Hal menikmati hidup

“Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya….”. Galatia 5:19-21

Jika diingat, saat-saat saya masih di universitas sungguh menyenangkan. Sebagai anak muda, saya mengendarai motor Honda 90 cc ke mana saja. Saat liburan dinikmati dengan bepergian ke luar kota, dan akhir tahun diakhiri dengan pesta dansa. Hidup sebagai anak muda memang enak, banyak yang bisa dinikmati, tanpa memikirkan tanggung jawab. Malahan, untuk sebagian teman-teman saya, kelihatannya hidup memang hanya untuk bersenang-senang saja. Itulah hedonisme.

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia (happy) dengan mencari kesenangan (pleasure) sebanyak mungkin, dan sedapat mungkin menghindari tanggung jawab dan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hedonisme memang adalah ajaran bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup manusia. Manusia hanya hidup untuk pesta pora, hura-hura, dansa-dansi, makan-makan, mabuk-mabukan dan acara rame-rame lainnya.

Memang tidak ada salahnya jika manusia itu menikmati hidup dan sesekali berpesta untuk bergembira. Tuhan tidak menciptakan manusia untuk menjadi robot yang hanya bisa bekerja. Alam semesta dan segala isinya boleh dinikmati, dan hasil jerih payah boleh dirayakan asalkan ada batasnya. Hedonisme sebaliknya membuang batas-batas itu dan menganjurkan manusia untuk menikmati hidup sepenuh mungkin, kalau bisa tujuh hari seminggu, sepanjang tahun.

Sangat mudah manusia untuk jatuh kedalam hedonisme. Hedonisme bukan hanya untuk orang muda. Dengan usia tua, ada kemungkinan bahwa waktu dan uang yang ada membuat manusia lebih bersemangat untuk mencari kesenangan yang sebelumnya tidak tercapai.

Hedonisme tidak juga terjadi dikalangan orang yang mampu saja, sebab inti hedonisme adalah usaha mementingkan diri sendiri dan mencari kenyamanan hidup. Hedonisme bagi sebagian orang bisa berarti kecanduan, kemalasan, perasaan apatis, kesibukan hobby, dan ketidakpedulian atas orang lain dan keadaan disekeliling. Ironisnya, mereka yang bersifat hedonistik cenderung untuk makin lama makin parah karena kebahagiaan yang dicari tidak dapat memberi kepuasan.

Pagi ini ayat di atas memperingatkan kita bahwa dalam mencari kenikmatan hidup kita harus berhati-hati agar kita terhindar dari cara-cara dan acara-acara yang hanya memuliakan diri kita dan memuaskan keinginan daging dan nafsu kita sendiri. Mencari kesenangan hidup seperti itu tidak berbeda dengan percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, dan lain-lain. Hal-hal semacam itu dibenci oleh Tuhan dan menjauhkan kita dari jalan kebenaran.

“Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu seperti yang telah kubuat dahulu bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” Galatia 5: 21

Satu pemikiran pada “Hal menikmati hidup

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s