“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Mazmur 119: 105

Tahukah anda bahwa dengan kemajuan bangsa Indonesia, masih ada orang yang buta aksara alias buta huruf? Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan upaya untuk mengurangi angka buta aksara di Indonesia tetapi saat ini masih ada sekitar 5 juta orang yang tidak dapat membaca.
Ada beberapa kendala dalam memberantas buta aksara, antara lain kemiskinan, tidak adanya sarana belajar, yang menyebabkan kurangnya motivasi. Kemiskinan dapat menghalangi seseorang untuk belajar membaca, karena sekalipun pendidikan sekolah dasar dibebaskan dari biaya, orang masih harus membayar biaya-biaya lain. Mereka yang tidak mempunyai sarana belajar seperti buku, sekolah, guru dan komputer, juga akan terhalang untuk belajar. Motivasi penting karena sekalipun uang dan sarana ada, orang bisa saja tidak berminat untuk belajar.
Jika data jumlah penduduk yang buta aksara selalu di monitor pemerintah, data jumlah orang Kristen yang buta Firman tidak mudah diperoleh. Di negara barat seperti Amerika, diperkirakan seperlima umat Kristen tidak pernah membaca Alkitab. Mereka yang buta Firman ini sebenarnya melek aksara.
Mengapa ada orang Kristen yang buta Firman? Jika kemiskinan merupakan salah satu penyebab utama buta aksara, kekayaan dan keinginan untuk menjadi kaya bisa menjadi penyebab buta Firman. Mereka yang sibuk mencari uang dan kenikmatan hidup seringkali tidak punya waktu untuk mempelajari Firman. Jika kekurangan sarana teknologi dan informasi menyebabkan orang menjadi buta aksara, berlebihnya sarana internet dan sosial media cenderung membuat orang terpikat kepada hal-hal yang spektakular tetapi tidak Alkitabiah.
Kebutaan akan Firman membuat orang bergantung pada orang lain untuk menuntun mereka. Kebutaan ini membuat umat Kristen mudah disesatkan orang lain dan berbagai pengajaran yang keliru. Lebih dari itu, jika kita hidup jauh dari Tuhan, sekalipun kita bisa membaca Firman, itu tidak mudah untuk dimengerti dan dilaksanakan.
Pagi hari ini jika kita sempat merenungkan hal ini, patutlah kita bersyukur karena kita masih dapat memakai waktu dan sarana yang kita punya untuk mempelajari Firman. Memang kita memerlukan Firman Tuhan dalam hidup ini agar kita dapat berjalan di jalan yang benar karena FirmanNya itu seperti pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita. Biarlah kita mau meminta agar Tuhan tetap membuka mata rohani kita selama kita hidup di dunia.
“Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.” Mazmur 119: 18