Dosa yang bisa membinasakan kita

“Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.” 1 Yohanes 5:16

Salah satu kepastian sebagai umat Tuhan adalah keyakinan bahwa doa kita akan didengar dan dijawab dengan tegas oleh Tuhan ketika kita meminta sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya (Matius 7: 7-8). Dalam perikop hari ini, Yohanes berbicara tentang doa, memberi tahu kita apa yang bisa kita yakini saat kita saling mendoakan.

Secara khusus, Yohanes memberi tahu kita bahwa jika kita berdoa untuk keselamatan seorang saudara yang melakukan dosa yang tidak membawa maut, Allah akan memberikannya kepada dia. Di sisi lain, ada dosa yang menyebabkan kematian, dan meskipun Yohanes tidak benar-benar melarang berdoa untuk saudara yang melakukannya, bahasanya menunjukkan bahwa kita tidak perlu merasa adanya keharusan untuk mendoakan mereka yang melakukan dosa yang menyebabkan kematian.

Apakah dosa yang menyebabkan kematian, dan apakah dosa yang tidak menyebabkan kematian? Kalau kita tidak tahu apa arti kedua dosa itu, kita bisa-bisa tidak mendoakan mereka yang seharusnya didoakan, atau mendoakan mereka yang tidak perlu didoakan. Dan jika masa depan mereka sudah ditentukan, kita tidak perlu mendoakan mereka. Selain itu, apakah kita juga perlu berdoa terus menerus untuk keselamatan kita sebagai orang yang tidak melakukan dosa yang tidak membawa kebinasaan? Bagaimana kita tahu bahwa seseorang atau kita sendiri tidak melakukan dosa yang membawa maut?

Sebagian orang Kristen mengambil cara yang mudah untuk memisahkan dosa yang membawa kematian dari dosa yang tidak membawa kematian. Mereka mendefinisikan dosa yang tidak membawa kematian adalah dosa apa pun yang dilakukan oleh orang pilihan, sedangkan dosa yang sama jika dilakukan oleh orang bukan pilihan akan membawa kematian. Mereka sendiri merasa yakin bahwa Tuhan sudah memilih untuk diselamatkan, sekalipun masih melakukan berbagai macam dosa yang tidak perlu dipisahkan dalam dua jenis.

Pendapat sedemikian agaknya kurang mementingkan adanya dosa tertentu yang dalam ayat di aas, yang bisa menyebabkan amarah Tuhan yang tidak terpadamkan, dan karena itu harus dihindari semua orang Kristen. Selain itu, pendapat ini menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah Oknum Ilahi yang mahaadil jika Ia mengizinkan orang pilihan untuk terus berbuat dosa. Kita harus menyadari bahwa ketika umat manusia menghadapi pengadilan Tuhan, tidak ada seorang pun yang bisa menuduh Tuhan tidak adil karena menerima hukuman Tuhan yang tidak sesuai dengan kejahatannya. Sesuatu yang jahat dan mematikan itu haruslah bisa didefinisikan, karena jika tidak, kita akan tidak merasa tenteram (apalagi kalau didoakan orang lain), karena kita tidak tahu apakan kita sendiri melakukan dosa yang membinasakan.

Jelas bahwa hal ini adalah perikop yang sangat sulit, terutama karena tidak jelas apa sebenarnya yang Yohanes maksudkan dengan dosa yang membawa maut. Yohanes sama sekali tidak membahas soal orang pilihan atau tidak, tetapi ia menyebut adanya dua macam dosa. Kematian yang dibicarakan sudah tentu mengacu pada kematian kekal; dengan demikian, sepertinya Yohanes mengerti bahwa setidaknya ada satu dosa yang tidak dapat diampuni. Berbagai kemungkinan untuk dosa ini telah dikemukakan oleh para teolog, seperti penghujatan Roh Kudus yang tidak dapat diampuni dan yang disebutkan oleh Yesus sendiri (Markus 3:28-30). Penafsir Alkitab yang lain menyebutkan bahwa dosa yang khusus itu adalah penolakan terus-menerus untuk menerima Injil. Meskipun sulit dipastikan, berbagai kemungkinan ini tidak dapat dipisahkan secara tegas.

