“Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” Filipi 4: 8
Di berbagai negara, orang Kristen merayakan Paskah, hari kebangkitan Kristus. Ada sebagian yang menyebutkannya sebagai Easter celebration atau Passover celebration, tetapi semuanya mempunyai maksud yang sama: merayakan Kristus yang sudah menang atas maut. Perayaan ini seharusnya adalah lebih penting dari perayaan Natal, karena kebangkitan Kristus itulah yang membuat iman kita tidak sia-sia (1 Korintus 15: 14, 17).
Setelah kita merayakan Paskah pada hari Minggu, penduduk beberapa negara masih mempunyai satu hari libur tambahan yaitu hari Senin Paskah atau Easter Monday. Tetapi, di Indonesia orang kembali bekerja pada hari Senin sesudah Paskah. Hidup kembali berjalan seperti biasa.
Hidup yang kembali normal umumnya berarti menjalankan tugas sehari- hari seperti biasa. Mereka yang bekerja di kantor, pabrik, sekolah, universitas, dan gereja dan juga yang bekerja di rumah, harus menghadapi segala hal rutin dan tidak rutin, yang harus diselesaikan. Segala cara hidup yang sudah biasa dilakukan, harus dijalankan seperti sebelumnya. Dunia berputar dan tidak ada yang berubah. Benarkah?
Kebangkitan Kristus sebenarnya adalah suatu hal yang tidak masuk akal untuk ukuran manusia. Manusia sudah seharusnya mati pada saatnya, dan kematian itu merupakan akhir segalanya. Yesus merubah persepsi yang salah itu dengan menyatakan bahwa kematian tubuh adalah permulaan segala yang indah dan baik bagi mereka yang percaya. Selain itu, hidup baru di dalam Kristus bisa dimulai di dunia, setelah kita mengerti apa arti kematian dan kebangkitanNya.
Apa arti kematian dan kebangkitan Kristus dalam hidup sehari-hari? Mati dalam Kristus, seperti yang Paulus tulis dalam Filipi 4: 8, adalah menanggalkan cara hidup yang lama, yang menggantungkan diri pada hal-hal yang serupa sampah (atau kotoran binatang dalam bahasa Yunani). Mungkin itu berupa cara hidup atau bekerja yang kurang jujur, tingkah laku yang kurang sopan, kecintaan akan kesenangan duniawi, dan pikiran yang dipenuhi hal-hal yang tidak patut.
Pagi ini kita diingatkan bahwa perayaan Paskah itu bukan hanya sekali setahun, tetapi sesuatu yang harus kita rayakan dan rasakan setiap hari dan setiap saat. Kemenangan Yesus atas kuasa dosa harus dapat menjadi nyata dalam hidup kita!
“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4: 8
Mksh renungan yg reflektif skli pak Andreas. Kiranya kita smua bs merenungkan dg sungguh mkna kmenangan Kristus itu.
Yah, tp faktanya Paskah msh tdk semeriah Natal, krn slain dipringati scra tradisi, maknanya jg beda, satunya mungkin lahir, satu lg bangkit…satunya trkesan bahgia, satunya lg trkesan sdih/terharu
SukaDisukai oleh 1 orang