Tahun baru, rencana baru

“Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.” Amsal 16: 9

Menjelang tahun baru, persiapan untuk pesta tutup akhir tahun sudah dilakukan berbagai kota besar di Australia. Tiga kota terbesar, Sydney, Melbourne dan Brisbane, biasanya menampilkan pesta kembang api besar-besaran untuk menandai datangnya tahun baru. Tahun baru, walaupun hanya bagian perhitungan hari, dianggap sesuatu yang penting untuk dirayakan dan disambut dengan gembira.

Tahun yang lama akan berlalu dan tinggal menjadi kenangan, baik kenangan manis maupun kenangan pahit. Memang hidup manusia itu penuh dinamika, tetapi dalam memasuki tahun baru ini semua orang tentunya berharap agar mereka dapat memperoleh apa yang lebih baik dari tahun yang telah lewat. Satu dengan yang lain orang saling menyampaikan harapan baik untuk masa depan di tahun yang baru.

Tahun yang baru biasanya diisi dengan harapan, tetapi untuk itu orang biasanya perlu untuk membuat rencana untuk berbuat sesuatu dan melaksanakan tindakan yang dibutuhkan. Bagi semua orang, Kristen maupun bukan Kristen, apa saja yang penting untuk dilakukan pada tahun yang baru selalu harus dipikirkan baik-baik. Tetapi ayat diatas menunjukkan bahwa Tuhanlah yang pada akhirnya menentukan apa yang terjadi. Jika demikian, mengapa pula kita harus memikirkan apa yang harus kita lakukan?

Alkitab dalam ayat-ayatnya sering membahas dua posisi manusia yang ekstrim. Pada satu posisi, manusia yang adalah mahluk yang dikaruniai kemampuan untuk mengatur hidup mereka sendiri. Tuhanlah yang menetapkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan manusia akan membawa hasil sesuai dengan apa yang dikerjakan. Mereka yang berbuat baik ataupun buruk akan mendapat hasil yang setimpal. Pada posisi yang lain, manusia adalah mahluk yang harus tunduk kepada Tuhan, dan karena itu Tuhanlah yang sebenarnya ada di balik semua tindakan manusia. Manusia merencanakan, berbuat dan memperoleh hasil, baik ataupun tidak baik, seperti yang dihendaki Tuhan.

Kedua posisi ekstrim diatas sudah tentu bukanlah apa yang selalu terjadi, walaupun ada contoh-contoh dalam Alkitab tentang keduanya. Tetapi, apa yang disukai Tuhan sebenarnya adalah kemauan anak-anak Tuhan untuk mengambil inisiatif, membuat rencana-rencana serta menjalankannya sesuai dengan apa yang dikehendakiNya, yaitu untuk mengasihi dan memuliakan nama Tuhan serta mengasihi sesama manusia, setiap saat dan dalam keadaan apapun. Di luar kedua hukum kasih ini, apa yang kita perbuat atau tidak perbuat adalah dosa, dan kita sendirilah yang harus bertanggung jawab.

Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana dan Maha Kasih sudah tentu adalah Tuhan yang berdaulat. Ia mempunyai rancangan untuk seisi bumi dan bahkan untuk sejagad raya, yang hanya diketahui diriNya sendiri. Semua rancanganNya akan terjadi, terlepas dari apa yang diperbuat manusia.

Manusia seringkali heran melihat apa yang terjadi dalam hidup mereka atau hidup orang lain. Seringkali hal yang buruk terjadi pada orang yang baik, dan hal yang baik terjadi pada mereka yang jahat. Manusia yang pada hakikatnya jahat tidak dapat mengerti apa yang direncanakan Tuhan, tetapi mereka harus sadar bahwa Tuhan bukanlah Tuhan yang kejam dan semena-mena, tetapi adalah Tuhan yang pada hakikatnya adalah kasih.

Pagi ini, dalam menyambut tahun baru, marilah kita mau memikir-mikirkan jalan kehidupan kita agar kita bisa menjalaninya sesuai dengan hukum kasihNya, tetapi juga mau menerima kenyataan bahwa apapun yang akan terjadi Tuhanlah yang menentukan segalanya untuk kebaikan kita.

“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.” Amsal 16: 3

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s