Siapa sih yang tidur?

“Terjagalah! Mengapa Engkau tidur, ya Tuhan? Bangunlah! Janganlah membuang kami terus-menerus!” Mazmur 44: 23

Tidur adalah hal yang biasa karena semua orang pernah tidur dan malah harus tidur. Seperti makan dan minum, tidur adalah suatu hal yang mulanya diciptakan oleh Tuhan dan berguna untuk kesehatan dan pertumbuhan tubuh. Tidur juga dapat dipakai untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran. Dalam Alkitab, kita bisa membaca bahwa Tuhan Yesus juga tidur untuk melepaskan lelahnya.

Dengan kejatuhan dalam dosa, berbagai masalah timbul yang berhubungan dengan soal tidur. Karena hidup adalah penuh dengan pergulatan, orang harus tidur dalam kelelahannya. Orang yang kurang tidur akan tidak dapat berpikir dengan cerah dan mudah jatuh sakit. Orang yang mengalami persoalan sering sulit tidur. Dan orang yang menderita sering merasa bahwa Tuhan sedang tidur.

Untuk manusia, tidur ada berbagai ragam. Tidur bisa berarti saat istirahat baik tidur siang maupun tidur malam. Ada juga tidur-tiduran, tidur ayam dan tidur pulas. Tetapi tidur umumnya dikaitkan dengan berhentinya kegiatan dan kesadaran. Karena itu, didalam Alkitab tidur bisa juga dihubungkan dengan kemalasan dan ketidak- waspadaan (Markus 13: 35-36).

Tidur juga sering dihubungkan dengan ketidaksadaran rohani. Tidur bisa menjadi lambang keadaan hati yang berada dalam kesunyian seperti yang dialami Daud:

“Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati.” Mazmur 13: 3

Karena tidur adalah bagian kehidupan manusia, kita sering membayangkan bahwa Tuhan juga seperti itu. Mazmur 44: 23 adalah jeritan Daud yang seolah mencoba membangunkan Tuhan yang tertidur karena ia merasa Tuhan sudah mengabaikannya terlalu lama. 

Memang dalam beberapa agama lain, tuhan mereka digambarkan seperti manusia yang membutuhkan tidur atau senang tidur; jadi perlu ada ritual untuk membangunkan tuhan-tuhan mereka. Tetapi itu berbeda dengan Tuhan kita; Ia tidak pernah tidur, dan Ia malahan menjaga kita di setiap waktu, juga sewaktu kita dalam keadaan lelah dan lemah.

Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi engkau akan berbaring dan tidur nyenyak. Amsal 3: 24

Pagi ini, jika kita bangun dan merasa bahwa tubuh kita masih lemah dan mata masih pula sangat mengantuk, mungkin kita ingin melanjutkan tidur kita. Mungkin saat ini kita rasakan Tuhan itu sangat jauh disana, dan Ia sedang tidur pulas. Karena itu, mungkin kita ingin tidur lama sekali, apalagi jika hidup ini terasa berat sekali. Tetapi kita harus sadar bahwa tidur hanyalah untuk manusia dan bukan Tuhan kita. Tuhan kita menjaga kita setiap saat, baik kita terjaga atau tidur. Kita hanya merasa Tuhan tidur ketika iman kita tertidur. Tetapi jika iman kita tidak tidur, kita akan dapat melihat bahwa Ia selalu menyertai kita.

“Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!” Mazmur 3: 5

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s