Penghujatan terhadap Roh Kudus umumnya dipahami sebagai penolakan manusia yang disengaja atas pekerjaan Roh Kudus dalam mengajak dia untuk menerima Yesus, terutama jika orang itu sebenarnya tahu siapakah Yesus itu. Kemurtadan manusia (apostasis) yang tidak mau menerima Yesus dan kebenaran-Nya sampai mati tentu memenuhi syarat kategori ini, karena kemurtadan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang sudah memiliki pengetahuan tentang kebenaran tetapi sengaja menolaknya. Penghujatan seperti itu secara alami akan menghasilkan hati yang tidak mau menanggapi Injil dengan iman, sekalipun orang itu terlihat dari luar sebagai orang percaya. Istilah apostasi berasal dari kata Yunani apostasia (“ἀποστασία“) yang berarti pembelotan atau pemberontakan. Istilah ini juga digambarkan sebagai “sengaja”, atau memberontak melawan kebenaran Kristen.

Jika kita pikirkan dalam-dalam, implikasi nyata Yohanes bahwa seorang saudara dapat melakukan dosa ini tidak berarti bahwa orang Kristen tidak dapat murtad. Istilah “saudara” dapat digunakan untuk setiap orang yang mengaku Kristen, apakah orang tersebut memiliki iman yang menyelamatkan atau tidak. Jelas Yohanes mengetahui bahwa orang percaya sejati tidak akan melakukan dosa yang membawa maut. Meskipun kita bukanlah orang yang tidak bisa berbuat dosa, sebagai orang percaya yang sejati, kita tidak akan terus melakukan dosa tertentu secara sadar dan terus menerus, dan tidak pernah bertobat, sehingga dosa itu mengarah pada pengerasan hati sampai mati.

Firman Tuhan mengingatkan kita untuk meneliti hidup kita untuk tidak mengabaikan dosa-dosa tertentu yang kita sengaja lakukan dengan kepercayaan bahwa kita tidak melakukan apa yang melanggar kebenaran Tuhan. Jika kita melihat hal yang sedemikian diperbuat orang-orang lain, mumgkin kita merasa bahwa mereka sudah melakukan dosa yang mendatangkan maut. Tetapi, karena kita yang melakukannya kita dengan mudah menampik keserupaan kita dengan mereka, karena kita merasa sudah tergolong orang pilihan. Memang firman Tuhan berkata bahwa kita yang sudah lahir baru, menerima perlindungan Yesus dari ancaman iblis. Tetapi, itu bukan berarti bahwa kita tidak bisa dengan kehendak diri sendiri menjadi orang yang melakukan apostasis tanpa menyadarinya.

Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. 1 Yohanes 5:18

Alkitab menyatakan bahwa apostasi akan semakin bertambah buruk seiring waktu kedatangan Kristus yang mendekat. Matius 24: 10 menyatakan bahwa “banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.” Paulus menekankan kembali perkataan Yesus di dalam tulisan-tulisannya yang diilhamkan oleh Allah. Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Tesalonika bahwa kemurtadan yang luar biasa akan mendahului kedatangan Yesus yang kedua (2 Tesalonika 2:3) dan pada akhirnya akan ditandai dengan masa tribulasi dan munculnya nabi-nabi palsu. Masa tribulasi itu adalah masa yang akan menjadi titik akhir bagi Allah mendisplinkan bangsa Israel dan sekaligus menjadi titik permulaan bagi Allah untuk menghakimi seisi dunia.

“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” 2 Timotius 3:1-5

Pagi ini marilah kita lebih berhati-hati dengan penerapan ibadah kita, sebagai orang Kristen sejati. Ini sangatlah penting, terutama di masa-masa sekarang, yang menjadi lebih penting daripada masa sebelumnya. Setiap orang-percaya harus berdoa untuk mendapatkan hikmat, supaya bisa menghindari apostasi dan berjuang dengan sungguh-sungguh untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang pilihan Allah. Janganlah keyakinan atas predikat umat pilihan justru membuat kita terlena dan jatuh!

Tinggalkan komentar