Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ”Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.” Yakobus 1:13-14

Secara umum, semua orang Kristen percaya bahwa Tuhan adalah Oknum Ilahi yang mahakuasa dan pada-Nya ada kedaulatan untuk menetapkan apa yang akan terjadi, sesuai dengan rencana-Nya. Karena adanya keyakinan ini, ada pertanyaan yang sering timbul di antara orang beriman, dan yang sering diperdebatkan oleh berbagai golongan. Jika tindakan jahat ada dalam rencana Tuhan, dan jika itu sudah ditentukan sebelumnya oleh Tuhan, lalu apakah manusia bertanggung jawab atas dosa mereka? Jika ya, bukankah Tuhan adalah pencipta dosa? Untuk setiap pertanyaan ini, Alkitab memberikan jawaban yang sangat tegas. Ya, manusia bertanggung jawab atas perbuatan jahatnya; dan tidak, Allah bukanlah pencipta dosa.
Bahwa orang yang bertanggung jawab atas tindakan jahatnya sudah dijelaskan dalam Alkitab dari awal sampai akhir sehingga tidak ada gunanya mengutip berbagai ayat-ayat sebagai bukti. Ayat di atas jelas menyatakan bahwa Allah bukanlah pencipta dosa. Itu jelas dari sifat dasar dosa, sebagai pemberontakan melawan hukum Allah yang kudus. Tuhan berdaulat adalah pencipta segala sesuatu, tetapi bukan pencipta dosa. Manusia harus bertanggung jawab sepenuhnya atas dosa mereka. Ini adalah hal yang sulit dimengerti.
Lalu, bagaimana kita bisa menanggapi kesulitan ini? Alkitab menyatakan bahwa Tuhan telah menetapkan sebelumnya apa pun yang akan terjadi. Tindakan berdosa dari manusia adalah sesuatu yang ada di setiap saat. Jika Allah bukan pencipta dosa tetapi menuntut tanggung jawab dari manusia, bagaimana itu bisa terjadi? Apakah hal ini bukannya suatu kontradiksi yang tidak mempunyai penyelesaian?
Jawabannya ditemukan dalam kenyataan bahwa meskipun Allah telah menetapkan sebelumnya apa pun yang akan terjadi, Dia menyebabkan terjadinya hal-hal yang ada dengan cara yang sangat berbeda. Dia tidak menyebabkan terjadinya tindakan makhluk pribadi dengan cara yang sama seperti cara dia menyebabkan terjadinya peristiwa di dunia fisik. Itu berlaku untuk semua orang, termasuk atas perbuatan anak-anak-Nya. Bahkan ketika Tuhan menyebabkan umat-Nya melakukan hal-hal tertentu dengan pengaruh rahmat Roh Kudus-Nya, Ia tidak memaksakan kehendak-Nya.
Tuhan tidak memperlakukan manusia seperti robot, tetapi Dia memperlakukan mereka seperti gambar-Nya. Dia tidak menyebabkan mereka melakukan hal-hal itu secara bertentangan dengan keinginan mereka, tetapi pada saat yang tepat Dia bisa mempengaruhi keinginan mereka, sehingga kebebasan mereka sebagai pribadi terpelihara sepenuhnya ketika mereka melakukan suatu tindakan. Apa yang dilakukan tetaplah pilihan mereka, karena mereka sudah diberi pengertian akan apa yang baik dan buruk oleh Roh Kudus.
Kejahatan dan dosa terjadi dengan seizin Tuhan, tetapi Dia tidak menggoda manusia untuk berbuat dosa; dan Dia tidak mempengaruhi mereka untuk berbuat dosa. Tetapi Dia menyebabkan terlaksananya perbuatan-perbuatan itu melalui pilihan-pilihan yang bebas dan yang bertanggung jawab dari umat manusia. Dia telah menciptakan manusia dengan karunia kebebasan memilih (faculty of choice) yang tidak dapat dijumpai pada makhluk lainnya. Hal-hal yang mereka lakukan selama memakai karunia itu adalah tindakan mereka, bukan sekadar naluri. Manusia tidak bisa mengejutkan Tuhan dengan perbuatan mereka; tindakan mereka terhadap-Nya adalah bagian dari rencana kekal-Nya. Dengan demikian, dalam melakukannya merekalah yang bertanggung jawab dan bukan Allah yang mahasuci.
Kesulitan yang sering ada sebenarnya adalah kesulitan untuk melihat bagaimana Tuhan yang baik dan mahakuasa sudah mengizinkan dosa memasuki dunia yang telah Ia ciptakan. Bagaimana mungkin Tuhan yang mahasuci, jika Dia mahakuasa, mengizinkan keberadaan dosa? Bukankah masalah dosa ini tidak akan ada jika Tuhan tidak mengizinkannya? Dalam hal ini kita mungkin tidak dapat memperoleh jawaban yang benar-benar memuaskan, selain bahwa semua itu ada dalam rencana-Nya sehingga pada akhirnya semua umat-Nya bisa hidup berbahagia bersama dengan Dia di surga.
Apakah kita masih gundah bahwa ada beberapa hal yang tetap tidak kita ketahui dengan pasti? Tuhan telah memberi tahu kita banyak hal. Dia telah memberi tahu kita tentang arti dosa. Dia telah membuka mata hati dan pikiran kita tentang apa yang baik dan yang buruk melalui kuasa Roh Kusus. Dia telah memberi tahu kita bagaimana dengan harga tebusan yang tak terbatas, dengan karunia Putra-Nya, Dia telah menyediakan jalan keluar untuk kita dari hukuman dosa. Dengan itu kita akan bisa mendapatkan jawaban yang benar-benar memuaskan kita setelah kita berjumpa dengan Dia di surga!