Jangan cari masalah

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 1 Korintus 10: 13

Sudah lama saya meninggalkan Indonesia, tetapi saya masih ingat beberapa ungkapan dalam bahasa Jawa. Salah satu di antaranya yang cukup berkesan adalah: “”Urip iku mung sedelo, molo ojo seneng golek molo” yang berarti “Hidup ituhanya sebentar, karena itu jangan senang mencari musibah”. Karena itu, jika seseorang mengucapkan “ojo golek molo” kepada kita, itu mungkin dimaksudkan agar kita tidak berbuat sesuatu yang bisa menyebabkan masalah.

Alkitab sebenarnya mempunyai banyak ayat yang menyatakan hal yang serupa. Mungkin Anda ingat akan kalimat “Jangan mencobai Tuhan, Allahmu” (atau variasi serupa) muncul di beberapa tempat dalam Alkitab, seperti dalam Matius 4:7 dan Ulangan 6:16. Peringatan dari Tuhan ini sering di jumpai dalam Perjanjian Lama agar bani Israel tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan murka Allah. Berkali-kali umat Israel diperingatkan, namum mereka tidak jera-jeranya “golek molo”.

Di Perjanjian Baru, ayat-ayat dari 1 Korintus 10:1–13 menjelaskan bagaimana generasi orang Israel yang melarikan diri dari Mesir diberkati oleh Allah tetapi berulang kali jatuh ke dalam penyembahan berhala. Allah menghukum banyak dari mereka dengan keras, termasuk nasib mengembara di padang gurun sampai mati.

Penyembahan berhala adalah dosa yang sangat serius. Paulus mengingatkan orang-orang Kristen di Korintus yang dipenuhi berhala tentang hal itu dengan merujuk pada sejarah orang Israel yang mengembara di padang gurun. Meskipun diberkati oleh Allah, mereka menyembah berhala palsu. Allah membinasakan banyak dari mereka karenanya.

Paulus menasihati jemaat Korintus agar membaca apa yang terjadi pada bani Israel sebagai peringatan karena mereka bisa juga jatuh di hadapan Allah karena berpartisipasi dengan berhala. Kedudukan mereka di dalam Kristus tidak berarti bahwa Allah tidak akan bertindak terhadap ketidaksetiaan kepada-Nya dengan adanya penyembahan dewa-dewa palsu. Bagi jemaat Korintus, godaan seperti itu sering terjadi, dan Allah selalu menyediakan anak-anak-Nya jalan untuk terbebas dari dosa jika mereka memang mau menghindarinya.

Paulus memerintahkan para pembacanya untuk menjauh dari penyembahan berhala. Berpartisipasi dalam penyembahan berhala dengan cara apa pun berarti berpartisipasi dengan setan. Allah selalu menyediakan cara untuk menghindari dosa. Jadi, mereka tidak boleh menyatakan kepada siapa pun bahwa mereka menyetujui penyembahan berhala. Memang, sekalipun kita mungkin merasa tidak mempunyai berhala, tetapi kita mempunyai banyak kegiatan, harta, benda dan orang yang sangat kita sukai, untuk tidak dikatakan kita puja, dalam hidup kita. Pertanyaan pertama mereka harus selalu, ”Apakah kebiasaan ini akan memuliakan Allah?” Jika tidak, ada bahaya bahwa kita sudah mempunyai berhala.

Perkataan Paulus dalam ayat sebelumnya mungkin menimbulkan kekhawatiran yang dapat dimengerti, bahkan bagi orang Kristen: “Barangsiapa menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh” (1 Korintus 10:12). Konteks dari komentar itu adalah menghindari dosa, dan tidak berasumsi bahwa keselamatan memberi kita kekebalan dari konsekuensi duniawi dari perilaku kita sendiri. Jika dikaitkan dengan komentar lain yang dibuat oleh Paulus (2 Korintus 13:5; Galatia 6:3), hal itu juga berfungsi sebagai peringatan bagi mereka yang sombong atau ceroboh tentang kedudukan mereka di dalam Kristus, sebab kita mungkin sangat senang dipanggil orang Kristen, tetapi bukan senang untuk mengikut perintah Kristus. Kita mungkin senang belajar teologi, tetapi kurang senang melaksanakan firman Tuhan. Kita lebih senang berkat Tuhan daripada Tuhan yang memberi berkat.

