Tidak ada waktu?

Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Lukas 10: 41-42

Apakah dengan kemajuan teknologi manusia bisa mengurangi kesibukannya? Logisnya memang begitu, karena banyak kemudahan dan kenyamanan yang diperoleh melalui kemajuan elektronik, komputer dan internet, dan juga karena kemajuan teknik lainnya. Kalau dulu mengirim kabar harus melalui surat yang perlu beberapa hari untuk mencapai tujuannya, sekarang dengan email dan SMS seseorang bisa mengirimkan kabar dalam beberapa detik saja. Dengan adanya mobil orang tidak perlu berkuda berhari-hari untuk pergi ketempat yang jauh; dan bahkan dengan pesawat jet, orang bisa menempuh jarak 1000 km dalam waktu sejam saja.

Sungguh aneh bahwa ditengah kemajuan yang ada, ternyata manusia tidak juga berkurang kesibukannya. Dengan adanya internet, orang justru bisa kewalahan untuk membaca dan membalas email, SMS, dan WA. Memang dengan berbagai penemuan yang baru, orang seakan berlomba untuk membeli dan memakainya, sehingga mereka seringkali kehabisan waktu karena terlalu banyak mengerjakan hal- hal yang kurang perlu, dan juga menguatirkan dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, persis seperti Marta.

Ketika itu Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan, dan mampir di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Kalau saudara Marta, Maria, memilih untuk duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan Yesus, Marta sibuk melayani. Marta menjadi marah karena Maria tidak mau membantunya. Marta mungkin merasa bahwa ia mengerjakan sesuatu yang sangat penting yaitu menjamu Yesus dan mengira bahwa Maria tidak peduli akan hal itu.

Banyak renungan yang membahas soal Marta dan Maria sebagai dua jenis orang Kristen. Yang satu adalah seperti Maria yang mementingkan Firman, dan yang lain seperti Marta, mementingkan kesibukan duniawi. Tetapi mungkin juga dapat dibayangkan bahwa dalam hidup kita, karakter Marta dan Maria itu sering kita rasakan silih berganti. Ada kalanya kita ingin menjadi Maria, duduk berdiam dekat kaki Yesus, tetapi sering juga tugas, tekanan kehidupan dan godaan dunia membuat kita bertingkah-laku seperti Marta.

Sebagai Maria mungkin kita merasa bahwa mendengarkan suara Tuhan itu lebih penting dan percaya bahwa masih ada waktu untuk mengerjakan hal-hal lain sesudahnya. Sebagai Marta kita mungkin merasa bahwa ada terlalu banyak hal yang harus dikerjakan saat ini, dan karena itu mendengarkan suara Tuhan bisa dilakukan belakangan, kalau masih ada waktu.

Berapakah waktu yang sebenarnya kita punyai? Semua orang hanya mempunyai 24 jam sehari, dan 8 jam setidaknya dipakai untuk beristirahat. Tidak banyak. Jika kita tidak bisa meluangkan waktu untuk mendengarkan suara Tuhan, waktu yang ada akan hilang dengan cepat. Umur manusia juga tidak panjang; jika kita menunda-nunda untuk hidup untuk Kristus, kesempatan kita juga akan hilang.

“Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.” Mazmur 90: 10

Pagi ini, pertanyaan untuk kita adalah apakah kita selalu punya waktu untuk Tuhan. Hari ini dan dalam hidup kita. Tuhan sudah memberi waktu dan kesempatan kepada kita. Sebagai umatNya, kita harus bijaksana dalam memakai waktu yang masih ada.

“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” Mazmur 90: 12

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s