“Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita oleh kasih karunia kamu diselamatkan” Efesus 2:4-5

Surat Efesus ditulis oleh Paulus kepada orang-orang Kristen di kota Efesus, yang mempunyai populasi orang percaya non-Yahudi dalam jumlah besar. Paulus menghabiskan Efesus pasal 1 untuk memberi tahu mereka tentang berkat luar biasa yang mereka miliki di dalam Kristus. Dia memberi tahu mereka bagaimana mereka telah dipilih dan dimeteraikan dengan Roh Kudus. Ia juga berdoa agar mereka memahami sepenuhnya semua berkat rohani yang mereka miliki di dalam Kristus.
Bab 2 dimulai dengan membandingkan posisi orang-orang percaya saat ini di dalam Kristus dengan kondisi mereka di luar Kristus—mereka telah mati dalam dosa-dosa mereka. Di dalam Kristus mereka telah diperdamaikan dengan Allah, dan orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi telah diperdamaikan satu sama lain.
Efesus 2:8-9 adalah ayat yang sering kita dengar tentang kasih karunia Allah dalam hal keselamatan: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Namun ayat 4-5 di atas adalah penting juga untuk dipelajari karena melalui ayat ini kita bisa merasa sangat bersyukur.
Allah telah memilih untuk menyelamatkan orang-orang berdosa, bukan berdasarkan kebaikan mereka tetapi atas kebaikan-Nya. Dalam ayat 4 dan 5 tertulis bahwa Dia melakukan ini untuk menunjukkan kasih karunia-Nya, yaitu menunjukkan kemurahan-Nya yang tidak selayaknya diperoleh oleh manusia. Menurut definisi, kasih karunia adalah suatu berkat yang tidak selayaknya diperoleh seseorang. Kasih karunia adalah suatu pemberian yang diberikan secara cuma-cuma berdasarkan niat baik si pemberi kepada penerimanya yang tidak berhak atasnya.
Kalau kita diselamatkan karena kasih karunia, ini berarti bukan karena kita baik atau layak; sebaliknya, ini karena Tuhan itu baik dan murah hati. Kemurahan hati inilah yang harus kita ingat, karena sekalipun Tuhan tidak menyelamatkan semua orang, Ia telah memilih mereka yang akan diselamatkan karena kasih-Nya yang besar. Jika keselamatan manusia bergantung pada perbuatan baik, tidak akan ada yang bisa diselamatkan. Jadi, karunia Allah adalah sesuatu yang harus sangat kita hargai dan syukuri. Bahwa hanya karena melalui kasih karunia (by grace only) kita diselamatkan, seharusnya membuat kita ingin membalas kasih-Nya dengan mengasihi Dia dan membaktikan hidup kita kepada-Nya.
Jika rencana dan proses keselamatan berasal dari diri kita sendiri, berdasarkan perbuatan baik kita, maka ketika kita mencapai tingkat kebaikan yang diperlukan untuk menjamin keselamatan, kita bisa bermegah. “Saya melakukannya!” kita mungkin berkata, atau, “Saya memberikan segalanya dan mengatasi rintangan yang sangat besar, namun saya akhirnya naik ke tingkat kebaikan dan kesucian tertinggi, dan Tuhan memberi saya apa yang pantas saya terima!” Dan kita bisa meremehkan mereka yang tidak berhasil: “Yang lain gagal karena mereka tidak memiliki ketabahan, wawasan, dan kesalehan seperti yang saya kembangkan.” Kesombongan kita akan berlimpah, dan Tuhan tidak menghendaki ini.
Perlu dimengerti, agar dapat diselamatkan, diperlukan tanggapan manusia terhadap kasih karunia Allah. Responsnya bukanlah berusaha menjadi “cukup baik” untuk diselamatkan. Responsnya hanyalah percaya (beriman kepada) Tuhan untuk menyelamatkan berdasarkan kebaikan Kristus. Lebih jauh lagi, kita harus memahami bahwa iman bukanlah suatu perbuatan baik yang mendapat pahala dari Tuhan. Iman hanyalah menyerahkan diri kita yang tidak layak ke dalam belas kasihan Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun. Tetapi, jika keelamatan “hanya karena iman”, ini bukan berarti “iman yang sendirian”. Iman yang benar selalu berbuahkan perbuatan baik.
Kita tidak diselamatkan dengan melakukan perbuatan baik, tetapi kita diselamatkan dengan tujuan melakukan perbuatan baik:
“Karena kita ini buatan a Allah, diciptakan b dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” Efesus 2:10
Perbuatan baik adalah bagian penting dalam kehidupan Kristen karena berbuat baik adalah salah satu alasan Tuhan menyelamatkan kita – Dia punya banyak hal untuk kita lakukan. Namun urutannya adalah yang paling penting – perbuatan baik bukanlah penyebab keselamatan, melainkan tujuannya. Tuhan menyelamatkan kita sehingga kita bisa pergi ke dunia, melakukan perbuatan baik dalam nama-Nya, dan ini membuat Dia semakin dimuliakan.
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16
Mengingat kebenaran ayat-ayat di atas, penting untuk kita bertanya pada diri sendiri, “Apa yang saya andalkan untuk keselamatan saya?” Apakah Anda mengandalkan hal-hal baik yang telah Anda lakukan, atau apakah Anda menyadari bahwa Anda tidak punya apa-apa untuk disumbangkan dan hanya menyerahkan diri Anda pada kasih karunia Allah melalui iman kepada Yesus Kristus? Selanjutnya, kita juga harus bertanya, “Jika Tuhan demikian kasih kepada saya, apa yang seharusnya saya lakukan untuk bersyukur kepada-Nya?”. Hanya Anda yang bisa menjawab dua pertanyaan ini.