Godaan adalah bagian rutin dari kehidupan. Apalagi godaan untuk melupakan adanya Tuhan yang mengawasi kita. Keinginan kita untuk berbuat dosa terkadang terasa jauh lebih kuat daripada keinginan kita untuk melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Bagaimana jika kita tidak dapat menolak godaan-godaan itu? Bagaimana jika, seperti yang dikatakan sebagian orang, Tuhan menempatkan kita dalam posisi di mana penolakan atas dosa tidak mungkin dilakukan: skenario di mana kita tidak punya pilihan lain, selain berbuat dosa? Atau, setidaknya, tidak ada harapan untuk menolak godaan itu? Bolehkah kita menganggap bahwa semua itu sidah dalam penetapan Tuhan? Tidak!

Sebagai tanggapan terhadap ketakutan dan kebodohan semacam itu, Alkitab memberikan jaminan: mengatasi godaan apa pun sepenuhnya mungkin. Itu berlaku bagi setiap orang Kristen. Pertama, Paulus menunjukkan bahwa tidak seorang pun dari kita secara unik tergoda oleh dosa—dalam arti bahwa keinginan kita untuk berbuat dosa, apa pun bentuknya yang unik bagi kita, adalah hal yang umum dan biasa. Hal itu telah dialami oleh banyak orang lain dari generasi ke generasi. Kita tidak lebih atau kurang rentan terhadap godaan daripada mereka yang datang sebelum kita atau berjalan bersama kita. Pengalaman godaan manusia adalah bagian dari apa yang membuat hubungan Kristus dengan kita menjadi hubungan kepercayaan dan harapan (Ibrani 4:14–16). Adanya godaan seharusnya membuat kita lebih sadar bahwa kita harus dekat dan bergantung kepada-Nya.

Kedua, Allah kita masih bersama kita. Dia mengasihi kita. Dia tidak menunggu atau menakdiirkan kita gagal; Dia siap membantu kita. Salah satu cara Dia membantu orang percaya adalah dengan secara aktif bekerja dalam hidup kita untuk menjauhkan kita dari godaan yang melampaui apa yang dapat kita tolak. Kita mungkin tidak selalu percaya bahwa kita dapat mengatasi godaan. Setan mungkin mendorong kita untuk melihat beberapa godaan sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak. Tetapi, Allah berjanji bahwa kita dapat, dengan kuasa Roh Kudus, menanggapi godaan apa pun dengan melawannya.

Akhirnya, Paulus menambahkan janji ini bahwa Allah akan selalu memberikan jalan keluar dari godaan apa pun yang ada di hadapan kita. Jika kita mencari jalan untuk mengatakan “tidak” kepada dosa apa pun yang memaksa kita, Allah berjanji kita akan menemukannya. Dalam beberapa kasus, itu mungkin berarti secara harfiah “melarikan diri” dari suatu situasi, seperti Yusuf yang melarikan diri dari istri tuannya (Kejadian 39:7–12). Allah secara aktif bekerja untuk membantu mereka yang ada di dalam Kristus, yang ingin melakukan apa yang benar, agar berhasil.

Tentu saja, kita dapat menolak bantuan Allah dalam mengatasi godaan, jika kita memilih untuk menuruti keinginannya dengan sengaja. Dan pada akhirnya, itulah inti dari semua dosa: pilihan yang disengaja untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah (Roma 3:10), yang pada hakikatnya menyatakan bahwa kita tidak pernah mau bertobat. Sebagian orang mungkin berkata bahwa mereka tidak mampu melawan takdir Allah. Sebagian lagi percaya bahwa Allah panjang sabar dan mahapengampun. Dan ada juga yang berkata segala sesuatu akan terjadi pada waktunya. Apa pun alasannya, jika Anda tidak mempunyai kemauan untuk bertobat saat ini, pesan firman Tuhan adalah: Ojo golek molo!

Satu pemikiran pada “Jangan cari masalah

Tinggalkan Balasan ke fonahiazagotogmailcom Batalkan balasan