: 28

Saat ini, di berbagai tempat di dunia Covid-19 masih merajalela. Banyak rumah sakit yang kebanjiran pasien sampai-sampai mereka harus menolak pasien baru. Mereka yang terpapar Covid terpaksa melakukan isolasi mandiri dan mencoba mengobati diri sendiri sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan mereka. Dalam situasi yang sangat mendesak ini, banyak orang menjerit: what can I do? Apa yang bisa aku lakukan?

Jika kita berada dalam keadaan yang sedemikian dan tidak ada siapa pun yang bisa menolong kita, mungkin jeritan kita adalah sia-sia belaka. Sekalipun ada banyak orang di sekitar kita, kita mungkin merasa bahwa semua persoalan yang ada hanya bisa kita hadapi seorang diri, dan karena itu kita mungkin tidak bisa mengharapkan jawaban orang lain atas seruan kita. Sebagai manusia biasa, layaklah kita merasa tak berdaya.

Dalam Markus 5: 25-28 diceritakan adanya seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita sakit pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai-sampai semua uangnya habis, tetapi itu sama sekali tidak ada hasilnya. Malahan, keadaannya makin memburuk. Apa lagi yang harus diperbuatnya? Rasa putus asa mulai mengisi hidupnya: uang habis, tidak ada jalan keluar, dan tidak ada harapan.

Kelihatannya perempuan itu berada dalam kesulitan yang besar, baik secara jasmani maupun rohani. Tetapi Tuhan itu mahakasih, Ia selalu bersedia menolong orang-orang yang dikasihi-Nya. Dalam keadaan yang berat, Tuhan memberikan satu berkat yang selalu ada di dalam hati orang yang mengakui kuasa-Nya: Iman.

Perempuan itu sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, dan ia percaya bahwa sekalipun orang lain tidak bisa menolong, Yesus pasti bisa. Maka di tengah-tengah orang banyak yang tidak bisa menolongnya, ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Seketika itu juga ia disembuhkan. Sekalipun dunia tak bisa diharapkan, Tuhan tetap ada sebagai penolong orang yang percaya. Kisah nyata yang indah, tetapi mengapa Yesus mau menolong perempuan itu?

Sebagai manusia, Yesus pun mengalami pergumulan yang serupa. Dalam injil Lukas 22: 41-45, tertulis bahwa Yesus bergumul dalam doa di taman Getsemani menjelang penyaliban-Nya. Ia merasa takut dan tidak ada seorang pun yang bisa menolong-Nya. Murid-murid yang dikasihi-Nya hanya bisa berduka dan tidur. Tetapi apa yang dilakukan Yesus membawa kekuatan yang baru. Ia berdoa:

“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Lukas 22: 43

Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Di dalam keadaan yang berat, Allah menyatakan kasih-Nya pada waktu yang tepat.

Pagi ini, jika kita merasa masygul karena berbagai persoalan, marilah kita yakin bahwa Yesus adalah Tuhan kita yang mahapengasih. Maha Pengasih adalah salah satu sifat hakiki Tuhan (1 Yohanes 4: 8). Kasih-Nya sungguh besar kepada semua orang, terutama kepada mereka yang beriman kepada-Nya. Lebih dari itu, sebagai manusia tidak berdosa yang sudah mengalami penderitaan di kayu salib, Ia sudah memberi teladan bahwa jika kita menyerahkan semua kesulitan kita kepada Tuhan, kita akan lebih dapat merasakan kasih-Nya dalam hidup kita.

“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” Roma 5: 3-5

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s