“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5: 16
Renungan hari ini mungkin merupakan hal yang agak tajam untuk sebagian orang Kristen. Tetapi firman Tuhan memang seperti pedang bermata dua (Ibrani 4: 12).
Jika kita membaca koran, menonton TV, ataupun meneliti berita internet, kita bisa menemui berbagai iklan menarik dan berbagai berita yang tidak berbentuk iklan tapi sebenarnya juga dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumer suatu produk. Juga di berbagai media kita bisa membaca, hampir setiap hari, berbagai berita yang tidak benar atau setengah benar yang berusaha membuat sensasi.
Dalam kalangan Kristen pun, ada orang-orang yang berusaha mengabarkan injil dengan membuat sensasi secara langsung maupun tidak langsung, menggunakan berbagai ilustrasi yang dikaitkan dengan ayat-ayat Alktab dan pengalaman pribadi untuk memikat perhatian jemaat. Khotbah minggu dan renungan semacam ini sering membawa kesan bahwa apa yang disampaikan benar terjadi atau akan terjadi, tetapi sebenarnya hanya dipakai “bumbu” untuk membuat “sajian” terasa lebih enak. Itu karena ada banyak orang yang mudah terpukau oleh kata-kata indah sekalipun kurang bermakna.
“Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.” 2 Timotius 4: 4
Memang orang di dunia cenderung menekankan bahwa hasil lebih penting dari usaha, dan hasil akhir sering menghalalkan cara. Untuk mencapai hasil baik, manusia sering menggunakan segala cara, entah itu berupa kepura-puraan, bohong, ataupun ketidak jujuran. Tetapi, apa yang diajarkan Yesus selama Ia berada di dunia adalah satu prinsip etika yang benar yang harus kita pegang: Bahwa apapun yang kita perbuat haruslah bisa membuat nama Tuhan dibesarkan dalam segala situasi. Manusia harus mempertanggung jawabkan apa saja yang diperbuatnya.
“Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.” Roma 14: 12
Dunia mengajarkan etika situasi, yang bisa berubah-ubah menurut situasi dan kondisi. Sejarah membuktikan bahwa orang Kristen pernah memakai cara-cara yang keji demi nama Tuhan. Tetapi firman Tuhan tidak pernah berubah: apa yang salah tidak akan berubah menjadi benar dan apa yang palsu tidak dapat mendukung kebenaran.
Pagi ini, pertanyaan yang sulit dijawab adalah: Dapatkah kita berbuat baik melalui perbuatan yang kurang baik? Bolehkan kita memakai cara yang tidak benar asal tujuannya baik? Firman Tuhan diatas secara tegas mengatakan bahwa sebagai orang Kristen kita harus menyinarkan terang kebenaran dalam masyarakat agar nama Tuhan dipermuliakan. Apa yang kita perbuat dalam hidup sehari-hari, baik di kantor, di sekolah, di rumah maupun di gereja haruslah berdasarkan kesadaran bahwa Tuhan harus dipermuliakan baik dalam cara kita bekerja maupun dalam apa yang kita hasilkan.
“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.” 1 Tesalonika 5: 21-22
Puji Tuhan. Renungan yg menohok. Trmksh pak.
Semoga sbgai org Kristen kita bs sllu memancarkan kemuliaan Tuhan dlm stiap kehidupan kita. Amin
SukaSuka
Terima kasih untuk Tuhan saja…semoga kita selalu dikuatkan Dia
SukaDisukai oleh 1 orang