Siapa mau menderita?

“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” Filipi 1: 29

Siapa mau menderita? Pertanyaan aneh yang sudah dapat dipastikan jawabnya. Tidak ada seorang pun yang mau menderita. Apalagi dalam merayakan Natal, banyak yang memilih untuk bergembira dan berpesta sekalipun tidak mengerti makna hari istimewa itu. Mereka yang menyadari arti Natal pun kelihatannya memilih untuk merayakan Natal semeriah dan semewah mungkin, sekedar berusaha untuk membuat kenangan yang tidak mudah terlupakan selama mereka masih hidup.

Hari Natal yang pertama sungguh berbeda dengan hari Natal di zaman ini. Pada waktu Yesus dilahirkan, keadaan disekelilingnya sangat sederhana, untuk tidak dikatakan prihatin. Yesus dilahirkan di kandang hewan dan ditidurkan dalam sebuah palungan. Tidak di sebuah rumah sakit atau gedung mewah. Tetapi kelahiran yang terlihat hina di mata manusia itu memang direncanakan Allah, agar semuanya membawa kenangan yang tidak bisa terlupakan di segala zaman.

Kelahiran seorang Juruselamat yang merupakan kedatangan Tuhan untuk menebus dosa manusia, adalah sesuatu yang sulit dipercaya manusia. Berbeda dengan pesta-pesta Natal yang diadakan nanusia di seluruh dunia, yang berita atau fotonya bisa disebarkan dan dipantau dari seluruh dunia lewat berbagai media. Kelahiran Tuhan di dunia yang sederhana adalah tanda kebesaran kasih Tuhan kepada manusia di dunia. Sebaliknya, perayaan dan acara Natal yang sekarang ada, seringkali adalah tanda kebesaran dan kepentingan manusia.

Kelahiran Yesus sebenarnya bisa terjadi dalam suasana yang nyaman dan bahkan mewah, sama dengan dan bahkan lebih mewah dari perayaan Natal apapun yang dilakukan manusia di zaman ini. Tetapi, kelahiran Yesus dalam suasana prihatin itu adalah permulaan dari pengurbanan dan penderitaan Anak Allah di dunia untuk menebus dosa manusia yang berdosa. Sekali pun hal ini adalah sulit untuk diterima oleh pikiran manusia, kepada orang-orang yang dipilihNya Tuhan sudah memberi pengertian akan hal itu.

Ayat di atas menjelaskan bahwa mereka yang sudah dikaruniai kepercayaan atau iman kepada Yesus, juga diberi karunia tambahan, yaitu untuk bisa menderita bagi Dia. Ini berarti bahwa seperti Yesus, kita yang sudah terpilih menjadi umatNya kemudian akan mampu menghadapi penderitaan dunia dalam menjalani hidup ini untuk membesarkan namaNya. Lebih dari itu, sebagai pengikut Kristus, kita tidak lagi tertarik untuk mencari kebahagiaan duniawi yang semu, tetapi kebahagiaan abadi didalam Dia.

Mengikut Kristus tidak berarti bahwa hidup kita di dunia ini akan dipenuhi kemewahan, kenyamanan, kesuksesan dan kemegahan. Sebaliknya, untuk sebagai anak-anak Tuhan kita seringkali menghadapi tantangan, kesedihan, kekurangan, kesepian dan masalah. Sebagai pengikut Yesus kita juga bisa merasakan dan meringankan penderitaan orang-orang di sekitar kita. Hanya karena kasih Tuhan, semua hal yang kurang nyaman itu justru akan membawa kita lebih dekat kepadaNya.

Pagi ini, marilah kita meneliti hidup kita, terutama dalam menantikan datangnya hari Natal. Mungkin kita sudah bisa merasakan adanya karunia iman kepada Yesus. Tetapi apakah kita juga merasakan adanya karunia untuk menderita bagi kemuliaanNya?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s