Tuhan ikut bekerja dalam segala sesuatu

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28

Selama berabad-abad, para teolog tidak sepakat mengenai kendali mutlak Allah atas segala sesuatu, sebagian menekankan kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu dan sebagian lagi menekankan kebebasan manusia untuk bertindak sendiri tanpa paksaan. Ada sebab mengapa mereka tidak sepakat – itu karena Alkitab memang mengajarkan dua hal: kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia. Kita tidak bisa membantah kenyataan ini. Bagaimana kedua hal ini bisa berjalan bersama?

Kecil kemungkinannya kita akan memiliki pemahaman yang lengkap tentang hal ini sampai kita tiba di Surga. Namun sampai saat itu tiba, kita harus berpegang teguh pada kedua kebenaran ini: Tuhan mengendalikan segalanya, namun kita juga bertanggung jawab atas tindakan kita. Mengapa ini penting. Alkitab berkata, “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Filipi 2:13

Ayar Roma 8:28 di atas menyatakan bahwa Tuhan bekerja di belakang layar untuk mencapai tujuan-Nya. Inilah sebabnya mengapa doa sangat penting dalam menjalani kehidupan Kristen dan agar kita dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Pemazmur menulis, “aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.”” (Mazmur 40:9). Bukan Tuhan yang selalu mengambil keputusan untuk kita, tetapi kita yang harus selalu mencari kehendak-Nya sebelum mengambil keputusan.

Mengetahui kehendak Tuhan adalah kebijaksanaan tertinggi. Jika kita tidak mengetahui Firman Tuhan, maka kita juga tidak mengetahui kehendak Tuhan. Hambatan pertama adalah karena kita sering ingin mengatur hidup kita sendiri, hal itu mungkin dibiarkan atau diizinkan Tuhan sampai kita merasakan bagaimana hajaran Tuhan kemudian menyadarkan kekeliruan kita. Hambatan kedua adalah jika kita merasa bahwa tidak ada gunanya kita mengambil keputusan karena kehendak Tuhanlah yang akan terjadi, sampai kita merasa bahwa Tuhan sudah meninggalkan kita sehingga kita hanya bisa menyerah saja. Pertarungan ini terjadi di dalam hati kita antara keinginan kita dan kehendak Tuhan setiap hari sekalipun kita tidak sadar.

Sama seperti Tuhan memberikan manusia pertama, Adam kebebasan untuk memilih, demikian pula Dia memberikan kebebasan yang sama kepada semua orang. Kita bukan sekadar boneka. Tetapi, tanpa bimbingan Tuhan kehendak bebas kita selalu menghasilkan dosa. Karena itu, keinginan Tuhan adalah agar kita mencari hikmat-Nya dan menaati perintah-perintah-Nya. Alkitab penuh dengan pesan “hendaklah kamu”. Dengan demikian, jika kita mencari kehendak-Nya kita bisa menjalani hidup rohani yang merasakan kecukupan dan bahkan berkelimpahan seperti apa yang Dia janjikan.

Pagi ini marilah kita pikirkan: ada keputusan yang harus diambil bagi Kristus? Apakah semua yang kita lakukan atau semua yang terjadi pada kita sudah sesuai dengan rencana Tuhan dalam hidup kita? Segala sesuatu yang terjadi pada kita belum tentu adalah kehendak atau rencana Tuhan atas hidup kita. Misalnya saja, Allah tidak menghendaki kita berbuat dosa, namun kita semua tetap melakukannya. Dalam hal ini, melalui kematian Kristus kita menjadi milik-Nya. Dia mempunyai “obat” yang siap pakai untuk setiap kali kita gagal. Terkadang obat itu pahit, tetapi kita tidak boleh berhenti berusaha untuk menaati firman-Nya selama hidup di dunia. Itu adalah bagian dari proses pengudusan kita selama hidup di dunia.

Ada juga hal-hal lain yang kita tahu pasti bukan kehendak Tuhan. Ketika Yesus datang ke bumi Dia selalu menyembuhkan penyakit dimana pun Dia menemukannya dan Dia selalu menyelamatkan siapa pun yang tertindas. Hal-hal yang buruk di dunia adalah bagian dari kutukan awal yang menimpa umat manusia ketika Adam dan Hawa pertama kali berdosa, dan karena kita hidup di dunia yang sudah jatuh dalam dosa, kita sering kali mengalami dampak negatifnya. Walaupun demikian, Tuhan bukan penyebab dosa atau yang menetapkan kita untuk jatuh dalam dosa atau mendatangkan penderitaan kepada kita.

Anda mungkin merasa bahwa hal-hal di atas tidak ada hubungannya dengan pertanyaan khusus Anda hari ini. Anda mungkin sedang merasakan adanya kepahitan dan penderitaan dalam hidup dan Anda bertanya-tanya apa manfaatnya dari sudut pandang spiritual. Anda ingin tahu dimana Tuhan ketika hal buruk menimpa Anda. Sekarang kita sampai pada bagian yang baik dari Roma 8:28. Meski ada hal-hal yang bukan kehendak Tuhan dalam hidup kita, namun semua yang terjadi pada kita bisa diusahakan untuk kebaikan kita oleh Tuhan. Dia dapat membuat segala yang terjadi dalam hidup kita untuk menjadi bagian dari Rencana A-Nya. Ia tidak akan kaget melihat sesuatu yang kita lakukan karena Ia adalah Tuhan yang mahatahu. Kita sering tidak tahu persis MENGAPA sesuatu terjadi dan KAPAN itu akan berakhir, tetapi biasanya kita akan melihat bagaimana Tuhan pada akhirnya mengubahnya dan menggunakannya untuk tujuan yang baik dalam hidup kita.

Salah satu janji terbesar Alkitab kita adalah ayat Roma 8:28 di atas, apa pun yang terjadi, kita dapat percaya bahwa Allah dapat menggunakannya. Kita mungkin dapat memikirkan beberapa saat dalam hidup ketika hasil akhirnya begitu baik sehingga tampaknya Tuhan telah merencanakan kejadian aslinya, bahkan ketika hal itu pada mulanya berdampak negatif bagi kita.

Apakah kehendak Tuhan jika Anda pada saat ini tidak mendapatkan apa yang Anda inginkan? Tidak seorang pun yang tahu jawabnya. Mungkin hal itu tidak sebaik yang terlihat. Mungkin Tuhan menyelamatkan Anda dari bencana yang tidak pernah Anda ketahui. Mungkin Tuhan punya rencana yang lebih baik. Mungkin hal itu bisa menjadi sesuatu yang hebat, tetapi iblis kemudian memasukkan jarinya ke dalamnya sehingga hal itu tidak berjalan sesuai keinginan Anda. Apapun itu—percayalah kepada Tuhan bahwa Dia memegang kendali Anda dan bahwa Dia melakukan SEMUA hal demi kebaikan Anda.

Tinggalkan komentar