Apa yang harus aku perbuat agar diselamatkan?

Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Lukas 10: 27

Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Lukas 10: 25-28.

Ayat-ayat ini adalah bagian Alkitab yang sangat menarik, terutama jika dibandingkan dengan dua hukum yang utama yang disebutkan oleh Yesus dalam Matius 22: 34-40. Jika dalam Lukas 10 seorang ahli Taurat menayakan apa yang harus ia perbuat untuk bisa diselamatkan, dalam kitab Matius ditulis bahwa ahli Taurat itu mencobai Yesus dengan menanyakan hukum mana yang terutama dalam hukum Taurat. Perbedaan antara “hukum yang menyelamatkan” dan “hukum yang utama” ini yang mungkin dipertanyakan oleh orang Kristen di zaman ini.

Sebenarnya dalam penyampaian dalam Lukas dan Matius di atas tidak ada perbedaan. Memang, orang Yahudi yang saaat itu hidup di bawah hukum Taurat percaya bahwa mereka harus menjalankan hukum Taurat itu sepenuhnya agar dapat diselamatkan. Itu juga mirip dengan sebagian kecil orang Kristen di zaman ini, yang ingin mengembalikan pelaksanaan hukum Taurat dalam ibadah mereka. Masalahnya, jika Yesus menjawab bahwa kedua hukum itu membawa hidup dalam kitab Lukas, dan menyatakan bahwa keduanya adalah hukum yang utama dalam kitab Matius, mungkin ada orang Kristen yang percaya bahwa jika kita tidak dapat melaksanakan kedua hukum itu dengan baik, kita tidak akan diselamatkan. Paling tidak, kita harus berusaha hidup sesuai dengan kedua hukum itu agar bisa diselamatkan. Benarkah itu?

Kita harus ingat bahwa Yesus menjawab pertanyaan ahli Taurat itu sesuai dengan apa yang diyakini orang itu. Ahli Taurat percaya bahwa hidup manusia yang memenuhi hukum Taurat adalah satu-satunya jalan untuk mencapai surga. Ketika ahli Taurat itu mencobai Yesus dengan pertanyaan di atas, ia berusaha memojokkanYesus agar mengakui bahwa pelaksanaan hukum Taurat adalah mutlak diperlukan sebagai syarat ke surga. Tetapi, Yesus menjawab dengan pernyataan yang cocok untuk orang itu, sebab siapa yang hidup dibawah hukum Taurat akan dihakimi dengan hukum Taurat.

Adakah orang yang bisa menaati kedua hukum Taurat di atas? Dalam kenyataannya, tidak ada seorang pun yang bisa. Ahli Taurat pun tidak bisa, karena tidak ada manusia berdosa yang mampu untuk menggunakan kebebasannnya untuk memilih apa yang baik, yang berkenan kepada Tuhan. Mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan dan dengan segenap akal budi kita, dan mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri adalah mudah dikatakan, tetapi sulit atau tidak mungkin dilaksanakan. Manusia dari awalnya punya kecenderungan untuk memikirkan diri sendiri; dan setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, secara sadar atau tidak, selalu menempatkan diri sendiri di atas segala-galanya.

Jelas bahwa manusia yang berdosa tidak akan dapat melaksanakan kedua hukum utama dari Taurat. Manusia dengan demikian tidak akan bisa mendapat keselamatan jika syaratnya adalah kedua hukum di atas. Apa yang bisa kita lakukan adalah berusaha untuk melakukannya “sebaik mungkin”, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa memenuhi semua persyaratannya. Hanya Yesus yang dapat melakukan hukum Taurat dengan sempurna. Yesus sudah menggenapi kedua hukum utama itu dengan mati di kayu salib, karena kasih-Nya yang sempurna kepada Allah Bapa dan manusia.

Selanjutnya, mengenai keselamatan kita bisa memelajari apa yang dijelaskan oleh Rasul Paulus dalam kitab Roma 2. Paulus membagi seluruh umat manusia ke dalam dua kategori: Mereka yang menjalani kehidupan yang baik dan diberikan hidup yang kekal oleh Tuhan (Roma 2:7) dan mereka yang mementingkan diri sendiri dan mendapatkan murka Tuhan (Roma 2:8 ). Tuhan akan menghakimi setiap orang menurut standar itu, tulis Paulus, tidak peduli apakah orang Yahudi atau non-Yahudi. Ini nampaknya, pada awalnya, seperti dukungan keselamatan oleh perbuatan. Namun, seperti yang ditunjukkan Paulus, orang yang termasuk dalam kategori pertama sebenarnya tidak ada. Tidak ada yang bisa lepas dari sifat egois dan ketidaktaatan mereka sendiri.

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Roma 3: 23

Pagi ini, pertanyaan “Apa yang harus aku perbuat agar diselamatan?” mungkin pertanyaan Anda juga. Jawabannya adalah sebuah pertanyaan: Sudahkah Anda merasakan kasih Yesus dalam hidup Anda? Jika Anda yakin bahwa kasih-Nya ada dalam hidup Anda, baik dalam suka maupun duka, kasih-Nya bisa 100% dipastikan sudah membasuh dosa-dosa Anda. Anda tidak perlu hidup dalam tekanan hukum dan kekuatiran akan dosa lama – karena keselamatan jiwa Anda sudah dijamin oleh Yesus yang sudah mengenapi dua hukum yang utama dengan sempurna. Menggenapi bukanlah berarti menjalankan kedua hukum itu untuk Anda, karena sebagai umat-Nya kita tetap harus mau berusaha sekeras mungkin untuk melaksanakannya dalam hidup kita sebagai rasa syukur kita kepada-Nya. Tetapi, kita boleh yakin bahwa dalam segala kekurangan kita, Yesus sudah menjadi Penebus kita.

“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.” 1 Tesalonika 5:24

Tinggalkan komentar