“Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.” Lukas 12: 51
Penyanyi John Lennon yang dulunya adalah anggota band terkenal The Beatles pernah menyanyikan lagu Imagine yang menduduki peringkat nomer satu di banyak negara untuk waktu yang cukup lama. Sungguh menarik bahwa lagu tersebut sebenarnya merupakan kedambaan seseorang akan perdamaian di bumi. Dibayangkannya bumi akan terisi kedamaian jika tidak ada negara dan bahkan agama, karena adanya negara dan agama membuat orang membenci dan menentang orang lain.
Imagine there’s no countries
It isn’t hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people living life in peace….
Nyanyian tersebut adalah khayalan semata, karena negara dan agama sudah ada dari dulu, dan merupakan bagian kehidupan manusia yang beraneka ragam asal dan budayanya. Walaupun demikian, banyak orang yang sampai saat ini pun tetap percaya bahwa agama adalah sebuah faktor yang membuat dunia ini seringkali tidak damai. Pendapat itu tidaklah salah. Memang seringkali pengikut agama apapun melakukan hal-hal tertentu yang menyebabkan pertikaian, kekejaman dan bahkan peperangan demi keyakinan pribadi mereka.
Sebagai umat Kristen, kita percaya bahwa keragaman manusia adalah apa yang dikehendaki Tuhan seperti apa yang dilakukanNya ketika manusia berusaha untuk mendirikan menara Babel untuk mempersatukan manusia dan menyombongkan kesatuannya. Tuhan saat itu mencerai-beraikan manusia dengan membuat mereka berbicara dengan bahasa-bahasa yang berbeda (Kejadian 11: 6-8).
Dalam ayat pembukaan diatas, kita dapat membaca bahwa Yesus datang kedunia, bukan untuk membawa damai di atas bumi, tetapi pertentangan. Hal ini agaknya mengejutkan mereka yang mengira bahwa Yesus adalah Raja Damai yang mempersatukan manusia. Mereka tidak menyadari bahwa kedamaian yang dibawaNya adalah kedamaian Allah dan manusia.
Yesus adalah penebus dosa manusia, dan barang siapa yang percaya kepadaNya akan memperoleh hidup kekal (Yohanes 3: 16). Lebih dari itu, Yesus juga mengajarkan bahwa semua orang yang percaya kepadaNya harus bisa mengasihi Tuhan dan sesama manusia, termasuk mereka yang berbeda agama dan yang hidup dalam dosa. Pengajaran Yesus berbeda dengan pengajaran lain yang menekankan perbuatan baik manusia untuk bisa diselamatkan dan rasa cinta terbatas untuk mereka yang mempunyai kepercayaan yang sama saja.
Walaupun demikian, Yesus mengajarkan bahwa hanya ada satu jalan untuk mencapai keselamatan (Yohanes 14: 6). Manusia harus memilih antara Dia dan orang lain, antara ketaatan kepada Dia atau kepada dewa/orang/hal lain. Manusia tidak dapat menjadi pengikutNya dan juga mengagumi pemimpin lain. Karena itulah ada tembok pemisah antara pengikut Yesus dan orang lain.
Pagi ini kita diingatkan bahwa kita tidak dapat menerima jalan keselamatan menurut orang lain dan hidup yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Sekalipun kita harus mengasihi semua orang, kita tidak dapat menerima pandangan hidup yang tidak dibenarkan oleh Yesus. Sekalipun makin banyak orang yang menyenangi hidup yang mentolerir pandangan apa saja, kita tidak dapat menerima hal-hal itu, apalagi ikut-ikutan melakukannya. Ini tidak mudah dan karena itu kita harus mohon kekuatan dariNya.
“Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” Matius 7: 13-14