Ada suatu kesia-siaan yang terjadi di atas bumi: ada orang-orang benar, yang menerima ganjaran yang layak untuk perbuatan orang fasik, dan ada orang-orang fasik yang menerima pahala yang layak untuk perbuatan orang benar. Aku berkata: “Inipun sia-sia!” Pengkhotbah 8: 14
Suatu pertanyaan bagi banyak orang yang hidup di dunia ini adalah soal keadilan sosial. Jika seorang mau melihat keadaan di sekitarnya, ia akan bisa melihat bahwa ada banyak ketimpangan keadaan dimana-mana. Ada banyak orang yang hidup menderita karena mereka tidak dapat memperoleh pekerjaan yang layak. Mungkin bukan karena kesalahan mereka jika begitu banyak orang yang harus bersaing untuk jumlah pekerjaan yang tidak cukup. Sebaliknya, ada orang-orang yang berkedudukan tinggi yang sebenarnya tidak pantas untuk menjabat, bukan saja karena kurangnya prestasi, tetapi juga karena berbagai hal yang tidak baik yang dilakukan mereka. Mengapa Tuhan membiarkan hal itu?
Pertanyaan ini adalah pertanyaan klasik yang sudah ada sejak dulu. Pertanyaan yang sama dilontarkan oleh penulis kitab Pengkhotbah. Ia membandingkan mereka yang hidupnya jujur dan baik dengan orang-orang lain yang tidak jujur dan jahat, dan Ia melihat ketidakadilan.
Tuhan seolah membiarkan ketimpangan terjadi di dunia ini. Menurut cara berpikir manusia, adalah mudah bagi Tuhan untuk meyakinkan manusia kepada kebesaranNya di dunia: dengan memberi hidup sengsara kepada orang jahat dan hidup nyaman kepada orang baik. Ini memang juga diajarkan oleh sebagian hamba Tuhan, bahwa Tuhan selalu memberi kesuksesan dan kelimpahan kepada orang yang benar.
Walaupun demikian, pandangan sedemikian tidak dapat dipertahankan setidaknya karena beberapa hal:
- Alkitab menunjukkan bahwa belum tentu orang yang mengasihi dan dikasihi Tuhan mempunyai hidup yang selalu mulus.
- Dalam sejarah manusia, banyak orang Kristen yang dianiaya karena iman mereka.
- Dunia ini sudah jatuh kedalam dosa sehingga seringkali manusia tergoda untuk menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
- Dalam kenyataannya, tidaklah ada orang yang baik di hadapan Tuhan. Semua manusia sudah berdosa dan tidak patut mendapat perlakuan istimewa dari Tuhan.
- Tuhan yang maha kuasa adalah Tuhan yang berhak memberi apa yang sesuai dengan kehendakNya.
Bagaimana manusia bisa mengeluh bahwa Tuhan itu tidak adil jika seisi dunia ini melalui dosa Adam dan Hawa sudah memilih untuk menjauhkan diri dari bimbinganNya? Salahkah Tuhan ketika Ia mengusir mereka dari taman Firdaus?
Pagi ini kita harus sadar bahwa karena kesalahan manusia sendiri, hidup ini menjadi berat (Kejadian 3: 17-18). Dengan itu, manusia pun bertambah jauh dari Tuhan dan bahkan tidak mempercayai adanya Tuhan yang tetap berkuasa atas mereka. Tetapi kematian dan kebangkitan Kristus adalah bukti nyata bahwa Tuhan masih tetap berkuasa atas dunia dan bahkan Ia sudah mengalahkan kuasa iblis. Bagi mereka yang percaya kepada Yesus, keadilan Tuhan pada saatnya akan dinyatakan.
“Ia tidak membiarkan orang fasik hidup, tetapi memberi keadilan kepada orang-orang sengsara; Ia tidak mengalihkan pandangan mata-Nya dari orang benar, tetapi menempatkan mereka untuk selama-lamanya di samping raja-raja di atas takhta, sehingga mereka tinggi martabatnya.” Ayub 36: 6-7
Sering manusia cari keadilan d dunia, tp kdang seolah tak ditemukannya dan llu mulailah mnyalahkan Tuhan. Itulah manusia, mnusia yg tdk menyadari bhwa hidup d dunia yg tlah rusak. Jika mnusia menyadari btul ttg kedaulatan Tuhan, sy ykin apapun situasi yg trjdi sy ykin kita tdk akan sembarangan mnyalahkan Tuhan Yang Mahaadil itu.
Trmksh atas renungan2 Anda yg sllu memberkati. Smoga hr Anda menyenangkan jg.
SukaSuka