Apa yang bisa aku lakukan?

Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.” Markus 5: 28

Apa yang bisa aku lakukan? Pertanyaan ini sering muncul pada seseorang yang dalam kesulitan yang besar. Dalam situasi yang sangat mendesak, in desperation, orang menjerit: what can I do?

Jika kita berada dalam keadaan yang sedemikian dan tidak ada siapapun yang bisa menolong kita, mungkin jeritan kita adalah sia-sia belaka. Sekalipun ada banyak orang disekitar kita, kita mungkin merasa bahwa semua persoalan yang ada hanya bisa kita hadapi seorang diri, dan karena itu kita mungkin tidak bisa mengharapkan jawaban orang lain atas seruan kita. Sebagai manusia biasa, layaklah kita merasa tak berdaya.

Dalam Markus 5: 25-28 diceritakan adanya seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita sakit pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai-sampai semua uangnya habis, tetapi itu sama sekali tidak ada hasilnya. Malahan, keadaannya makin memburuk. Apa lagi yang harus diperbuatnya? Rasa putus asa mulai mengisi hidupnya: uang habis, tidak ada jalan keluar, dan tidak ada harapan.

Kelihatannya perempuan itu berada dalam keadaan kritis, baik secara jasmani maupun rohani. Tetapi Tuhan itu maha kasih, Ia selalu bersedia menolong orang-orang yang dikasihiNya. Dalam keadaan yang berat, Tuhan memberikan satu berkat yang selalu ada didalam hati orang yang mengakui kuasaNya: Iman.

Perempuan itu sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, dan ia percaya bahwa sekalipun orang lain tidak bisa menolong, Yesus pasti bisa. Maka di tengah-tengah orang banyak yang tidak bisa menolongnya, ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Seketika itu juga ia disembuhkan. Sekalipun dunia tak bisa diharapkan, Tuhan tetap ada sebagai penolong orang yang percaya. Kisah nyata yang indah, tetapi mengapa Yesus mau menolong perempuan itu?

Sebagai manusia, Yesus pun mengalami pergumulan yang serupa. Dalam injil Lukas 22: 41-45, tertulis bahwa Yesus bergumul dalam doa di taman Getsemani menjelang penyalibanNya. Ia merasa takut dan tidak ada seorangpun yang bisa menolongnya. Murid-murid yang dikasihiNya hanya bisa berduka dan tidur. Tetapi apa yang dilakukan Yesus membawa kekuatan yang baru. Ia berdoa:

“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Lukas 22: 43

Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Di dalam keadaan yang berat, Allah menyatakan kasihNya pada waktu yang tepat.

Pagi ini, jika kita merasa masygul karena berbagai persoalan, marilah kita yakin bahwa Yesus adalah Tuhan kita yang maha pengasih. Maha Pengasih adalah salah satu sifat hakiki Tuhan (1 Yohanes 4: 8). KasihNya sungguh besar kepada semua orang, terutama kepada mereka yang beriman kepadaNya. Lebih dari itu, sebagai manusia tidak berdosa yang sudah mengalami penderitaan di kayu salib, Ia sudah memberi teladan bahwa jika kita menyerahkan semua kesulitan kita kepada Tuhan, kita akan lebih dapat merasakan kasihNya dalam hidup kita.

“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” Roma 5: 3-5

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s