“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” Yohanes 10: 11

Dimanapun kita hidup, masyarakat di sekitar kita selalu memerlukan adanya pemimpin. Adalah kenyataan hidup bahwa hampir semua mahluk di dunia ini, besar dan kecil, selalu mempunyai pemimpin dalam aktivitas hidup mereka. Walaupun demikian, sebagai peta dan teladan Allah, manusia adalah mahkuk yang sangat komplek dan karena itu membutuhkan berbagai pemimpin untuk membimbing mereka dalam bidang pendidikan, ekonomi, hukum, keagamaan, pemerintahan dsb. Pemimpin diharapkan bisa untuk memberi contoh, teladan, pengarahan, penguatan, dan pemersatuan. Pemimpin yang baik disegani musuh tetapi disayangi dan dihormati oleh masyarakatnya.
Untuk memilih seorang pemimpin, umumnya ada prosesnya. Entah melalui kenaikan pangkat, penunjukkan oleh suatu badan atau pemilihan oleh masyarakat. Kalau harus dipilih masyarakat, tiap lingkungan, daerah dan negara mempunyai cara sendiri untuk memilih pemimpinnya. Pemimpin yang dipilih biasanya orang yang populer, dikenal dan disukai oleh mayoritas masyarakat. Mereka yang kemudian terpilih menjadi pemimpin adalah orang yang mengemban harapan masyarakatnya. Pemimpin yang berhasil terpilih dan kemudian menjadi pemimpin yang baik biasanya akan makin disukai masyarakat dan bahkan dinaikkan derajatnya oleh masyarakat dengan berbagai dukungan dan sanjungan.
Umat Israel juga pernah merindukan akan adanya seorang raja yang bisa memimpin mereka. Walaupun Tuhan sudah memimpin mereka dari awalnya, mereka masih kurang puas, dan mengingini seorang raja seperti bangsa lain. Raja pertama bangsa Israel, Saul, akhirnya dipilih melalui undian. Sebagai raja Israel yang pertama, pada waktu Tuhan mengangkat ia menjadi raja, Tuhan berjanji bahwa kerajaannya akan kokoh untuk selama-lamanya, keturunannya turun temurun akan terus menjadi raja di Israel sampai selama-lamanya. Namun Raja Saul kehilangan kesempatan itu. Dalam 1 Samuel 15: 11 tertulis bahwa Tuhan menyesal menjadikan Saul sebagai raja Israel. Tuhan menyesal karena Tuhan memberikan kekuatan sedemikian besar kepada Saul tetapi Saul menyalah-gunakan apa yang Tuhan berikan itu dan mengabaikan Tuhan. Harapan umat Israel atas Saul akhirnya menjadi harapan yang hampa.
Keadaan dunia saat ini adalah seperti keadaan umat Israel pada waktu itu. Bagaimana tidak? Ancaman teror, kemunduran ekonomi, kemungkinan perang dan perpecahan menghantui manusia di berbagai negara. Pemilu demi pemilu berlangsung, namun pemimpin yang baik agaknya sukar ditemukan. Kalaupun ada seorang pemimpin yang baik dan didukung masyarakat, banyak yang akhirnya jatuh karena dukungan masyarakat yang ada membuat mereka lengah dan kemudian melakukan berbagai kesalahan. Masyarakat yang senang menyanjung-nyanjung pemimpin mereka akhirnya kecewa. Sungguh tidak mudah mendapat pemimpin baik yang rendah hati, setia, dan mau berkorban, yang bisa dengan langgeng memimpin masyarakat!
Hari ini, jika kita memikirkan soal hari depan, soal apa yang akan terjadi di dunia, di negara kita ataupun dimanapun, kita harus menyadari bahwa dunia ini sudah ternoda oleh dosa. Tidak ada yang baik, tidak ada yang sempurna, tidak ada yang kekal. Kerinduan kita untuk adanya pemimpin yang bisa membimbing kita melewati saat-saat yang sulit saat ini memang harus tetap ada, tetapi kita harus yakin bahwa Tuhan sendirilah yang sudah memungkinkan hidup kita bisa berjalan sampai saat ini. Bukan karena pemimpin yang kita anggap bijaksana dan jujur, yang kita agung-agungkan. Hanya Tuhan yang mengerti kebutuhan umatNya dan bisa melindungi mereka dari bahaya. Tuhanlah juga yang bisa membimbing para pemimpin kita untuk bisa mengatur jalannya hidup bermasyarakat di tempat kita masing-masing. Sebagai anggota masyarakat kita tidak perlu menyanjung-nyanjung pemimpin kita, tetapi kita harus dengan tidak putus-putusnya berdoa memohon agar Pemimpin kita, Gembala kita, Yesus Kristus, untuk selalu memimpin para pemimpin dunia. Kita juga harus berdoa agar para pemimpin dunia mau dipimpin oleh Tuhan kita.
“Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.” Yohanes 10: 14