“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Yohanes 14: 27
Pagi ini saya membaca artikel di media bahwa ada banyak orang yang tergolong muda sekarang ini terpapar Covid-19. Memang, gara-gara munculnya varian Delta, keadaan mulai berubah dengan adanya banyak negara yang sudah melonggarkan aturan pembatasan sosial sekarang mulai menerapkan lockdown lagi. Salah satu alasan untuk memperketat lockdown adalah kemungkinan meningkatnya angka penularan dalam masyarakat umum karena mereka yang muda tentunya lebih aktif dan mobil dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, kenyataan menunjukkan bahwa mereka yang muda dan merasa sehat mungkin percaya bahwa mereka tidak perlu kuatir untuk tertular virus corona. Karena itu, sering kali timbulnya klaster-klaster Covid-19 adalah disebabkan oleh pesta, kerumunan dan perjalanan yang secara ilegal diadakan oleh kelompok ini.
Hidup di dunia ini sebenarnya penuh tantangan dan setiap orang mempunyai tanggung-jawab pribadi untuk menggunakan hidupnya dengan sebaik-baiknya. Apalagi, untuk orang Kristen hidup adalah untuk memuliakan Tuhan yang mahakuasa, dan bukan untuk mencari kepuasan atau kenyamanan pribadi. Sebaliknya, hidup yang nyata adalah hidup yang sering kali mengandung hal-hal yang tidak menyenangkan. Itu sebenarnya tidaklah mengherankan karena dunia ini adalah dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3: 17 – 19). Yang justru aneh ialah jika orang ingin melarikan diri dari kenyataan dan ingin untuk menikmati hidup tanpa mempedulikan adanya bahaya. Tidak hanya diri sendiri yang bisa dirugikan, tetapi juga keluarga, gereja, masyarakat dan negara.
Dalam menghadapi segala kesulitan hidup di saat ini kita tentu saja mudah menjadi takut. Kita sering gelisah dan gentar karena masa depan yang tidak menentu. Keadaan sosial, ekonomi, lingkungan dan hukum yang kita alami dalam hidup ini juga sering membuat kita menjadi kecil hati. Apa lagi yang bisa kita lakukan? Murid-murid Yesus mungkin merasakan hal yang serupa ketika mereka ditinggalkan Yesus. Tetapi Yesus yang pernah menjadi manusia tahu bahwa jika manusia harus berjuang sendirian, mereka akan merasa lemah karena sumber kekuatan mereka bukanlah diri mereka sendiri. Manusia memang sering tidak tahu bahwa sumber kehidupan mereka adalah Tuhan. Jika saja mereka mau belajar dari masalah kehidupan yang sudah lewat, mereka akan sadar bahwa Tuhan yang memegang kendali atas alam semesta akan memberi mereka kekuatan dan kedamaian dalam menghadapi masalah yang ada di saat ini.
Hari ini, ayat di atas mengingatkan kita bahwa Yesus sudah berjanji kepada murid-murid-Nya – dan itu termasuk kita – bahwa Ia akan memberikan damai sejahtera yang tidak serupa dengan apa yang ditawarkan dunia. Kenyamanan yang ditawarkan oleh dunia adalah bersifat sementara, sedang damai sejahtera yang diberikan Yesus adalah kekal. Apa yang nampak gampang, indah dan nikmat di dunia justru sering kali adalah fantasi yang membawa malapetaka, tetapi damai sejahtera yang dijanjikan Kristus seharusnya bisa membuat kita sadar bahwa kepada Tuhan kita boleh menyerahkan hidup kita sepenuhnya. Yesus tahu apa yang kita butuhkan, Ia jugalah yang akan memberi kita keberanian untuk menghadapi hidup ini agar kita bisa menjadi umat-Nya yang berguna untuk Dia dan sesama kita. Ialah satu-satunya yang bisa kita andalkan dalam hidup ini.