Dalam keletihan haruslah ada istirahat yang baik

“Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” Markus 2: 27-28

Pada saat ini, beberapa negara bagian di Australia sedang mengalami krisis akibat adanya pandemi Covid-19. Jumlah kasus positif yang makin banyak membuat lockdown kembali diberlakukan. Sebagai akibatnya, banyak orang Kristen yang tidak bisa berbakti di gereja. Dengan demikian, keadaan saat ini membuat banyak orang merasa letih secara rohani karena hidup yang kurang bisa dinikmati, terutama karena akhir pekan yang tidak ada bedanya dari hari-hari lain. Bagaimana orang Kristen harus bersikap mengenai hal ini?

Hari Minggu, atau Sabtu untuk sebagian orang Kristen, adalah hari yang kudus, yang harus kita perhatikan dalam konteks yang benar – sekalipun bagi orang lain itu mungkin merupakan hari untuk jalan-jalan atau rileks saja.

Hari Minggu bukan hari yang “kosong”, tetapi adalah hari yang “penuh”. Hari yang bukan berarti kosong dari segala kegiatan, tetapi hari yang diisi dengan kemauan untuk benar-benar bisa memperoleh ketenangan dan istirahat.

Sebelum adanya pandemi, dunia ini penuh dengan kegiatan yang bisa membuat manusia lupa bahwa hari Minggu diciptakan Tuhan untuk manusia agar mereka dapat beristirahat dari kegiatan sehari-hari dan memperoleh kesegaran rohani dengan mendekati Tuhan yang adalah sumber kekuatan manusia.

Sejak adanya pandemi dan banyak orang harus bekerja dari rumah, beda antara hari kerja dan akhir minggu menjadi kabur. Malahan, hari Minggu menjadi hari yang membuat banyak orang merasa makin lelah karena merasa seperti terkurung.

Sebenarnya, hari Minggu bukan diciptakan sebagai “hukuman” untuk manusia. Hari Minggu bukan diciptakan untuk memaksa manusia untuk berhenti bekerja dan untuk berbakti kepada Tuhan. Tuhan memberikan hari Minggu kepada manusia karena mereka tidak dapat bekerja terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk mendapat penyegaran dan kekuatan baru dari Sang Pencipta. Tanpa itu, hidup manusia akan pelan-pelan menuju kearah kehancuran karena baik dalam jasmani maupun rohani mereka akan mengalami kelelahan.

Pada hari Minggu, umat Tuhan diingatkan untuk kembali memusatkan diri kepada Tuhan seperti seekor rusa yang haus, yang ingin meminum air sungai yang menyegarkan. Hari Minggu tidak berarti bahwa kita harus duduk di gereja untuk satu atau dua jam saja.

Hari Minggu adalah hari di mana kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan dan sesama manusia untuk memperkokoh iman dan menyegarkan hidup kita guna menghadapi minggu yang baru. Karena itu, di saat pandemi ini kita harus tetap bisa dan mau berjumpa dengan Dia di mana pun kita berada.

“Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” Mazmur 42: 1

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s