“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Roma 3:23-24
Hari ini adalah hari terakhir saya di Vancouver dan malam ini saya akan terbang kembali ke Australia. Selama dua minggu di benua Amerika, saya sudah menikmati suasana Natal yang ada, yang umumnya lebih meriah dan lebih megah dari apa yang ada di Australia. Memang tradisi perayaan Natal di musim dingin, seperti yang diungkapkan dalam berbagai lagu dan film, hanya terlihat di belahan utara bumi karena dibelahan selatan musim panas sedang berlangsung.
Musim dingin memang bisa membuat suasana Natal menjadi lebih indah, tetapi itu hanya bisa dirasakan mereka yang punya tempat tinggal yang baik, dengan perapian atau penghangat ruangan. Bagi mereka yang tidak mempunyai keluarga dan hidup di jalanan, musim dingin terasa kejam.
Kepincangan sosial memang ada di negara mana pun, tetapi bisa menimbulkan pertanyaan: Apakah Tuhan itu adil? Bagaimana mungkin orang yang jahat atau curang bisa hidup enak, sedangkan orang yang baik dan jujur sering hidupnya sengsara? Mengapa diantara orang-orang yang kita kenal dari kecil ada yang hidupnya enak dan ada pula yang sakit-sakitan dan bahkan mati muda?
Keadilan Tuhan memang sulit dimengerti manusia. Apalagi untuk mereka yang merasa sudah berusaha untuk hidup baik dan banyak menolong sesama manusia tetapi ternyata kemudian mengalami musibah. Memang kalau dilanjutkan, ada juga yang bertanya mengapa mereka yang hidupnya baik dan banyak menolong sesama manusia tidak akan memperoleh keselamatan tanpa melalui Yesus. Berarti Tuhan itu tidak adil, itu kata mereka.
Ayat diatas menyatakan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan Tuhan; mereka semuanya patut menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Sejak manusia jatuh kedalam dosa, mereka sudah dihukum dengan hidup berat dan kematian (Kejadian 3: 17-19). Kemarahan Tuhan yang Maha Suci tidak dapat dipadamkan oleh manusia dengan perbuatan baik apapun.
Kedatangan Yesus ke dunia pada hari Natal adalah sesuatu yang sungguh menakjubkan, jika manusia mempunyai pikiran yang sehat. Mengapa Tuhan yang dikatakan Maha Adil itu perlu untuk menyusahkan diri, datang ke dunia dan menderita untuk menyelamatkan manusia yang seharusnya mati? Memang jika kita dengan sejujurnya mengharapkan keadilan Tuhan, kita tidak bisa mendapat kemungkinan untuk tetap hidup dalam kemurahanNya.
Kenyataan bahwa Tuhan itu sangat mengasihi manusia dan juga maha adil ditunjukkan dengan kedatangan Kristus ke dunia yang dengan kematianNya sudah memenuhi tuntutan keadilan Ilahi. Mereka yang merasa Tuhan itu tidak adil seharusnya tidak mempunyai harapan masa depan, karena jika Tuhan hanya Maha Adil dan tidak Maha Kasih, Ia tidak perlu memberi kesempatan bagi mereka yang percaya untuk dibenarkan dalam Yesus Kristus.
Satu hal yang perlu kita sadari adalah Tuhan yang Maha Adil dan Maha Kasih adalah juga Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Ia dengan kuasa dan kebijaksanaanNya tetap berhak untuk menentukan siapa saja yang mendapat panggilan keselamatan. Ia juga yang menentukan apa yang boleh terjadi dalam hidup manusia, termasuk anak-anakNya.
Memang jalan pikiran Tuhan itu tidak dapat kita mengerti sepenuhnya selama kita masih hidup di dunia ini, tetapi hidup kita akan lebih terasa ringan jika kita percaya bahwa keadilanNya dan kasihNya tidak dibatasi oleh keadaan kita pada saat ini. Ia yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana pastilah bisa dan mau terus membimbing dan menguatkan kita hingga tiba saatnya kita berjumpa dengan Nya muka dengan muka.
“Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.” 1 Korintus 13: 12